<p>Permaisuri di dalam jet tempur</p>
Dunia

Pakai Sistem Lotre, Intip Uniknya Wajib Militer di Thailand

  • Sistem wajib militer (wamil) di Thailand menjadi salah satu yang paling unik di dunia. Tidak hanya menerapkan sistem lotre, negara ini juga memiliki sejumlah aturan khusus yang berbeda dari negara lain seperti Korea Selatan.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

BANGKOK - Sistem wajib militer (wamil) di Thailand menjadi salah satu yang paling unik di dunia. Tidak hanya menerapkan sistem lotre, negara ini juga memiliki sejumlah aturan khusus yang berbeda dari negara lain seperti Korea Selatan. 

Bagi warga Thailand, khususnya pria berusia 21–27 tahun, wamil bukan sekadar kewajiban negara, tetapi juga menjadi momen yang penuh ketegangan dan bagi sebagian kalangan jadi momen penuh harapan.

Setiap tahun, ratusan ribu pria muda Thailand mengikuti “Draft Day”, sebuah proses pengundian wajib militer yang telah menjadi bagian dari budaya nasional. Dalam sistem ini, setiap peserta akan menarik bola dari kotak undian. 

Jika mereka mendapatkan bola merah, maka mereka diwajibkan menjalani wamil selama satu hingga dua tahun, tergantung tingkat pendidikan terakhir mereka. Namun jika memperoleh bola hitam, mereka bebas dari kewajiban tersebut.

Berbeda dengan sistem lotre, warga yang mendaftar wamil secara sukarela akan mendapatkan perlakuan yang lebih ringan. Mereka hanya diwajibkan menjalani wamil selama enam bulan hingga setahun dan dapat memilih untuk ditempatkan di salah satu dari tiga cabang militer, angkatan darat, laut, atau udara.

Pemerintah Thailand memberikan kelonggaran bagi mereka yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Wamil bisa ditunda hingga usia 27 tahun, khususnya bagi warga yang sedang mengejar gelar master. Namun, setelah melewati batas usia tersebut, mereka tetap diwajibkan mengikuti proses seleksi wamil.

Aturan Khusus untuk Transgender

Thailand dikenal sebagai salah satu negara yang relatif terbuka terhadap isu gender. Namun, dalam hal wamil, transgender tetap diikutsertakan dalam proses seleksi sejak tahun 2012. 

Mereka yang telah menjalani operasi perubahan gender secara fisik umumnya mendapatkan pengecualian, sementara yang belum berubah secara fisik tetap diwajibkan mengikuti proses seleksi, dengan mekanisme pemeriksaan tambahan dari pihak militer.

Tak hanya warga biasa, para selebriti dan idola K-pop asal Thailand juga tak lepas dari kewajiban ini. Beberapa nama seperti Mario Maurer dan Kitkong Khamkrith tetap hadir dalam proses wamil. 

Di sisi lain, artis seperti BamBam GOT7 dan Ten NCT diketahui mendapatkan pengecualian karena alasan medis atau administratif, meskipun sempat menjadi sorotan media dan publik.

Meski terdapat sistem undian dan sejumlah pengecualian, sistem wamil di Thailand tetap dijalankan secara disiplin dan ketat. Pemerintah Thailand menganggap wajib militer sebagai bagian penting dari pembentukan karakter dan kedisiplinan generasi muda.

Di saat banyak negara mempertimbangkan penghapusan wamil, Thailand justru menunjukkan bahwa kebijakan ini masih memiliki tempat dalam sistem sosial dan keamanan nasional mereka meskipun dengan cara yang khas dan penuh warna.

Kenapa Thailand Pertahankan Sistem Wamil?

Thailand mempertahankan wajib militer (wamil) sebagai bagian dari strategi pertahanan nasionalnya. Meskipun tidak sedang berada dalam kondisi perang, negara ini berbatasan dengan beberapa negara dan memiliki sejarah konflik di wilayah perbatasan, seperti dengan Kamboja. 

Oleh karena itu, pemerintah merasa perlu menjaga kekuatan militer yang besar dan siap siaga demi menjamin keamanan nasional. Selain alasan pertahanan, keberadaan wamil juga berkaitan erat dengan tradisi dan sistem politik Thailand. 

Militer memiliki sejarah panjang dalam kehidupan politik negara tersebut, termasuk peran aktif dalam berbagai kudeta. Dengan mempertahankan wamil, militer dapat terus memperkuat pengaruhnya di tengah masyarakat dan pemerintahan, menjadikannya sebagai salah satu aktor kunci dalam dinamika politik nasional.

Dari sisi kebutuhan personel, Angkatan Bersenjata Thailand menghadapi tantangan dalam memenuhi kuota tahunan. Karena tidak semua warga negara bersedia mendaftar secara sukarela, sistem lotere dan kewajiban militer diberlakukan untuk mengisi kekurangan pasukan. Skema ini dianggap sebagai solusi untuk menjaga keberlangsungan dan kesiapan operasional militer.