<p>Graha Unilever milik PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) di kawasan Green Office Park, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten. / Foto: Unilever Indonesia </p>
Bursa Saham

Mengupas Konsistensi Dividen Unilever Indonesia (UNVR) Selama 10 Tahun Terakhir

  • Meski nominal dividen per saham dalam beberapa tahun terakhir tidak setinggi periode 2015–2018, UNVR tetap menunjukkan komitmennya. Yang terpenting bagi perusahaan adalah konsistensi dalam membagikan dividen secara teratur kepada para pemegang saham.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus menunjukkan reputasinya sebagai perusahaan yang sangat loyal dalam membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Ini berarti, selama sepuluh tahun terakhir, emiten konsumer ini tidak pernah absen membagikan dividen, bahkan di tengah berbagai tantangan kinerja yang dihadapi perseroan.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Selasa, 3 Juni 2025, perusahaan menyetujui pembagian dividen final sebesar Rp47 per saham, dengan total nilai Rp1,79 triliun. Dividen final ini berasal dari laba bersih tahun buku 2024 dan akan dibayarkan paling lambat pada 2 Juli 2025.

Sebelumnya, pada Desember 2024, Unilever telah membayarkan dividen interim sebesar Rp41 per saham atau senilai Rp1,56 triliun. Dengan demikian, total dividen yang dibagikan untuk tahun buku 2024 mencapai Rp88 per saham, atau setara dengan total Rp3,35 triliun, yakni 99,7% dari laba bersih perseroan.

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menegaskan bahwa rasio pembayaran dividen yang tinggi dan konsisten ini menggarisbawahi kedisiplinan perusahaan dalam mengalokasikan modal, serta keyakinan terhadap ketangguhan operasional perseroan. 

“Kami percaya bahwa mempertahankan pembayaran dividen yang tinggi, seimbang dengan kinerja keuangan jangka panjang, adalah kunci terciptanya nilai berkelanjutan,” ujar Benjie dalam keterangannya pada Selasa, 3 Juni 2025.

Komitmen tersebut tercermin dalam konsistensi Unilever Indonesia (UNVR) selama hampir satu dekade terakhir, yang secara rutin membagikan dividen kepada pemegang saham melalui dua tahap pembayaran: dividen interim dan dividen final.

Melihat ke belakang, pada periode 2015 hingga 2018, UNVR menunjukkan performa dividen yang sangat kuat. Sebagai contoh, pada tahun buku 2015, total dividen per saham (gabungan interim dan final) mencapai Rp766. Angka ini terus naik dan mencapai puncaknya pada tahun buku 2018 dengan total dividen Rp1.185 per saham, menggambarkan periode pertumbuhan yang solid bagi perusahaan.

Namun, memasuki tahun buku 2019, terjadi perubahan signifikan. Meskipun dividen interim pada tahun tersebut masih cukup tinggi sebesar Rp430 per saham, dividen final yang dibayarkan pada 2020 menurun menjadi Rp107 per saham. Tren penurunan ini berlanjut dalam beberapa tahun berikutnya.

Untuk tahun buku 2020, total dividen per saham tercatat Rp187, kemudian turun menjadi Rp150 pada tahun buku 2021. Pada tahun buku 2022, total dividen sedikit meningkat menjadi Rp140 per saham, dan angka ini bertahan pada tahun buku 2023. 

Meski nominal dividen per saham dalam beberapa tahun terakhir tidak setinggi periode 2015–2018, UNVR tetap menunjukkan komitmennya. Yang terpenting bagi perusahaan adalah konsistensi dalam membagikan dividen secara teratur kepada para pemegang saham.

Arah Saham dan Prospek Kinerja

Di tengah konsistensi pembagian dividen, Samuel Sekuritas sebelumnya telah memberikan sinyal positif untuk UNVR. Meski masih menghadapi tantangan pasar, laba bersih UNVR pada kuartal I-2025 tercatat sebesar Rp1,2 triliun, turun 14,6% secara tahunan, namun melonjak 244,7% secara kuartalan.

Pendapatan perusahaan juga tumbuh 22,6% secara kuartalan, meskipun mengalami penurunan 6,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya dinamika yang cukup signifikan dalam kinerja keuangan UNVR sepanjang periode tersebut.

Yang menarik, perbaikan margin laba kotor hingga 48,2% dan lonjakan margin EBIT ke 17,1% menunjukkan efisiensi operasional yang semakin baik, didukung oleh penyesuaian harga jual dan penurunan biaya bahan baku utama seperti minyak sawit.

Selain itu, program ‘Sahabat Warung’ turut berkontribusi meningkatkan penjualan langsung dari 1% pada kuartal III-2024 menjadi 22% pada kuartal I/2025, dengan target mencapai 80% pada semester kedua 2025.

Dengan tren penurunan harga bahan baku dan efisiensi biaya, Samuel Sekuritas merevisi naik estimasi laba bersih UNVR untuk 2025 dan 2026 serta menaikkan target harga saham menjadi Rp2.100, sambil mempertahankan rekomendasi beli. Namun, risiko penurunan volume penjualan dan fluktuasi harga bahan baku global masih menjadi tantangan yang perlu diwaspadai.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Selasa, 3 Juni 2025, saham UNVR justru melemah 2,31% ke level Rp1.690 per saham, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp64,47 triliun dan price to earnings ratio (PER) sebesar 20,42 kali.