
Pangkas Dead Line, Trump Kini Hanya Beri Waktu Putin 12 Hari
- Ketika ditanya tentang kemungkinan pertemuan dengan pemimpin Rusia, Trump berkata dia tidak begitu tertarik untuk berbicara lagi.
Tren Global
JAKARTA- Presiden Amerika Donald Trump mengatakan hanya akan memberi Rusia 10 hingga 12 hari lagi untuk mencapai perdamaian dengan Ukraina. Ini memperpendek batas waktu 50 hari yang dia berikan kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin dua minggu lalu.
Rusia terus melancarkan serangan udara besar-besaran ke Ukraina sejak Trump mengeluarkan ultimatumnya.Terakhir Moscow disebut menembakkan rentetan lebih dari 300 pesawat nirawak, empat rudal jelajah, dan tiga rudal balistik pada Senin 28 Juli 2025 dini hari.
Trump pada 14 Juli telah mengatakan bahwa dia akan menerapkan tarif berat terhadap Rusia kecuali kesepakatan damai tercapai pada awal September. Pada hari Senin, Trump mengatakan ia kini akan memberi Putin waktu 10 hingga 12 hari. Ini berarti dia ingin upaya perdamaian mencapai kemajuan pada 7-9 Agustus.
Rencana tersebut mencakup kemungkinan sanksi dan tarif sekunder yang menargetkan mitra dagang Rusia. Pengumuman resmi akan segera disampaikan. “Tidak ada alasan untuk menunggu karena saya tidak melihat adanya kemajuan,” katanya dikutip AP.
Selama pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Senin di Skotlandia, Trump mengatakan dia tidak mengantisipasi pembicaraan lebih lanjut dengan Vladimir Putin untuk mengakhiri perang Ukraina. Dia hanya menegaskan Putin harus membuat kesepakatan. “Terlalu banyak orang yang sekarat.”
Trump mengulangi kritiknya terhadap Putin karena berbicara tentang mengakhiri perang tetapi terus membombardir warga sipil Ukraina. Dan dia mengatakan bukan begitu caranya. Dia kembali menegaskan kecewa dengan Presiden Putin. Ketika ditanya dalam konferensi pers tentang kemungkinan pertemuan dengan pemimpin Rusia, Trump berkata dia tidak begitu tertarik untuk berbicara lagi.
Meski begitu, dia tampak menyuarakan sedikit keraguan untuk menjatuhkan hukuman kepada Kremlin. Dia mengatakan bahwa ia mencintai rakyat Rusia. Dan dia tidak ingin melakukan itu kepada Rusia. Tetapi dia mencatat banyak orang Rusia dan juga Ukraina meninggal dalam perang. Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Rusia terkait pernyataan terakhir Trump.
Ukraina telah mendesak negara-negara Barat untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Putin. Andrii Yermak, kepala kantor kepresidenan Ukraina, berterima kasih kepada Trump karena telah memperpendek tenggat waktu. “Putin hanya memahami kekuatan. Dan itu telah disampaikan dengan jelas dan lantang,” ujarnya.
Dalam serangan terbarunya pesawat nirawak Rusia meledakkan jendela sebuah gedung hunian 25 lantai di distrik Darnytskyi, Kyiv. Otoritas stempat menyebut delapan orang terluka akibat serangan tersebut. Serangan juga memicu kebakaran di Kropyvnytskyi, di Ukraina tengah.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan target utama serangan Rusia adalah Starokostiantyniv, di wilayah Khmelnytskyi, Ukraina barat. Otoritas regional tidak melaporkan kerusakan atau korban jiwa. Ukraina Barat berada di sisi lain negara dari garis depan, dan militer Ukraina diyakini memiliki lapangan udara yang signifikan serta gudang senjata dan depot di sana.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya melancarkan serangan semalam dengan senjata peluncur udara jarak jauh. Serangan diyakini menghantam pangkalan udara Ukraina bersama dengan depot amunisi yang berisi persediaan rudal dan komponen untuk produksi pesawat tak berawak.