Screenshot 2025-07-14 144029.png
Tren Inspirasi

Perluas Inklusi dan Literasi, AdaKami Berikan Edukasi Finansial untuk UMKM Papua

  • Banyak dari UMKM Papua yang belum paham perbedaan mendasar antara layanan pendanaan digital resmi (pindar) dengan praktik pinjaman online ilegal (pinjol). Di sinilah peran penting edukasi itu hadir, dan AdaKami hadir untuk mengisi celah tersebut dengan informasi yang akurat dan mudah dipahami.

Tren Inspirasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA — PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung inklusi keuangan di Indonesia. Kali ini, AdaKami ambil bagian dalam gelaran Fintech Lending Days (FLD) 2025 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) di Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Dengan mengusung tema “Menggerakkan Ekonomi Lokal: Sinergi UMKM di Indonesia Timur bersama Pindar”, kegiatan ini menjadi ajang penting untuk mendorong literasi keuangan, khususnya pemahaman masyarakat tentang pendanaan digital (pindar) sebagai solusi pembiayaan yang aman, bertanggung jawab, dan mudah diakses.

Acara ini turut didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta dihadiri berbagai pemangku kepentingan, mulai dari penyelenggara fintech lending (pindar), pelaku UMKM, institusi keuangan, komunitas lokal, hingga kalangan akademisi dari berbagai kampus di Sorong dan sekitarnya.

Mengunjungi UMKM dan Menyerap Aspirasi Pelaku Lokal

Salah satu agenda utama dalam FLD 2025 adalah kunjungan lapangan ke sejumlah UMKM di Sorong. Tujuannya jelas: melihat langsung geliat ekonomi lokal yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian daerah.

Dalam sesi kunjungan tersebut, Direktur Keuangan AdaKami, Valentina Juveline, bersama perwakilan OJK, seperti Indra selaku Direktur Pengawasan Usaha Pembiayaan Berbasis Teknologi, menyambangi pelaku UMKM seperti Sinagi Papua—sebuah usaha lokal yang memproduksi dan memasarkan pangan khas Papua.

“Kami percaya, kolaborasi yang konkret di lapangan seperti ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas secara berkelanjutan,” ujar Valentina melalui pengumuman tertulis yang diterima TrenAsia, Senin, 14 Juli 2025.

Mendorong Akses Pembiayaan Digital Lewat Pindar

Keikutsertaan AdaKami dalam FLD 2025 bukan hanya soal seremonial, tapi juga menyangkut kontribusi nyata dalam memberikan edukasi. 

Lewat berbagai sesi diskusi dan kunjungan ke pelaku usaha seperti Pauwbili—UMKM yang digerakkan oleh Jhony Weinand Dawan, Ketua Asosiasi Nusantara UMK-UMKM se-Papua Barat Daya—AdaKami aktif berbagi informasi tentang pentingnya mengelola pendanaan dengan bijak dan memahami fitur-fitur pelindungan konsumen yang tersedia dalam platform fintech lending.

Dengan pendekatan yang edukatif, AdaKami ingin masyarakat, terutama pelaku usaha dan generasi muda, bisa memilah layanan keuangan digital resmi dengan cermat serta mengelolanya secara bertanggung jawab.

Baca Juga: Pemasok Program MBG Ini Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Pindar Bukan Pinjol: Mengedukasi dari Kampus

Selain menyapa UMKM, AdaKami juga ikut serta dalam sesi edukasi di Universitas Victory Sorong melalui acara bertajuk “Pindar Bukan Pinjol: Cermat Memilah, Cerdas Mengelola.” Sesi ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya literasi keuangan di era digital.

Banyak dari mereka yang belum paham perbedaan mendasar antara layanan pendanaan digital resmi (pindar) dengan praktik pinjaman online ilegal (pinjol). Di sinilah peran penting edukasi itu hadir, dan AdaKami hadir untuk mengisi celah tersebut dengan informasi yang akurat dan mudah dipahami.

Kolaborasi Jadi Kunci Majukan Ekonomi Daerah

Menurut Valentina, kegiatan Fintech Lending Days seperti ini sangat penting untuk memperluas pemahaman masyarakat tentang ekosistem layanan keuangan digital. Ia menyebut bahwa inisiatif seperti FLD 2025 sangat relevan dalam upaya mendorong inklusi keuangan di wilayah Indonesia Timur.

“Kami menyambut baik inisiatif seperti Fintech Lending Days (FLD) 2025 yang memperluas pemahaman masyarakat mengenai layanan keuangan digital. Kolaborasi semacam ini memperkuat peran fintech lending sebagai solusi pembiayaan yang inklusif dan bertanggung jawab, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” kata Valentina.

Komitmen Jangka Panjang AdaKami untuk Indonesia Timur

Partisipasi AdaKami dalam FLD 2025 bukan sekadar bentuk dukungan acara, melainkan cerminan dari komitmen jangka panjang perusahaan untuk memperluas akses pembiayaan digital yang sehat ke seluruh pelosok negeri, termasuk wilayah timur Indonesia yang sering kali terpinggirkan dari pusat arus ekonomi digital.

Melalui pendekatan kolaboratif dengan OJK, AFPI, pelaku UMKM, dan institusi pendidikan, AdaKami percaya bahwa transformasi keuangan digital dapat berjalan seiring dengan pembangunan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Ekosistem Pendanaan Digital yang Inklusif

FLD 2025 menjadi bukti bahwa kolaborasi antara regulator, penyelenggara fintech lending, dan masyarakat bisa menciptakan dampak nyata. Dengan pendekatan edukatif dan dukungan penuh dari berbagai pihak, acara ini menjadi momentum penting dalam membentuk ekosistem pendanaan digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

AdaKami sendiri terus memperkuat perannya sebagai platform yang tak hanya menawarkan solusi keuangan, tapi juga mendorong perilaku keuangan yang bertanggung jawab dan berbasis literasi. Tujuannya jelas: menjadikan layanan fintech lending sebagai jalan keluar bagi masalah pembiayaan, bukan sebagai beban baru.