Pertamax Turun Harga - Panji 5.jpg
Tren Ekbis

Minyak Dunia Naik Turun, Tapi Kok Harga BBM di SPBU Tetap?

  • Meski harga minyak mentah dunia turun jadi US$62,75 per barel, harga BBM di SPBU masih tetap. Apa alasan di baliknya? Ini penjelasan lengkapnya untuk kamu.

Tren Ekbis

Debrinata Rizky

JAKARTA – Harga minyak mentah dunia lagi turun. Bahkan, pemerintah lewat Kementerian ESDM sudah resmi menetapkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) untuk Mei 2025 di level US$62,75 per barel. Ini lebih rendah dibanding bulan April yang masih di kisaran US$65,29 per barel.

Tapi, meski harga minyak mentah turun, banyak yang bertanya-tanya: kok harga BBM di SPBU nggak ikut turun? Apakah ini berarti harga BBM tidak mengikuti harga minyak mentah global?

Turunnya Harga Minyak: Apa Penyebabnya?

Menurut Pelaksana Tugas Dirjen Migas, Tri Winarno, penurunan ICP Mei 2025 ini memang sejalan dengan tren harga minyak dunia. Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan turunnya harga:

OPEC+ tambah pasokan: Negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC+ sepakat meningkatkan suplai minyak sebesar 410 ribu barel per hari. Bahkan, mereka berencana menambah lagi sekitar 411 ribu barel per hari pada Juli nanti.

Stok minyak AS naik: Di Amerika Serikat, cadangan minyak mentah komersial meningkat 2,8 juta barel dibanding bulan sebelumnya. Artinya, pasokan lagi melimpah, sementara permintaan belum naik signifikan.

Permintaan di Asia melemah: Kawasan Asia Pasifik juga lagi mengalami proyeksi penurunan permintaan minyak karena banyak kilang yang masuk periode perawatan rutin (turn around), sehingga pengiriman minyak ikut berkurang.

Tren ini juga terlihat dari harga beberapa acuan minyak global pada Mei 2025:

  1. Dated Brent: US$64,22 per barel
  2. WTI (Nymex): US$60,94 per barel
  3. Brent (ICE): US$64,01 per barel
  4. OPEC Basket: US$63,64 per barel
  5. ICP Indonesia: US$62,75 per barel

Kalau Harga Minyak Turun, Kenapa BBM Tetap Mahal?

Pertanyaan yang sering muncul adalah: kenapa harga BBM seperti Pertalite, Pertamax, atau Solar tidak otomatis turun? Jawabannya nggak sesederhana “harga minyak turun = BBM turun”. Penentuan harga BBM di Indonesia dipengaruhi banyak hal, antara lain:

Formula penetapan harga BBM butuh waktu
Harga BBM tidak dihitung harian. Pemerintah biasanya memakai rata-rata ICP dalam rentang satu bulan sebelumnya, ditambah faktor kurs rupiah terhadap dolar, biaya distribusi, margin badan usaha, hingga pajak.

Subsidi dan kompensasi
Beberapa jenis BBM seperti Pertalite dan Solar masih disubsidi. Jadi, ketika harga minyak dunia naik atau turun, harga jualnya bisa tetap. Pemerintah yang menanggung selisihnya lewat subsidi atau kompensasi ke Pertamina.

Stabilitas fiskal dan politik harga
Penyesuaian harga BBM bisa berdampak luas: dari inflasi, harga pangan, sampai protes sosial. Jadi pemerintah kadang memilih untuk menahan harga BBM meski harga minyak turun, demi menjaga kestabilan ekonomi dan daya beli masyarakat.

Jadi, Apa Dampaknya Buat Kita?

Meskipun BBM di SPBU belum turun, tren penurunan harga minyak mentah bisa memberi sinyal positif. Jika tren ini berlanjut dan pemerintah merasa ruang fiskal cukup aman, bukan tidak mungkin harga BBM disesuaikan beberapa bulan ke depan.

Di sisi lain, penting juga buat anak muda sadar bahwa harga energi, termasuk BBM, sangat dipengaruhi faktor global. Itu sebabnya, bijak menggunakan energi dan mempertimbangkan kendaraan yang hemat bahan bakar atau bahkan listrik jadi pilihan masa depan.

Jadi, meski harga ICP dan minyak dunia sedang turun, jangan buru-buru berharap harga bensin langsung ikut turun juga. Proses penyesuaiannya nggak instan, dan ada banyak variabel di balik layar. Tapi sebagai generasi muda, kita tetap bisa bersikap kritis, melek energi, dan bijak dalam konsumsi.