
Penutupan USAID Ancam Stabilitas Ekonomi Dunia
- Saat ini, USAID masih beroperasi, tetapi semua bantuan luar negeri telah dihentikan selama 90 hari untuk dilakukan evaluasi mendalam.
Dunia
JAKARTA - Pemerintahan Presiden Donald Trump secara resmi mengumumkan penutupan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) sebagai bagian dari kebijakan luar negeri yang berfokus pada prinsip "America First".
Langkah ini menandai perubahan signifikan pendekatan AS terhadap bantuan asing, dengan memprioritaskan efisiensi dan keselarasan dengan kepentingan nasional.
Kebijakan ini juga mencakup pembekuan hampir semua bentuk bantuan asing. USAID, yang didirikan pada tahun 1961, selama puluhan tahun telah menjadi ujung tombak bantuan ekonomi dan kemanusiaan AS ke lebih dari 130 negara.
"Sudah waktunya bagi mereka untuk berakhir, lembaga itu jahat dan sarang ular berbisa kaum Marxis kiri radikal yang membenci Amerika," ujar Elon Musk, yang kini menjabat sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan, dikutip Antara, Kamis, 6 Februari 2024.
Lembaga ini fokus pada pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Namun, pemerintahan Trump menilai USAID sebagai sumber pemborosan dan inefisiensi negara, sehingga memutuskan untuk mengintegrasikan fungsinya ke dalam Departemen Luar Negeri.
Meskipun bantuan asing dibekukan, pemerintahan Trump memastikan bahwa bantuan militer untuk Israel dan Mesir tetap berlanjut. Israel, khususnya, terus menerima dukungan militer setelah kejahatan genosida yang dilakukan di Palestina.
Sementara itu, Mesir tetap memperoleh dana pertahanan berdasarkan perjanjian damai 1979 dengan Israel. Di sisi lain, bantuan pangan darurat untuk krisis kemanusiaan global, seperti di Sudan dan Suriah, juga tetap dijalankan.
- Kinerja dan Strategi Adira Finance 2025: Inovasi Pembiayaan untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
- Harga Emas Antam Masih Menguat, Hari Ini Naik Rp7.000
- Reshuffle Kabinet, Prabowo Beri Sinyal untuk Bahlil?
Alasan di Balik Penutupan USAID
Kebijakan ini, menurut Trump, bertujuan untuk memastikan bantuan luar negeri AS tidak boros, tumpang tindih, atau bertentangan dengan kebijakan luar negeri negara. Trump menegaskan bahwa setiap dolar yang dikeluarkan harus memberikan manfaat maksimal bagi kepentingan nasional AS.
Presiden Trump dan beberapa pendukungnya, termasuk miliarder Elon Musk, mengkritik USAID sebagai lembaga yang "tidak dapat diperbaiki" dan rentan terhadap penyalahgunaan dana.
Trump berargumen bahwa integrasi USAID ke Departemen Luar Negeri akan meningkatkan efisiensi dan memastikan bahwa bantuan luar negeri lebih terarah.
“USAID tidak dapat diperbaiki lagi dan harus dihentikan untuk mengurangi defisit anggaran,” tambah Musk.
Namun, langkah ini menuai kontroversi. Sejumlah pejabat USAID terkena sanksi administratif karena menolak audit yang dilakukan oleh tim efisiensi pemerintahan Trump. Selain itu, Partai Demokrat menentang keras keputusan ini, mengingat pembubaran USAID memerlukan persetujuan kongres.
- Kinerja dan Strategi Adira Finance 2025: Inovasi Pembiayaan untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
- Harga Emas Antam Masih Menguat, Hari Ini Naik Rp7.000
- Reshuffle Kabinet, Prabowo Beri Sinyal untuk Bahlil?
Dampak Penutupan USAID
Penutupan USAID berpotensi menimbulkan dampak signifikan bagi negara-negara penerima bantuan. Program pembangunan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan di banyak negara berkembang terancam terhenti.
Selain itu, pengaruh diplomasi AS di kancah global diperkirakan akan melemah, terutama di wilayah yang selama ini bergantung pada bantuan AS.
Program kesehatan global, seperti inisiatif PEPFAR untuk penanganan HIV/AIDS di Afrika, juga terdampak. Padahal, program ini telah menyelamatkan jutaan nyawa sejak diluncurkan pada 2003.
Di sisi lain, bantuan militer dan pembangunan ke negara-negara seperti Ukraina juga dihentikan sementara, menimbulkan kekhawatiran atas stabilitas regional.
Keputusan Trump untuk menutup USAID memicu perdebatan sengit di dalam negeri. Partai Demokrat menilai langkah ini sebagai upaya untuk mengurangi peran AS dalam isu-isu global, sementara pendukung Trump menganggapnya sebagai langkah tepat untuk menghemat anggaran dan memastikan bahwa bantuan luar negeri tidak disalahgunakan.
Saat ini, USAID masih beroperasi, tetapi semua bantuan luar negeri telah dihentikan selama 90 hari untuk dilakukan evaluasi mendalam. Kongres akan memutuskan masa depan USAID, dengan Partai Demokrat cenderung menolak pembubaran lembaga tersebut.
Selama masa tinjauan, tidak ada dana baru atau perpanjangan bantuan yang akan disetujui hingga ada keputusan final.
Semua program bantuan asing harus dievaluasi dalam waktu 85 hari ke depan, dengan fokus pada efisiensi dan keselarasan dengan kebijakan luar negeri AS.