
Perjuangan Cicit Pendiri Samsung untuk jadi Idol K-Pop
- Meski banyak yang memuji Annie dan menyebutnya sebagai “ratu,” tak sedikit pula yang mengkritik pujian yang diterimanya hanya karena berasal dari keluarga kaya. Annie merupakan cicit dari pendiri Samsung, Lee Byung Chul, karena neneknya, Lee Myung Hee, adalah putri bungsu dari sang pendiri.
Tren Leisure
JAKARTA – Teddy Park telah menjadi sosok berpengaruh di industri K-pop selama hampir tiga dekade. Ia pertama kali dikenal sebagai anggota grup hip-hop 1TYM di bawah YG Entertainment pada era 90-an.
Setelah itu, ia meniti karier sebagai produser utama YG, menciptakan lagu-lagu ikonik untuk 2NE1 dan BLACKPINK, sebelum akhirnya mendirikan label independennya sendiri yang masih terafiliasi dengan YG, yaitu THEBLACKLABEL.
Dilansir dari Allkpop, kini, setelah memperkenalkan grup MEOVV, Teddy bersiap meluncurkan grup campuran pertama dari THEBLACKLABEL bernama ALLDAY PROJECT. Grup ini terdiri dari lima anggota dan dijadwalkan debut resmi pada 23 Juni 2025 lewat single album berjudul Famous.
- GoTo Beri Penghargaan untuk Puluhan Ribu Mitra Pengemudi dan UMKM
- Kembali Digelar! Intip Syarat Masuk PRJ 2025 Secara Gratis
- Duh, Harga Emas Antam Selasa 17 Juni 2025 Ambles Segini
ALLDAY PROJECT telah mencuri perhatian publik berkat formasinya yang mencakup mantan trainee, penari profesional, hingga pewaris keluarga chaebol. Sesuai dengan namanya, grup ini mengusung konsep abadi yang ingin melampaui tren sesaat.
Salah satu anggota grup tersebut menuai beragam reaksi dari publik, yaitu Annie Moon. Annie sempat menjadi perbincangan hangat saat dirumorkan akan debut bersama MEOVV, sebelum akhirnya tidak masuk dalam formasi akhir grup tersebut.
Dilansir dari Koreaboo, meski banyak yang memuji Annie dan menyebutnya sebagai “ratu,” tak sedikit pula yang mengkritik pujian yang diterimanya hanya karena berasal dari keluarga kaya.
Berbeda dengan Bailey, Youngseo, dan Woochan yang sudah dikenal penggemar berkat bakat mereka, sebagian orang menilai bahwa sorotan terhadap Annie lebih disebabkan oleh status sosial dan kekayaannya, bukan karena kemampuannya.
Annie Moon, yang memiliki nama lengkap Moon Seo Yoon adalah seorang model Korea-Amerika yang lahir pada 23 Januari 2002. Meski berasal dari Seoul, ia kemudian pindah ke Manhattan, New York, tempat ia tumbuh besar dan melanjutkan pendidikan di Columbia University.
Annie membawa perpaduan istimewa antara keanggunan, kecerdasan, dan latar belakang keluarga yang berpengaruh.
Dilansir dari J-14, dia menarik perhatian publik bukan hanya karena debutnya sebagai idol, tetapi juga karena latar belakang keluarganya sebagai chaebol generasi keempat. Kakek buyutnya merupakan pendiri Samsung.
Annie merupakan cicit dari pendiri Samsung, Lee Byung Chul, karena neneknya, Lee Myung Hee, adalah putri bungsu dari sang pendiri.
Menurut Forbes, pada tahun 2020 kekayaan bersih Lee Myung Hee diperkirakan mencapai US$840 juta, yang menempatkannya di peringkat ke-42 dalam daftar 50 orang terkaya di Korea Selatan versi majalah tersebut.
Ibunya, Chung Yoo Kyung, saat ini menjabat sebagai Presiden department store mewah Shinsegae. Perusahaan keluarganya, Shinsegae, merupakan salah satu dari tiga jaringan department store terbesar di Korea Selatan, bersanding dengan Lotte dan Hyundai Department Store.
Sementara ayahnya, Moon Sung Wook, pernah menjadi Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan pada 2021-2022.
Debutnya menjadi momen yang penting karena menandai pertama kalinya seorang keluarga chaebol (konglomerat keluarga) terjun ke industri K-pop.
Menempuh pendidikan di Columbia University di New York, menambahkan gelar Ivy League ke dalam daftar prestasinya. Debutnya ini menjadi yang pertama kalinya seseorang dari keluarga chaebol besar memasuki industri K-pop sebagai idol, dan hal ini tentu menjadi sorotan publik.
Dilansir dari Korea JoongAng Daily, Annie mengungkapkan bahwa perjalanannya untuk menjadi seorang penyanyi sempat mendapat penolakan keras dari keluarganya.
“Dulu, saya pernah bertanya santai ke ibu, ‘Gimana kalau aku jadi penyanyi?’ dan dia hanya tertawa, bilang, ‘Itu konyol,’” cerita Moon dalam video perkenalan anggota grup yang diunggah di kanal YouTube Allday Project.
“Namun dua atau tiga tahun kemudian, saya membicarakannya lagi, kali ini dengan serius, dan mengatakan, ‘Aku benar-benar ingin jadi penyanyi.’ Tapi jawaban ibu saat itu, ‘Apa-apaan kamu? Sama sekali tidak boleh.’ Itu jadi momen pertama saya benar-benar merasa patah hati.”
Annie menjelaskan bahwa penolakan sang ibu mencapai puncaknya saat ia memasuki tahun-tahun akhir di SMA. “Akhirnya ibu berkata, kalau aku berhasil masuk universitas, dia akan membantu meyakinkan anggota keluarga yang lain,” ungkapnya.
“Jadi saya benar-benar belajar mati-matian tanpa tidur, dan akhirnya diterima di universitas,” ujarnya.
“Banyak orang meragukan keseriusanku di jalan ini, jadi aku harus berusaha lebih keras untuk membuktikan seberapa besar artinya bagiku,” tutur dia.
“Bahkan hanya sedikit lebih dekat dengan momen debut saja sudah membuatku senang, dan itu memotivasiku untuk terus bekerja keras setiap hari. Sekarang, saatnya kami menunjukkan kepada dunia kemampuan kami.”
Dia juga mengenang awal mula kecintaannya pada musik. “Saat aku berusia tujuh tahun, aku tanpa sengaja menonton video musik ‘Lollipop’ dari 2NE1 dan Big Bang. Rasanya mengejutkan, seperti dunia baru yang terbuka di hadapanku,” kenangnya. “Sejak saat itu, aku tahu aku harus melakukan hal yang sama seperti mereka.”
ALLDAY PROJECT dijadwalkan debut resmi pada 23 Juni 2025 di bawah naungan The Black Label, agensi yang dipimpin produser Teddy, mantan anggota YG Entertainment. Selain Annie, ALLDAY PROJECT terdiri dari lima anggota yaitu Bailey, Tarzzan, Woochan, dan Youngseo.
Respons Pelaku Industri Terhadap ALLDAY PROJECT
Formasi campuran dalam grup ini telah memicu berbagai reaksi, mulai dari skeptis hingga penuh harapan, bahkan sebelum satu lagu pun dirilis. Meski konsep ini terasa baru di tengah pasar K-pop yang sangat tersegmentasi saat ini, grup beranggotakan laki-laki dan perempuan sebenarnya pernah berjaya di industri ini pada masa lalu.
Pada era 1990-an hingga awal 2000-an, grup seperti Roo’Ra, Cool, Sharp, dan Turtles sempat merajai industri dan menjadi nama-nama populer di kalangan masyarakat. Namun sejak dekade 2010-an, grup campuran perlahan menghilang dari arus utama.
Industri K-pop mulai beralih ke format grup yang dipisahkan berdasarkan gender, dengan agensi yang lebih fokus membentuk grup laki-laki atau perempuan saja, yang disesuaikan dengan model bisnis berbasis fanbase.
Saat ini, hanya segelintir grup campuran yang masih bertahan. Koyote, yang debut pada 1998, tetap tampil dengan formasi pria dan wanita. Kard, yang diluncurkan DSP Media pada 2017, menjadi satu-satunya grup idol campuran yang masih aktif. Situasi ini akan berubah dengan hadirnya Allday Project, yang menjadi grup campuran baru pertama dalam delapan tahun terakhir.
Para ahli menyebutkan sejumlah faktor struktural yang menyebabkan meredupnya popularitas grup campuran, seperti perilaku penggemar, keterbatasan konsep, serta tuntutan dari platform media sosial.
“Grup campuran mencapai puncaknya pada era musik dance tahun 1990-an,” ujar kritikus musik Lim Hee-yun pada Senin, 16 Juni 2025, dilansir dari The Korea Herald.
“Saat itu, eksposur publik sangat bergantung pada siaran televisi domestik. Dalam program musik dan variety show, penampilan pria dan wanita bersama, bergantian bernyanyi dan rap, merupakan hal yang lumrah. Format ini cocok dengan kebiasaan menonton keluarga Korea pada masa itu.”
“Tapi sekarang, kita hidup di era multi-platform, di mana kesuksesan sangat bergantung pada keterlibatan penggemar melalui media sosial dan konten berdurasi pendek,” lanjut Lim.
“Model ini lebih efektif jika penggemar bisa memusatkan perhatian hanya pada satu idol. Karena itu, yang lebih banyak muncul adalah grup perempuan atau laki-laki, bukan grup campuran.”
Meski begitu, bukan berarti tidak ada upaya untuk keluar dari pola tersebut.
Sunny Hill sempat debut pada 2007 sebagai grup campuran dengan lima anggota, namun kemudian berubah menjadi grup perempuan setelah satu-satunya anggota pria hengkang. Sementara itu, Kard berhasil menciptakan pasar tersendiri dengan menyasar audiens internasional, yang cenderung lebih menerima format grup campuran.
Lim menduga bahwa THEBLACKLABEL tengah mencoba merambah ceruk pasar yang sama.
“Ini bisa jadi strategi jangka panjang yang menyasar penikmat musik dan penampilan K-pop, bukan hanya mereka yang sekadar ingin mengidolakan satu sosok,” ujar seorang pengamat. “Jika dieksekusi dengan baik, proyek ini bisa memicu perbincangan baru di industri.”
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ALLDAY PROJECT akan menghadapi tantangan besar. Ekosistem penggemar K-pop yang selama ini terbagi berdasarkan gender membuat jalur yang ditempuh grup ini penuh ketidakpastian.
Kesuksesan mereka akan sangat bergantung pada kemampuan untuk melampaui batasan tradisional grup campuran dan membuktikan daya tarik mereka di pasar yang lebih luas.
Pihak THEBLACKLABEL sendiri menyatakan bahwa mereka tidak secara khusus ingin menabrak batas, melainkan mengikuti arah musikalitas. ALLDAY PROJECT dikembangkan “tanpa prasangka,” layaknya tim lainnya, dan arahan kreatifnya tidak terikat oleh kerangka khas K-pop.
Seorang sumber industri dari salah satu agensi besar pun mengungkapkan optimisme yang hati-hati.
“Masalahnya bukan apakah grup campuran pernah ada atau tidak,” ujar sumber tersebut. “Setiap anggota grup ini, terlepas dari jenis kelamin atau tahun debutnya, punya karakter yang kuat. Itu yang membuat mereka menarik.”
- Tarik-Ulur Rencana Moratorium Kenaikan Cukai Rokok
- Harga Sembako di DKI Jakarta Rabu, 18 Juni 2025, Ikan Kembung Naik, Beras Setra I/Premium Turun
- IHSG Dibuka Lesu, Cek Saham yang Naik dan Turun Pagi Ini
“Memang, mengelola grup campuran tidak mudah, dan basis penggemar bisa terpecah. Tapi mungkin itu terjadi karena kita belum pernah melihat contoh yang benar-benar sukses,” lanjutnya.
“Siapa bilang grup campuran tidak bisa berhasil sekarang? Setelah 30 tahun K-pop, band-band mulai kembali. Mungkin kini saatnya grup campuran juga mendapat sorotan.”