1000534252.jpg
Energi

Minyak Rusia Masuk Indonesia, Impor Tetap Patuhi Aturan OFAC AS

  • PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) disebut bakal mulai mengimpor minyak mentah (crude oil) dari Rusia. Impor itu akan dilakukan sesuai prosedur dan persyaratan yang berlaku yaitu melalui lelang terbuka.

Energi

Debrinata Rizky

TANGERANG - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) disebut bakal mulai mengimpor minyak mentah (crude oil) dari Rusia. Impor itu akan dilakukan sesuai prosedur dan persyaratan yang berlaku yaitu melalui lelang terbuka.

Direktur Utama PT KPI Taufik Adityawarman mengonfirmasi hal tersebut dengan mengatakan, Pertamina memastikan proses impor minyak Rusia dilakukan sesuai peraturan dari Office of Foreign Assets Control (OFAC).

"Kalau crude Rusia, ada beberapa crude Rusia yang masuk. Kita juga akan ada sesuai dengan peraturan OFAC dari AS. Nah, tetap harus mengikuti itu," kata Taufik di sela-sela acara IPA Convex 2025 di Tangerang, Rabu, 21 Mei 2025.

Namun berapa volume impor minyak mentah asal Rusia tersebut, pihaknya belum merinci lebih lanjut. Taufik memastikan spesifikasi minyak Rusia yang akan diimpor KPI sesuai dengan kilang-kilang di dalam negeri. 

Menurutnya, mekanisme impor minyak Rusia akan dilakukan untuk serapan langsung ke kilang, bukan tangki penyimpanan atau storage.

Dia pun mengklaim tender untuk impor minyak mentah dari Rusia itu dimulai sejak Mei 2024 atau sebelum RI bergabung dengan BRICS pada Oktober 2024 lalu.

Sekadar informasi, OFAC adalah lembaga di bawah Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) yang mengelola dan menegakkan sanksi ekonomi dan perdagangan terhadap negara-negara hingga rezim yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, atau ekonomi Negeri Paman Sam.

Sanksi ini dapat berupa pemblokiran aset, pelarangan transaksi, atau pembatasan perdagangan tertentu. Belakangan, OFAC lah yang menjatuhkan sanksi untuk mengembargo impor minyak Rusia. Hal ini tak lepas dari langkah Rusia yang menginvasi Ukraina pada 2022 lalu.

Karimun Jadi Pusat Perdagangan Minyak Rusia di Asia Tenggara

Sebelumnya, dikutip Reuters, Indonesia meningkatkan impor produk minyak Rusia yang terpusat di Pelabuhan Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Ekspor minyak Rusia telah beralih ke Asia dari Eropa setelah perang Rusia dan Ukraina pada tahun 2022, memunculkan sanksi dari AS yang bertujuan untuk membatasi pendapatan Rusia.

Sejak Oktober, terminal yang terletak di zona perdagangan bebas di sebuah pulau sekitar 37 km di barat daya Singapura tersebut telah menerima produk minyak Rusia setiap bulan, menurut data pelacakan kapal dari Kpler, dengan ekspor ke tujuan di Malaysia, Singapura, dan China.

Data Kpler menunjukkan kedatangan produk minyak Rusia di Karimun sporadis. Lebih dari 500.000 metrik ton (3,2 juta barel) bahan bakar minyak yang dimuat dari terminal minyak Ust Luga Rusia telah tiba di Karimun sejauh tahun ini, hampir lima kali lipat volume pada periode yang sama tahun 2024.

Kemudian sekitar 217.000 ton (1,6 juta barel) solar Rusia telah tiba di Karimun tahun ini, kemudian impor nafta dari Rusia mencapai lebih dari 50.000 ton (450.000 barel), sedikit meningkat dari tahun sebelumnya.

Sementara Karimun mengekspor 590.000 ton produk minyak pada Maret, menurut data Kpler, membantu Asia tetap mendapatkan pasokan produk olahan, khususnya bahan bakar minyak bersulfur tinggi yang diperdagangkan dengan harga diskon dibandingkan harga Singapura.

Sedangkan pangsa impor minyak Rusia di terminal Karimun melonjak hingga lebih dari 60 persen sejak Oktober dan mencapai 100 persen pada April, naik dari antara nol hingga 26 persen per bulan pada kuartal I tahun 2024.

Setidaknya tiga kargo tiba di Karimun pada Maret dan April dengan kapal tanker yang dikenai sanksi oleh Uni Eropa atau Inggris. Beberapa kargo ini dicampur sebelum diekspor kembali.