1000453648.jpg
Tren Ekbis

Perlukah UMKM Kasih Diskon Besar untuk Dongkrak Penjualan? Ini Strategi yang Lebih Sehat

  • Diskon itu strategi, bukan obat mujarab. Harus direncanakan. Kalau asal banting harga tanpa hitung biaya produksi, bisa rugi. Bahkan kalau laris pun bisa tekor

Tren Ekbis

Debrinata Rizky

JAKARTA – Di tengah persaingan makin ketat, banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berlomba menarik pembeli dengan diskon besar. Potongan harga sering dijadikan “jurus pamungkas” untuk menggenjot omzet.

Namun menurut Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesioa (Akumandiri), Hermawati Setyorinny kemasan menarik hanyalah entry point atau awal sehingga bukan jaminan omzet melejit.

"Orang sekarang beli itu pakai mata dulu. Kadang enggak niat beli, tapi begitu lihat tampilannya menarik, langsung penasaran dan akhirnya beli. Tapi itu baru awal. Yang bikin orang repeat order itu rasa, kualitas, legalitas, dan harga," ujar Hermawati kepada TrenAsia.id pada Kamis, 10 Juli 2025.

Diskon Itu Penting, Tapi Harus Tepat

Hermawati menegaskan, diskon bukan hal terlarang. Banyak UMKM memang perlu memberi promo harga untuk menarik pembeli baru, menghabiskan stok lama, atau memicu pembelian lebih banyak di musim sepi.

“Tapi diskon itu strategi, bukan obat mujarab. Harus direncanakan. Kalau asal banting harga tanpa hitung biaya produksi, bisa rugi. Bahkan kalau laris pun bisa tekor,” katanya.

Ia menganjurkan pelaku UMKM lebih cermat: memilih momen khusus misal akhir tahun, lebaran, hari jadi toko, membatasi kuota promo, atau membuat syarat tertentu seperti minimal pembelian.

Alternatif Strategi Meningkatkan Penjualan

Alih-alih hanya bergantung pada diskon besar, para pelaku UMKM bisa mencoba beberapa strategi berikut:
1. Perbaiki Kualitas Produk
Produk yang bagus bikin pelanggan balik lagi. Keluhan yang berkurang juga menghemat biaya jangka panjang.
2. Tingkatkan Layanan Pelanggan
Respon cepat, ramah, dan sabar menghadapi pertanyaan bisa membuat pembeli nyaman. Bahkan layanan purna jual, seperti konsultasi atau garansi, bisa jadi nilai tambah.
3. Gunakan Media Sosial
Instagram, Facebook, TikTok, dan WhatsApp bisa jadi etalase gratis. Foto produk yang menarik, video kreatif, dan interaksi rutin membuat pelanggan ingat terus.
4. Beri Bonus atau Bundling
Daripada potong harga besar, coba bundling produk (beli 2 gratis 1, atau paket hemat). Ini menjaga margin tapi tetap menarik bagi pembeli.
5. Jajaki Saluran Penjualan Baru
Selain toko fisik, UMKM bisa masuk ke marketplace Shopee, Tokopedia, TikTok Shop atau menggandeng reseller/dropshipper. Juga aktif di bazar atau pameran lokal.

Menghindari Perang Harga

Salah satu risiko diskon besar-besaran adalah memicu perang harga dengan kompetitor. Akibatnya, pasar jadi jenuh, pelanggan cuma menunggu promo, dan semua penjual merugi.

“Yang lebih penting itu bikin pembeli loyal. Kalau sudah loyal, dia nggak gampang pindah ke tempat lain walau harga sedikit lebih mahal,” tambah Hermawati.

Diskon bisa membantu mendongkrak penjualan, menarik pelanggan baru, atau menghabiskan stok. Tapi UMKM perlu bijak menggunakannya. Strategi jangka panjang yang lebih sehat adalah:
- Menjaga kualitas produk
- Memberi layanan yang baik
- Promosi kreatif
- Pemasaran digital yang aktif

Dengan strategi seimbang, UMKM tak hanya jual murah, tapi juga membangun usaha yang berkelanjutan dan sehat. Karena pada akhirnya, pelanggan tidak cuma membeli harga murah, tapi juga pengalaman, cerita, dan kepercayaan.