
Ne Zha 2 Pecahkan Rekor! Jadi Film Non Hollywood Pertama yang Tembus US$1 Miliar di Box Office
- Film animasi blockbuster China “Ne Zha 2” memecahkan berbagai rekor box office, menjadi film pertama yang meraih pendapatan lebih dari US$1 miliar dalam satu pasar serta menjadi film non-Hollywood pertama yang bergabung dalam klub eksklusif miliaran dolar.
Tren Leisure
JAKARTA – Film animasi blockbuster China “Ne Zha 2” memecahkan berbagai rekor box office, menjadi film pertama yang meraih pendapatan lebih dari US$1 miliar dalam satu pasar serta menjadi film non-Hollywood pertama yang bergabung dalam klub eksklusif miliaran dolar.
Film kedua dalam franchise mitologi ini juga mencetak rekor baru sebagai film dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa di China, dengan lebih dari 160 juta penonton, berdasarkan data dari platform tiket Maoyan dan Beacon.
Diperankan Yang Yu, yang dikenal dengan nama Jiaozi, film ini tayang perdana pada 29 Januari saat periode Tahun Baru Imlek yang menguntungkan. “Ne Zha 2” berhasil melampaui Wolf Warrior 2 (2017) dan menjadi film paling banyak ditonton di China. Sementara itu, total pendapatannya, termasuk dari penjualan tiket awal, mencapai 8 miliar yuan (sekitar US$1,12 miliar) hingga hari Minggu.
- Bagaimana Proyeksi Dividen PTBA di Tengah Belanja Modal Jumbo 2025?
- Dokumen Penting Aman, ATR/BPN Bantah Kebakaran Terkait Pagar Laut
- 7 Negara yang Terancam Krisis Akibat Penutupan USAID
“Ne Zha 2 adalah film langka yang berhasil mencapai semua target,” kata Raymond Zhou, seorang kritikus film independen China, dikutip dari The New York News, Selasa, 11 Februari 2025. “Film ini menyasar semua demografi, dan berhasil memikat mereka semua.”
Dilansir dari CGTN, hanya dalam delapan hari dan lima jam setelah dirilis, “Ne Zha 2” menjadi film dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa di China pada hari Kamis, melampaui rekor 5,77 miliar yuan yang sebelumnya dipegang oleh The Battle at Lake Changjin.
Sehari kemudian, film ini melampaui Star Wars: The Force Awakens sebagai film dengan pendapatan tertinggi di satu pasar, mencapai lebih dari 6,79 miliar yuan di China pada hari Jumat.
Sebagai sekuel dari film animasi fenomenal “Ne Zha,” yang meraih 5 miliar yuan dan menduduki puncak box office China pada 2019, sekuel ini berhasil memukau penonton dengan visual yang menakjubkan, alur cerita yang kaya, serta resonansi budaya yang mendalam.
Keberhasilan “Ne Zha 2” yang memecahkan rekor menjadikannya bukan sekadar raksasa box office, tetapi juga fenomena budaya, semakin menegaskan kemampuan China dalam memproduksi film blockbuster lokal yang mampu menarik hati penonton domestik.
Para analis industri kini mengamati apakah “Ne Zha 2” dapat mempertahankan momentumnya dan menetapkan tolok ukur baru dalam beberapa hari mendatang.
Pada Minggu malam, Maoyan kembali meningkatkan proyeksi pendapatan box office domestik film ini, kini memperkirakan akan melampaui 12 miliar yuan—naik dari estimasi sebelumnya sebesar 10,8 miliar yuan hanya tiga hari sebelumnya. Ini menandai pertama kalinya film China diperkirakan menembus ambang batas 10 miliar yuan.
Sekuel ini melanjutkan kisah karakter ikonik dari mitologi China. Berlatar setelah peristiwa di film pertama, “Ne Zha 2” mengikuti perjalanan Nezha dan Aobing yang jiwanya berhasil diselamatkan, tetapi tubuh mereka menghadapi kehancuran.
Dengan bantuan Taiyi Zhenren, seorang dewa abadi yang menggunakan Teratai Tujuh Warna untuk membangun kembali tubuh mereka, kedua pahlawan ini harus menghadapi berbagai tantangan.
Mengajak penonton dalam perjalanan emosional yang memadukan aksi, humor, dan kedalaman cerita, “Ne Zha 2” sendiri menyumbang setengah dari total pendapatan box office selama liburan Festival Musim Semi 2025—yang mencetak rekor dengan melampaui 9,5 miliar yuan dalam periode 28 Januari hingga 4 Februari.
Keberhasilan luar biasa ini menjadi kemenangan besar bagi industri film China, yang menghadapi tahun sulit pada 2024, dengan pendapatan box office turun 23% dibandingkan 2023 dan 34% dari puncak pra-pandemi pada 2019.
Dalam situasi ini, kesuksesan Ne Zha 2 yang memecahkan rekor dipandang sebagai dorongan yang sangat dibutuhkan bagi sektor perfilman.
Analis Maoyan Lai Li menyebut film ini sebagai pencapaian penting, terutama bagi industri animasi China yang terus berkembang. “Keberhasilan Ne Zha 2 telah menetapkan arah untuk tahun ini,” ujar Lai. “Ini menunjukkan ketahanan luar biasa dan potensi pertumbuhan pasar film China, dan kami menantikan bagaimana perkembangan industri sepanjang 2025.”
Selain kesuksesannya di dalam negeri, “Ne Zha 2” juga berpotensi mencuri perhatian di kancah internasional sebagai jembatan budaya, memperkenalkan penonton global pada kekayaan mitologi dan tradisi China.
Jiaozi, yang meraih ketenaran berkat kesuksesan “Ne Zha,” menekankan keberhasilan internasional sinema China bergantung pada daya tarik intrinsik dari karya itu sendiri. “Yang terpenting adalah apakah sebuah naskah, cerita, dan karakter dapat menyentuh hati penonton di seluruh dunia,” ujarnya dalam sebuah wawancara video. “Hal-hal seperti ini tidak bisa diserahkan kepada pihak lain.”
Jiaozi juga membagikan perjalanan pribadinya dalam film Ne Zha, menjelaskan bagaimana seri ini berkembang dari sekadar passion pribadinya menjadi fenomena budaya yang luas.
“Langkah pertama adalah menciptakan sesuatu yang saya cintai, dan ternyata penonton domestik juga menyukainya,” katanya.
“Seiring waktu, saya terus berusaha menyempurnakannya, meningkatkan keterampilan saya. Saya percaya suatu hari nanti, ide-ide baru, makna yang lebih dalam, dan jiwa baru akan lahir dari karya ini, sehingga seluruh dunia dapat menghargainya.”
Pandangan Jiaozi ini juga diamini oleh para pakar industri film.
Yin Hong, wakil ketua Asosiasi Film China dan profesor di Universitas Tsinghua, mengaitkan kesuksesan film ini dengan kedalaman narasinya yang kompleks.
“Pendekatan baru terhadap mitologi dalam film ini—melalui dualitas iblis dan roh, konflik antara dunia magis dan surgawi, serta pertarungan antara surga dan dunia bawah laut—menciptakan ketegangan dramatis yang bekerja di berbagai lapisan,” ujar Yin kepada Xinhua.
Ia juga menyoroti bagaimana film ini menangkap tema universal tentang perkembangan masa kanak-kanak, membentuk arketipe Oedipal yang menghubungkan narasi individu dengan sosial. Yin secara khusus memuji penyampaian cerita yang halus namun luar biasa dalam film ini.
Sementara, Rao Shuguang, presiden Asosiasi Kritikus Film China, mengapresiasi perpaduan mitologi tradisional China dengan gaya penceritaan modern dalam “Ne Zha 2,” yang membuatnya tetap relevan bagi penonton masa kini.
“Film ini membuktikan bahwa sebuah karya yang bagus memerlukan cerita yang menarik, penyampaian yang tajam, serta karakter yang berkembang dengan baik,” kata Rao. Ia berharap China terus menghasilkan film berkualitas tinggi yang dapat menarik perhatian penonton dan mendorong lebih banyak orang untuk kembali ke bioskop.
Media pemerintah China dan pejabat Partai Komunis merayakan kesuksesan film ini, menggambarkannya sebagai bukti pengakuan terhadap pengaruh budaya China.
Tabloid Global Times, yang berafiliasi dengan Partai Komunis, menulis bahwa "Budaya China terus berkembang melalui warisan dan inovasi, menampilkan pesonanya yang unik.”
China Daily, surat kabar yang dikelola pemerintah, dalam sebuah esai opini menyatakan Ne Zha 2 melambangkan kepercayaan diri budaya China yang semakin berkembang. Koran tersebut menekankan kesuksesan film ini menunjukkan industri hiburan China kini mampu menceritakan kisahnya sendiri tanpa bergantung pada studio Barat untuk mengadaptasi cerita rakyat China—seperti yang dilakukan Walt Disney Studios dengan Mulan.
“Ne Zha 2 merebut kembali peran sebagai pencerita utama, membuktikan bahwa tidak ada yang bisa mengisahkan mitologi China lebih baik daripada China sendiri,” tulis esai tersebut.
Box Office China Telah Menjadi Raksasa
Dilansir dari Collider, pasar film China mengalami lonjakan pesat di era pasca-pandemi, setelah sebelumnya membangun fondasi melalui film-film asing selama satu dekade terakhir. Lima film terlaris tahun 2025 semuanya merupakan produksi China.
- Daftar Lahan Prioritas yang Dibidik untuk Program 3 Juta Rumah
- Peluang Cuan Saham ANTM hingga BRMS Seiring Harga Emas Tembus Rekor Baru
- Belum 30 Hari Menjabat, Dirjen Migas ESDM Achmad Muchtasyar Dicopot
Beberapa tahun lalu, banyak film Hollywood mengandalkan pasar China untuk menyelamatkan waralaba yang kurang sukses. Sebagai contoh, film pertama Venom menghasilkan lebih banyak pendapatan di China dibandingkan di Amerika, sementara Warcraft, yang kurang berhasil di pasar domestik, justru meraup keuntungan besar di China.
Namun, dinamika industri telah berubah—China kini lebih mengandalkan film-film lokal. Ne Zha 2 menjadi contoh kesuksesan berskala historis.