<p>Kosmetik merek Perfect Diary yang diproduksi Yatsen Holding asal China. Dok: Perfect Diary/Instagram. </p>
Tren Leisure

Pengusaha Kosmetik Asal China Jadi Miliarder Setelah Harga Sahamnya Melonjak

  • JAKARTA – Pengusaha kosmetik asal China, Huang Jinfeng, bergabung dengan jajaran miliarder dunia setelah startup kecantikan dan e-commerce miliknya, Yatsen Holding, go public di AS. Yatsen Holding, perusahaan yang berbasis di Guangzhou, China, mengoperasikan merek kecantikan Perfect Diary, Little Ondine, dan Abby’s Choice. Harga saham Yatsen melonjak 75% dalam debut perdagangannya di New York Stock […]

Tren Leisure

Gloria Natalia Dolorosa

JAKARTA – Pengusaha kosmetik asal China, Huang Jinfeng, bergabung dengan jajaran miliarder dunia setelah startup kecantikan dan e-commerce miliknya, Yatsen Holding, go public di AS.

Yatsen Holding, perusahaan yang berbasis di Guangzhou, China, mengoperasikan merek kecantikan Perfect Diary, Little Ondine, dan Abby’s Choice.

Harga saham Yatsen melonjak 75% dalam debut perdagangannya di New York Stock Exchange pada 19 November 2020. Dari penawaran umum perdana (IPO), Yatsen yang mengusung kode saham YSG itu mengantongi US$617 juta. Saat ini nilai pasarnya US$7,8 miliar. Per 20 November 2020, harga saham YSG senilai US$20,03.

Dilansir dari Bloomberg, YSG berencana menggunakan dana hasil IPO untuk operasi bisnis dan potensi investasi dan akuisisi strategis. Juga untuk pengembangan teknologi analisis data, pengembangan produk, dan perluasan jaringan toko offline.

Menurut perkiraan Forbes, Co-founder dan CEO Huang memiliki kekayaan bersih US$3 miliar yang diperoleh dari 25% kepemilikannya di perusahaan.

Kompetitor Merek Barat

Didirikan pada 2016, Yatsen berhasil menonjol di pasar kecantikan China melalui harga yang kompetitif dan strategi media sosial yang cerdas. Dia memangkas distributor untuk menjual produk seperti eye shadow seharga US$4,5 dan eyeliners langsung ke konsumen muda.

Perusahaan tersebut bekerja dengan selebriti dan influencer untuk memasarkan produk di platform media sosial seperti aplikasi video pendek Douyin dan Sina Weibo yang setara dengan Twitter.

Meskipun pemasaran digital seperti itu bukanlah hal baru, Yatsen telah menjadi pemimpin dan ‘pesaing yang layak’ untuk merek-merek barat yang lebih mapan, seperti L’Oreal.

“Strategi ini dengan cepat membangun kesadaran merek dan reputasi di pasar lokal. Merek ini menawarkan harga yang sangat terjangkau, melakukan pemasaran yang kuat, dan terpenting merek domestik China yang membangkitkan rasa bangga dan patriotik di antara pelanggan China,” tukas Sofya Bakhta, analis di Daxue Consulting yang berbasis di Shanghai.

Pada 2019, pendapatan Yatsen melonjak hampir lima kali lipat menjadi US$446 juta dari 2018. Namun, perusahaan tidak kebal terhadap pandemi.

Sebanyak 200 tokonya terpaksa tutup di tengah aturan karantina yang ketat. Di sisi lain, Yatsen menghadapi sentimen dan permintaan konsumen yang lemah.

Karena Huang meningkatkan pengeluaran pemasaran, Yatsen melaporkan kerugian US$170 juta selama 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2020. Adapun, periode sama tahun lalu, dia masih mencetak laba senilai US$4,4 juta.

Pendapatan Yatsen tumbuh 73% menjadi US$482 juta, lebih lambat dari perkiraan yang dikaitkan dengan dampak negatif Covid-19.

Pengalaman di Industri Kosmetik

Huang tampaknya memiliki pengalaman dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak menguntungkan.

Setelah lulus dengan gelar sarjana dalam perdagangan internasional dan lulus dari Universitas Sun Yat-sen pada 2007, Huang bekerja sebagai manajer riset pasar di P&G di Guangzhou selama 4 tahun.

Setelah keluar dari P&G, Huang menjabat vice president Hunan Yujiahui Cosmetics yang terkenal dengan merek perawatan kulit Unifon selama 5 tahun hingga 2016.

Pada 2016 Huang memutuskan untuk mendirikan Yatsen Holding. Nama Yatsen diambil dari nama almamaternya, Universitas Sun Yat-sen. Dua pendiri lainnya, chief operating officer Chen Yuwen dan chief sales officer Lyu Jianhua, adalah teman kuliah Huang.

Keduanya juga mengumpulkan kekayaan yang cukup besar. Forbes memprediksi 7,6% saham Chen sekarang bernilai US$929 juta dan 3,5% saham Lyu bernilai US$425 juta.