Logo Telkom - Panji 1.jpg
Bursa Saham

Mengurai Potensi Saham Telkom (TLKM) Pasca Ada Nahkoda Baru dan Sentimen Buyback

  • Meski saham TLKM masih stagnan di level Rp2.830 pada Kamis, 28 Mei 2025, kinerjanya sepanjang tahun menunjukkan tren positif.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) memasuki fase baru penuh ekspektasi pasca Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Selasa, 27 Mei 2025. RUPST kali ini bukan sekadar formalitas tahunan, melainkan awal dari transformasi strategis yang mencakup restrukturisasi manajemen dan kebijakan korporasi yang agresif.

Salah satu keputusan utama adalah pembagian dividen tunai sebesar Rp212,5 per lembar saham dari laba tahun buku 2024. Mandiri Sekuritas mencatat dividen ini mencerminkan dividend yield sebesar 7,5% dan pertumbuhan Dividend Per Share (DPS) sebesar 19% secara tahunan (YoY), menandai komitmen kuat terhadap pemegang saham.

Telkom juga mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai maksimal Rp3 triliun selama 12 bulan ke depan. Dengan dividend payout ratio mencapai 89%, strategi ini dipandang sebagai langkah untuk memperkuat kepercayaan pasar terhadap fundamental perusahaan dan potensi kenaikan harga saham.

Meski saham TLKM masih stagnan di level Rp2.830 pada Kamis, 28 Mei 2025, kinerjanya sepanjang tahun menunjukkan tren positif. Saham emiten telekomunikasi ini telah terapresiasi 4,43% secara year to date, mencerminkan optimisme bertahap dari pelaku pasar atas kebijakan yang diambil perusahaan.

Optimisme pasar diperkuat dengan hadirnya Dian Siswarini sebagai Direktur Utama. Mantan pemimpin XL Axiata ini dikenal inovatif dan berpengalaman. Ia didampingi Muhammad Awaluddin sebagai Wakil Direktur Utama, membentuk duet kepemimpinan yang diharapkan membawa arah baru bagi Telkom.

Perombakan manajemen tidak hanya terjadi di puncak kepemimpinan. Separuh dari delapan direktur baru berasal dari luar perusahaan. Ini mencerminkan upaya serius menyuntikkan perspektif segar dan keahlian baru untuk memperkuat posisi strategis, khususnya dalam menghadapi tantangan sektor telekomunikasi yang makin kompetitif.

Langkah Telkom ini mendapat respons positif dari analis pasar modal. Mandiri Sekuritas dan Samuel Sekuritas sama-sama merekomendasikan status “Beli” untuk saham TLKM dengan target harga Rp3.500 per saham. Target tersebut mencerminkan potensi kenaikan signifikan dari level harga saat ini.

Mandiri Sekuritas menyoroti pertumbuhan DPS, program buyback, dan masuknya profesional eksternal sebagai nilai tambah. Sementara itu, Samuel Sekuritas mencatat valuasi TLKM masih atraktif dengan rasio EV/EBITDA sebesar 4,1 kali, diskon 11,5% dibanding rata-rata industri—serta proyeksi ROAE 2025 sebesar 15,6%.

Selain rekomendasi jangka menengah, KB Valbury Sekuritas juga memberikan pandangan jangka pendek. Mereka menyarankan trading buy dengan target harian Rp2.880, berdasarkan momentum positif harga saham yang telah naik 9,7% dalam sebulan terakhir, memperkuat sentimen pasar terhadap emiten BUMN ini.

Meski demikian, tantangan industri tetap relevan. Persaingan ketat di segmen seluler dan fixed broadband, serta potensi perang harga, bisa menekan margin laba. Telkom perlu terus menjalankan strategi adaptif dan investasi berkelanjutan pada teknologi serta layanan untuk menjaga daya saing jangka panjang.

Dengan restrukturisasi kepemimpinan, kebijakan yang berpihak pada pemegang saham, serta dukungan kuat dari analis, Telkom tengah menyusun ulang narasinya di pasar modal. Babak baru ini dapat menjadi fondasi untuk mengembalikan posisi TLKM sebagai salah satu aset paling menarik di Bursa Efek Indonesia.