nuklir iran.jpeg
Tren Global

Penilaian Intelijen Pentagon Bocor: Kerusakan Fasilitas Nuklir Iran Tidak Signifikan

  • Penilaian tersebut dibuat oleh Badan Intelijen Pertahanan Pentagon dan didasarkan pada penilaian kerusakan akibat pertempuran yang dilakukan oleh Komando Pusat Amerika.

Tren Global

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Serangan Amerika terhadap tiga fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu disebut tidak menghancurkan komponen inti program nuklir negara itu.  Dan kemungkinan hanya menghambatnya selama beberapa bulan.

Hal itu terungkap dalam penilaian awal intelijen Amerika yang dijelaskan oleh empat orang yang diberi pengarahan tentang hal itu kepada CNN.

Penilaian tersebut dibuat oleh Badan Intelijen Pertahanan Pentagon dan didasarkan pada penilaian kerusakan akibat pertempuran yang dilakukan oleh Komando Pusat Amerika.

Analisis kerusakan pada lokasi dan dampak serangan terhadap ambisi nuklir Iran masih berlangsung. Dan ini dapat berubah seiring dengan tersedianya lebih banyak informasi intelijen. Namun, temuan awal tersebut bertentangan dengan klaim berulang Presiden Donald Trump bahwa serangan tersebut benar-benar dan sepenuhnya menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Iran. Menteri Pertahanan Pete Hegseth juga mengatakan bahwa ambisi nuklir Iran telah hancur.

Dua orang yang mengetahui penilaian tersebut mengatakan persediaan uranium yang diperkaya milik Iran tidak hancur. Sentrifugal juga sebagian besar utuh. “Jadi penilaian badan intelijen pertahanan menyebut Amerika hanya menunda program nuklir mungkin paling lama beberapa bulan saja,” kata sumber tersebut Selasa 24 Juni 2025.

Gedung Putih mengakui adanya penilaian tersebut tetapi mengatakan mereka tidak setuju dengannya. Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam sebuah pernyataan mengatakan, penilaian yang dituduhkan ini jelas-jelas salah. “Dokumen yang diklasifikasikan sebagai'sangat rahasia itu dibocorkan  oleh seorang pecundang anonim dan rendahan di komunitas intelijen,” katanya. Sementara militer Amerika mengatakan operasi tersebut berjalan sesuai rencana dan merupakan keberhasilan luar biasa.

Masih terlalu dini bagi Amerika untuk memiliki gambaran menyeluruh tentang dampak serangan tersebut. Dan tidak ada satu pun sumber yang menjelaskan bagaimana penilaian badan intelijen pertahanan dibandingkan dengan pandangan badan intelijen lainnya. Amerika terus mengumpulkan informasi intelijen, termasuk dari dalam Iran saat mereka menilai kerusakan.

Israel telah melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran selama beberapa hari menjelang operasi militer Amerika. Tetapi mereka membutuhkan bom penghancur bunker seberat 13.000 kg milik Amerika untuk menyelesaikan tugasnya.  Meski bomber B-2  menjatuhkan lebih dari selusin bom di dua fasilitas nuklir, upaya tersebut tidak sepenuhnya menghilangkan sentrifugal  dan uranium yang sangat diperkaya di lokasi tersebut. Dua lokasi yang dimaksud adalah , pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordow dan Kompleks Pengayaan Natanz.

Sebaliknya, dampak pada ketiga lokasi  yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan  sebagian besar terbatas pada bangunan di atas tanah yang rusak parah. Itu termasuk infrastruktur listrik di lokasi tersebut dan beberapa fasilitas di atas tanah yang digunakan untuk mengubah uranium menjadi logam untuk pembuatan bom.

Melambat Dua Tahun

Penilaian Israel terhadap dampak serangan Amerika juga menemukan kerusakan yang lebih sedikit di Fordow daripada yang diperkirakan. Namun, pejabat Israel yakin bahwa gabungan aksi militer Amerika dan Israel di beberapa lokasi nuklir telah memperlambat program nuklir Iran selama dua tahun. Dengan  asumsi mereka mampu membangunnya kembali tanpa hambatan. Namun, Israel juga telah menyatakan secara terbuka sebelum operasi militer Amerika bahwa program Iran telah melambat selama dua tahun.

Menteri Pertahanan Amerika Pete Hegseth kepada CNN juga mengatakan bahwa berdasarkan semua yang mereka lihat, kampanye pengeboman kami telah menghancurkan kemampuan Iran untuk membuat senjata nuklir. Bom-bom besar Amerika mengenai titik yang tepat di setiap target dan bekerja dengan sempurna. Dampak bom-bom itu terkubur di bawah tumpukan puing di Iran. “Jadi siapa pun yang mengatakan bom-bom itu tidak menghancurkan, hanya mencoba melemahkan Presiden dan misi yang berhasil,” katanya.

Pada Selasa pagi Trump mengulangi keyakinannya bahwa kerusakan akibat serangan itu signifikan. Sasaran-sasaran itu hancur total. Ketika ditanya tentang kemungkinan Iran membangun kembali program nuklirnya, Trump menjawab bahwa tempat tempat itu terkubur. Tempat itu dihancurkan.

Di bagian lain Ketua Kepala Staf Gabungan Dan Caine pada hari Minggu mengatakan penilaian kerusakan masih berlangsung. Dan akan terlalu dini untuk mengomentari apakah Iran masih memiliki beberapa kemampuan nuklir.

Jeffrey Lewis, seorang ahli senjata dan profesor di Middlebury Institute of International Studies juga telah meninjau secara dekat citra satelit komersial dari lokasi serangan. Dia  setuju dengan penilaian bahwa serangan itu tampaknya tidak mengakhiri program nuklir Iran. “Gencatan senjata terjadi tanpa Israel atau Amerika Serikat mampu menghancurkan beberapa fasilitas nuklir bawah tanah utama, termasuk di dekat Natanz, Isfahan, dan Parchin,” katanya. Fasilitas-fasilitas ini dapat berfungsi sebagai dasar bagi pemulihan cepat program nuklir Iran.

Sejumlah laporan juga mempertanyankan mengenai apakah bom penghancur bunker Amerika yang dikenal sebagai Massive Ordnance Penetrators, akan mampu menghancurkan sepenuhnya situs nuklir Iran  yang terkubur jauh di bawah tanah. Khususnya di Fordow dan Isfahan, kompleks penelitian nuklir terbesar Iran.

Secara khusus  Amerika menyerang Isfahan dengan rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam, bukan bom penghancur bunker. Sumber CNN menyebut hal itu dilakukan karena ada pemahaman bahwa bom itu kemungkinan tidak akan berhasil menembus bagian bawah Isfahan yang terkubur lebih dalam dari Fordow. Sementara dua sumber lain mengatakan para pejabat Amerika meyakini Iran memiliki fasilitas nuklir rahasia yang tidak menjadi sasaran serangan dan tetap beroperasi.