<p>Ilustrasi hacker. / Pixabay</p>
Tren Ekbis

PermataBank Blokir Rekening Mencurigakan Usai Dugaan Pembobolan Dana RDN RHB Sekuritas

  • Tanpa menunggu lama, pihak Bank Permata langsung mengambil langkah strategis untuk mencegah kerugian lebih besar. Rekening milik PT Beatrix langsung diblokir, dan layanan RDN milik RHB Sekuritas pun sementara ditangguhkan untuk alasan keamanan.

Tren Ekbis

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA — Dunia perbankan kembali dikejutkan oleh kabar dugaan pembobolan rekening nasabah. Kali ini, PT Bank Permata Tbk atau yang lebih dikenal sebagai PermataBank, mengonfirmasi bahwa telah terjadi percobaan pembobolan rekening atau fraud attempt yang menimpa salah satu nasabah korporasi mereka, yakni RHB Sekuritas Indonesia.

Kejadian tersebut diperkirakan berlangsung pada hari Sabtu, 26 Juli 2025, sekitar pukul 11.00 hingga 15.00 WIB. Berdasarkan informasi awal yang diterima, aksi ini melibatkan transaksi debit mencurigakan dari beberapa rekening Dana Nasabah (RDN) milik RHB Sekuritas, yang ditujukan ke rekening atas nama PT Beatrix Battery Indonesia (PT Beatrix).

Setelah dana masuk ke rekening PT Beatrix, pelaku langsung melakukan aksi lanjutan dengan mentransfer dana keluar melalui platform digital Permata E-Business. Untungnya, tim IT Bank Permata dengan sigap mendeteksi adanya aktivitas tidak wajar ini.

Tindakan Cepat dari PermataBank

Tanpa menunggu lama, pihak Bank Permata langsung mengambil langkah strategis untuk mencegah kerugian lebih besar. Rekening milik PT Beatrix langsung diblokir, dan layanan RDN milik RHB Sekuritas pun sementara ditangguhkan untuk alasan keamanan.

“Kami telah berkoordinasi langsung dengan pihak RHB Sekuritas untuk menangani kejadian ini secepat mungkin,” ujar perwakilan Bank Permata dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 28 Juli 2025. 

PermataBank juga menyampaikan bahwa saat ini proses investigasi internal sedang berjalan guna mengungkap detail dari insiden fraud attempt tersebut. Bank berkomitmen akan terus memperbarui informasi kepada pihak-pihak terkait, khususnya regulator, begitu hasil investigasi tersedia.

Kolaborasi Jadi Kunci Penanganan Fraud

Langkah cepat dan koordinasi yang baik antara Bank Permata dan RHB Sekuritas menjadi bukti bahwa penanganan risiko keamanan digital dalam dunia perbankan dan pasar modal membutuhkan sinergi semua pihak.

PermataBank juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik dari seluruh pihak pengawas dalam menangani dan mengantisipasi risiko lanjutan.

Baca Juga: 

Fenomena Fraud Attempt dalam Industri Perbankan

Kejadian ini seakan mengingatkan kembali bahwa kejahatan siber di dunia perbankan makin berkembang dan harus diwaspadai. Berikut ini beberapa bentuk umum fraud attempt yang sering terjadi di industri perbankan:

  1. Phishing dan Smishing
    Modus ini menggunakan email, SMS, atau tautan palsu yang terlihat seperti berasal dari institusi resmi untuk mencuri informasi pribadi atau kredensial login nasabah.
  2. Social Engineering
    Pelaku berpura-pura menjadi petugas bank atau perusahaan lain yang terpercaya, lalu memanipulasi korban agar memberikan informasi sensitif seperti PIN, OTP, atau password.
  3. Account Takeover
    Penjahat dunia maya meretas akun bank digital nasabah menggunakan data yang dicuri (misalnya lewat kebocoran data di platform lain), lalu menguras dana yang tersedia.
  4. Fraudulent Transfers
    Dalam kasus seperti yang dialami oleh RHB Sekuritas, pelaku melakukan transfer dana tidak sah dari rekening korban ke rekening tertentu yang mereka kendalikan.
  5. Malware dan Keylogger
    Jenis kejahatan siber ini menggunakan program jahat yang diinstal di perangkat korban untuk mencuri informasi login saat pengguna mengakses layanan perbankan digital.

Tips Menghindari Kejahatan Siber di Perbankan

Agar tidak menjadi korban, ada beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan oleh nasabah, baik individu maupun institusi:

  • Rutin mengganti password dan tidak menggunakan kombinasi yang mudah ditebak.
  • Jangan pernah membagikan OTP, PIN, atau password kepada siapa pun, bahkan yang mengaku dari pihak bank.
  • Gunakan fitur keamanan tambahan seperti two-factor authentication.
  • Hindari mengakses layanan perbankan digital melalui jaringan WiFi publik.
  • Periksa riwayat transaksi secara berkala untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan sejak dini.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi seluruh pelaku industri, termasuk nasabah, untuk selalu waspada dan proaktif menjaga keamanan data dan transaksi finansial. Bank dan institusi keuangan memiliki tanggung jawab besar untuk terus memperkuat sistem keamanan siber mereka di tengah maraknya ancaman digital yang makin kompleks.