Cerobong asap dari Total kilang minyak Grandpuits terlihat tepat setelah matahari terbenam, tenggara Paris
Energi

Menilik Ambisi Pemerintah Bangun Kilang Minyak Rp205 Triliun

  • Salah satu tujuan utama pembangunan kilang minyak ini adalah mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor BBM. Selama ini, Indonesia masih mengimpor sebagian besar kebutuhan BBM-nya, yang berdampak pada defisit neraca perdagangan dan tekanan pada cadangan devisa.

Energi

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA – Pemerintah menunjukkan ambisi besar dalam memperkuat ketahanan energi nasional dengan rencana pembangunan kilang minyak baru berkapasitas 500.000 barel per hari.

Kilang minyak ini diharapkan dapat mengolah minyak mentah, baik dari dalam negeri maupun impor, dengan teknologi pengolahan terbaru. Produksi yang dihasilkan diproyeksikan mencapai 531.500 barel per hari, termasuk produk BBM siap pakai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. 

Dengan kapasitas sebesar itu, pemerintah memperkirakan proyek ini dapat menghemat impor minyak hingga 182,5 juta barel per tahun, setara dengan penghematan devisa sebesar US$16,7 miliar.

"Kita juga akan membangun refinery [kilang minyak] yang insyaallah kapasitasnya itu kurang lebih sekitar 500.000 barel. Ini salah satu yang terbesar nantinya, ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik," ujar Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, di Jakarta, dikutip Rabu, 5 Maret 2024.

Perkuat Ketahanan Energi

Salah satu tujuan utama pembangunan kilang minyak ini adalah mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor BBM. Selama ini, Indonesia masih mengimpor sebagian besar kebutuhan BBM-nya, yang berdampak pada defisit neraca perdagangan dan tekanan pada cadangan devisa. 

Dengan adanya kilang baru, pasokan BBM dalam negeri diharapkan menjadi lebih stabil, sehingga ketahanan energi nasional dapat terwujud. Menteri Investasi, Rosan Roeslani, menegaskan proyek ini akan melalui proses due diligence yang ketat untuk memastikan kelayakan dan potensi return yang optimal. 

Selain dampaknya pada sektor energi, pembangunan kilang minyak diproyeksikan membawa efek positif bagi perekonomian. Pemerintah memperkirakan proyek ini dapat menyerap sekitar 63.000 tenaga kerja langsung selama masa konstruksi dan operasional. 

Efek domino dari pembangunan kilang ini diprediksi mampu menciptakan hingga 315.000 tenaga kerja tidak langsung di berbagai sektor pendukung, seperti logistik, perdagangan, dan jasa.

Proyek ini juga menjadi bagian dari upaya hilirisasi energi yang tengah digalakkan pemerintah. Hilirisasi, atau proses pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah, diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi sumber daya alam Indonesia. 

Kilang minyak ini masuk dalam daftar 21 proyek hilirisasi strategis yang sedang didorong pemerintah untuk memperkuat ekonomi nasional. Pembangunan kilang minyak membutuhkan investasi yang tidak kecil, yaitu sekitar US$12,5 miliar (Rp205 triliun). Pendanaan proyek ini berpotensi berasal dari berbagai sumber, termasuk Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. 

"Dari Danantara, kami akan melalui proses yang proper, melalui Kementerian Investasi, due diligence, semua tahapan akan kami lalui. Ini penting agar industrialisasi yang kami tempuh dapat menghasilkan industri yang sehat, berkelanjutan, dan memberikan dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi," tambah Rosan yang juga CEO BPI Danantara.

Meskipun memerlukan modal yang sangat besar, pemerintah yakin proyek kilang akan memberikan return yang signifikan dalam jangka panjang, baik dari sisi ekonomi maupun ketahanan energi.

Jika berhasil diwujudkan, kilang minyak ini tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi, tetapi juga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan investasi.