<p>Nampak antrian pembelian logam mulia ANTAM di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Tangerang Selatan, Sabtu 19 Juni 2021. Anjloknya harga emas selama sepekan membuat masyarakat berlomba untuk membeli. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Tren Pasar

Perang di Saham ANTM: Asing Jual, Kenapa Ritel Malah Nampung?

  • Saham ANTM anjlok! Investor asing jualan besar-besaran, tapi investor ritel justru ramai menampung. Siapa yang benar?

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham BUMN pertambangan, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau Antam, sedang babak belur dalam tiga hari terakhir. Setelah pekan lalu sempat menikmati euforia singkat, harga sahamnya kini 'terjun bebas' dan terus berada di zona merah.

Pada perdagangan pagi ini, Selasa, 12 Agustus 2025, saham ANTM kembali melemah -1,02% ke level Rp2.910. Pelemahan ini sejalan dengan rekomendasi jual dari analis, namun anehnya, investor ritel justru terlihat ramai-ramai 'menampung' saham ini.

Fenomena pertarungan antara kekuatan jual asing melawan kekuatan beli ritel ini tentu menimbulkan pertanyaan besar: siapa yang akan menang, dan apakah langkah ritel sudah tepat? Mari kita bedah tuntas apa yang sebenarnya sedang terjadi di saham ANTM.

1. Dari Euforia ke Terjun Bebas

Pekan lalu, saham ANTM sebenarnya sempat mengalami penguatan dan menyentuh level tertinggi di Rp3.220 pada Kamis, 7 Agustus. Namun, euforia tersebut tidak bertahan lama dan berbalik arah secara drastis dalam dua hari perdagangan terakhir.

Pada hari Jumat, 8 Agustus 2025, dan Senin, 11 Agustus 2025, saham ANTM selalu ditutup memerah dengan penurunan masing-masing sebesar -1,90% dan -4,85%. Tekanan jual yang masif ini berlanjut hingga pagi ini, menunjukkan sentimen pasar yang sedang sangat negatif.

2. Aksi Jual Masif dari Broker Asing Kemarin

Tekanan utama pada saham ANTM datang dari aksi jual yang dilakukan oleh broker-broker asing. Berdasarkan data broker summary pada perdagangan kemarin, Senin, 11 Agustus 2025, dua broker asing papan atas tercatat menjadi penjual terbesar.

UBS Sekuritas (AK) dan JP Morgan Sekuritas (BK) terpantau menjadi penjual teratas. Keduanya secara kolektif melego saham ANTM senilai total Rp96,1 miliar, menunjukkan adanya aksi lepas saham dalam skala besar dari para investor global.

Aksi jual ini menjadi sinyal kuat adanya sentimen negatif dari para pemain besar asing. Mereka tampaknya melihat adanya risiko atau valuasi yang kurang menarik pada saham ANTM untuk saat ini, sehingga memutuskan untuk mengurangi porsinya.

Seperti dilaporkan oleh Reuters, harga emas global mengalami kenaikan tipis di level US$3.350 hari ini, setelah sebelumnya anjlok karena isu tarif impor AS yang telah disangkal. Fokus pasar kini beralih pada data inflasi AS yang akan datang, yang dinilai krusial dalam memengaruhi kebijakan suku bunga The Federal Reserve dan prospek harga emas ke depan.

3. Perlawanan dari Investor Ritel Lokal

Namun, tekanan jual dari asing tersebut ternyata mendapat perlawanan sengit dari para investor ritel lokal. Dua sekuritas yang identik dengan basis nasabah ritel, yaitu Stockbit Sekuritas (XL) dan Ajaib Sekuritas (XC), justru menjadi pembeli teratas kemarin.

Stockbit tercatat memborong saham ANTM senilai Rp29,9 miliar, mengakumulasi 100,5 ribu lot di harga rata-rata Rp2.975. Tidak ketinggalan, Ajaib Sekuritas juga ikut menyerok saham ini senilai Rp19,3 miliar atau 64,6 ribu lot.

Fenomena ini menunjukkan adanya keyakinan yang berbeda antara investor asing dan ritel. Investor ritel tampaknya melihat pelemahan harga saat ini sebagai sebuah peluang untuk membeli saham blue chip di harga diskon.

Selain itu, dorongan ritel memborong sahan tersebut kemungkinan dipengaruhi data operasional ANTM pada kuartal II-2025 yang menunjukkan kinerja cemerlang. Penjualan bijih nikelnya mencapai 4,4 juta ton, meroket 85% secara tahunan dan sudah mencapai 59% dari target setahun penuh. Tidak ketinggalan, penjualan emasnya juga melesat 76% secara tahunan, mencapai 15,6 ribu ton.

4. Kenapa Asing Jualan?

Lalu, siapa yang benar? Analis dari BRI Danareksa Sekuritas memberikan pandangan yang sejalan dengan aksi jual investor asing. Mereka secara teknikal melihat tren jangka pendek ANTM cenderung sideways dan berpotensi untuk terus melemah.

Menurut mereka, ANTM gagal menembus level resistance pentingnya di harga Rp3.250. Kegagalan inilah yang memicu pelemahan dan membuka ruang bagi harga untuk turun lebih dalam lagi dalam beberapa waktu ke depan.

5. Rekomendasi Analis

BRI Danareksa Sekuritas secara tegas memberikan rekomendasi "Jual" (Sell) untuk saham ANTM. Berdasarkan analisis teknikal mereka, ada potensi bagi saham ini untuk terus melemah menuju 'benteng pertahanan' atau support kuat berikutnya.

Level Rp2.800 inilah yang menjadi area krusial yang wajib dipantau oleh para trader dan investor. “Saat ini, ANTM memiliki potensi untuk kembali melemah hingga support-nya pada level 2.800,” terang riset tersebut dalam laporannya pagi ini. 

Rekomendasi jual ini adalah sinyal peringatan bagi para investor ritel yang sedang 'menampung' saham ANTM. Meskipun terlihat murah, ada risiko harga bisa turun lebih dalam lagi jika tekanan jual dari investor asing terus berlanjut.