PERNYATAAN KKG TGL 6 APRIL 2020Kondisi Ekonomi Dewasa IniKondisi perekonomian kita pada saat ini.jpg
Tren Inspirasi

Mengenang Sosok Kwik Kian Gie, Mantan Menteri yang Selamatkan Indonesia dari Resesi

  • Kwik dan tim ekonomi Gus Dur berhasil membawa ekonomi kembali tumbuh: dari minus 13,3% pada 1998 menjadi positif 0,79% di 1999 dan naik lagi menjadi 4,92% pada tahun 2000. Inflasi juga ditekan hingga hanya 0,28% di Januari 2000.

Tren Inspirasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Indonesia baru saja kehilangan salah satu tokoh ekonomi dan politik paling disegani, Kwik Kian Gie. Sosok yang dikenal vokal, tegas, dan selalu berpihak pada rakyat ini wafat pada 28 Juli 2025 di usia 90 tahun. Meski raganya telah tiada, jejak pemikiran dan perjuangannya akan terus hidup dalam sejarah perjalanan ekonomi bangsa.

Kwik Kian Gie lahir di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada 11 Januari 1935. Ia adalah anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan Kwik Hway Gwan, seorang pengusaha hasil bumi, dan ibunya yang tangguh menghadapi masa sulit saat sang ayah ditahan tentara Jepang. Saat ayahnya dipenjara dan aset keluarga disita, ibunya membawa anak-anak mereka pindah ke Semarang untuk memulai hidup baru.

Masa kecil yang penuh perjuangan itu membentuk karakter Kwik: tahan banting dan tidak mudah menyerah. Ia sempat pindah sekolah dasar hingga tiga kali, kemudian menempuh pendidikan di SMP Masehi Pancol, Semarang. Ketika duduk di bangku SMA, ia memutuskan pindah ke Surabaya karena menjadi Ketua Pusat Perhimpunan Pelajar Sekolah Menengah Indonesia.

Di sana, karena sulit menemukan SMA yang cocok, ia justru mendirikan sendiri SMA Erlangga pada 1954. Tak tanggung-tanggung, ia merekrut guru terbaik dan menggaji mereka dua kali lipat dari SMA lain. Hasilnya? Tingkat kelulusan sekolah ini mencapai 98%.

Dari Rotterdam ke Dunia Politik Indonesia

Setelah lulus SMA, Kwik sempat masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia, namun karena kendala bahasa Belanda, ia kemudian pindah ke Fakultas Ekonomi. Tak lama berselang, ia lolos ujian dan mendapat kesempatan kuliah di Nederlandsche Economische Hogeschool di Rotterdam, Belanda (sekarang Erasmus Universiteit). Ia lulus pada 1963.

Di Belanda, Kwik bekerja sebagai asisten atase kebudayaan dan penerangan di Kedutaan Besar RI di Den Haag dan kemudian sebagai direktur perusahaan perkebunan NV Handelsonderneming IPILO, Amsterdam. Ia tak pulang sendirian—Kwik kembali ke Indonesia pada 1970 dengan membawa istri yang berkebangsaan Belanda serta anak-anak mereka.

Dari Bisnis ke Politik

Sekembalinya ke Indonesia, Kwik memulai karier sebagai pebisnis. Ia memimpin perusahaan pembiayaan Indonesia Financing & Investment Company, mengelola perkebunan lewat PT Jasa Dharma Utama, dan menjadi distributor alat-alat elektronik melalui PT Altron Panorama Electronics.

Meski sukses, ia meninggalkan dunia bisnis pada 1987. Menurutnya, bisnis bukan tujuan akhir, melainkan batu loncatan untuk masuk ke dunia yang lebih ia cintai: pendidikan dan politik.

Dalam dunia pendidikan, kiprah Kwik tak bisa diremehkan. Ia ikut mendirikan Institut Manajemen Prasetiya Mulya (1982), sekolah MBA pertama di Indonesia, dan Institut Bisnis Indonesia (kini bernama Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie).

Baca Juga: 

Kwik, Megawati, dan PDI Perjuangan

Secara politik, Kwik bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1987. Ia menjadi Ketua DPP dan Kepala Balitbang PDI. Meski kemudian Megawati Soekarnoputri “disingkirkan” oleh pemerintah Orde Baru, Kwik tetap setia mendukungnya. Ketika PDI berubah menjadi PDI Perjuangan pascareformasi, Kwik terpilih menjadi anggota DPR dan Wakil Ketua MPR.

Ia dikenal sebagai "banteng sejati", namun bukan tanpa sikap kritis. Dalam Pemilu 2019, ia mengejutkan banyak pihak dengan menjadi penasihat ekonomi pasangan Prabowo-Sandiaga. Baginya, kebenaran dan prinsip lebih penting dari sekadar loyalitas politik.

Puncak Karier di Pemerintahan

Karier puncaknya di pemerintahan adalah saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) pada 1999–2000 di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta sebagai Kepala Bappenas (2001–2004).

Dalam sebuah Haul Gus Dur tahun 2018, Kwik mengaku terkejut ketika ditunjuk jadi Menko Ekuin.

Saat menjabat Menko Ekuin, Kwik menghadapi tantangan maha berat: ekonomi Indonesia sedang kacau pasca-krisis 1998. Nilai tukar rupiah ambruk, inflasi melonjak hingga 79%, perbankan runtuh, pengangguran melonjak, dan kemiskinan merajalela.

Kwik dan tim ekonomi Gus Dur berhasil membawa ekonomi kembali tumbuh: dari minus 13,3% pada 1998 menjadi positif 0,79% di 1999 dan naik lagi menjadi 4,92% pada tahun 2000. Inflasi juga ditekan hingga hanya 0,28% di Januari 2000. 

Ketegangan dengan IMF

Selama menjabat, Kwik dikenal sebagai menteri yang berani bersitegang dengan IMF. Ia mengkritik keras kebijakan privatisasi BUMN dan deregulasi yang dianggap terlalu liberal dan tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi nasional.

Menurut Kwik, program IMF hanya akan menjual aset negara dengan harga murah dan membuat Indonesia makin terikat pada utang. Dalam berbagai kesempatan, ia menilai kebijakan tersebut "mematikan nalar sehat" dan hanya menguntungkan kepentingan asing.

Ketegangannya dengan IMF bahkan membuat beberapa pihak di pemerintahan gerah. Tapi Kwik tetap pada pendiriannya: kebijakan harus pro-rakyat, bukan pro-pasar semata.

Kritik Terhadap BLBI

Kwik juga dikenal sebagai salah satu pengkritik paling vokal terhadap skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Ia menyebut skema rekapitalisasi perbankan senilai Rp 144,5 triliun pascakrisis 1998 sebagai ladang bancakan para konglomerat nakal.

Di bawah koordinasinya, BPPN diminta bertindak lebih transparan dalam melelang aset para obligor. Kwik juga meminta Kejaksaan Agung dan BPKP melakukan audit forensik terhadap jejak dana BLBI. Ia bahkan mengancam mundur dari kabinet jika kebijakan perpanjangan Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) tetap diteruskan.

Setelah tak lagi menjabat, Kwik tetap aktif menyuarakan kritik tajam terhadap pemerintah. Ia menulis buku-buku seperti “Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar” dan “Indonesia Menggugat”, yang menjadi bacaan wajib bagi siapa pun yang ingin memahami ekonomi dari perspektif kritis dan independen.

Kwik juga aktif di media sosial, menjawab pertanyaan generasi muda seputar ekonomi makro dan kebijakan fiskal. Ia menjelma jadi role model intelektual yang tak pernah kehilangan idealismenya.

Warisan yang Tak Akan Hilang

Di masa hidupnya, Kwik dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana, salah satu penghargaan tertinggi dari Pemerintah Republik Indonesia. Penghargaan ini mencerminkan jasa-jasanya yang luar biasa dalam membangun ekonomi nasional dan membela kepentingan rakyat kecil.

Lebih dari sekadar menteri atau politikus, Kwik Kian Gie adalah suara hati nurani bangsa. Ia berani berdiri tegak melawan arus, bersuara saat banyak yang memilih diam, dan berpikir jernih di tengah kebisingan kepentingan.

Kini, setelah kepergiannya, Indonesia kehilangan satu dari sedikit intelektual publik yang benar-benar berdiri di atas integritas dan keberanian moral. Tapi warisan pemikirannya akan terus menginspirasi.