
Mengenal Itaoua, Mobil Listrik Pertama dari Burkina Faso di Afrika
- Mobil ini mampu menempuh jarak hingga 330 kilometer dalam sekali pengisian daya, yang hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit. Lebih menarik lagi, kendaraan ini juga dilengkapi panel surya yang memperpanjang daya jangkau, sekaligus memperkuat komitmen pada energi bersih.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - Pada tanggal 26 Januari 2025, tonggak sejarah penting tercipta di Burkina Faso, negara kecil di Afrika, dengan peluncuran mobil listrik Itaoua. Nama yang berarti “kekuatan” dalam bahasa lokal ini bukan hanya simbol kemajuan teknologi, tetapi juga manifestasi dari mimpi dan semangat kemandirian sebuah bangsa di jantung Afrika Barat.
Dikembangkan melalui kolaborasi antara insinyur lokal dan para ahli internasional asal China, Itaoua hadir dari pabriknya yang berlokasi di Distrik Ouaga 2000, Ouagadougou, pusat pemerintahan dan ekonomi negara tersebut.
Dengan dua model andalan, Native dan Sahel, Itaoua dirancang untuk menjawab tantangan mobilitas dan lingkungan di kawasan Sahel yang kerap dilanda krisis energi dan perubahan iklim.
Spesifikasi Itaoua
Mobil ini mampu menempuh jarak hingga 330 kilometer dalam sekali pengisian daya, yang hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit. Lebih menarik lagi, kendaraan ini juga dilengkapi panel surya yang memperpanjang daya jangkau, sekaligus memperkuat komitmen pada energi bersih.
Fitur modern seperti GPS, Bluetooth, dan sistem pengisian tenaga surya turut melengkapi keunggulan mobil ini. Lebih dari sekadar kendaraan, Itaoua adalah proyek strategis yang menciptakan ribuan lapangan kerja di sektor manufaktur, distribusi, pemeliharaan, dan energi terbarukan.
Mobil ini menandai langkah nyata Burkina Faso dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor kendaraan dan bahan bakar fosil, sekaligus membantu konservasi devisa nasional. Dari sisi lingkungan, Itaoua berperan besar dalam menurunkan jejak karbon dan mendukung transisi menuju ekonomi hijau.
Diluncurkan di bawah kepemimpinan Presiden Transisi Kapten Ibrahim Traoré, Itaoua mencerminkan visi nasional untuk membangun masa depan yang berdaulat, inovatif, dan berkelanjutan.
Mobil ini menurut pemerintah Burkino Faso bukan hanya simbol kemajuan teknologi, tetapi juga narasi tentang harapan bahwa Afrika, khususnya wilayah Sahel, mampu melahirkan inovasi kelas dunia.
Traoré dengan tegas menyampaikan bahwa proyek ini adalah bukti bahwa inovasi bukanlah hak eksklusif negara maju, Afrika pun bisa dan harus mengambil peran sentral dalam masa depan teknologi global.
Pertumbuhan Mobil Listrik di Afrika
Peluncuran Itaoua terjadi di tengah pertumbuhan pesat pasar kendaraan listrik (EV) di Afrika. Menurut data Mordor Intelligence, nilai pasar EV Afrika diperkirakan meningkat dari US$11,94 miliar pada 2021 menjadi US$ 21,39 miliar pada 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 10,2%.
Kondisi ini menunjukkan momentum yang kuat untuk transformasi transportasi ramah lingkungan. Di sejumlah negara, seperti Afrika Selatan, minat terhadap kendaraan listrik juga terus tumbuh.
Misalnya, penjualan kendaraan secara keseluruhan di negara itu meningkat menjadi 46.400 unit pada Januari 2025 dari 41.090 unit pada Desember 2024.
Selain itu, negara-negara Afrika juga menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak, termasuk Indonesia, dalam pengembangan ekosistem baterai. Afrika memiliki cadangan mineral kritis seperti kobalt, mangaan, dan grafit yang menjadi komponen penting dalam produksi baterai kendaraan listrik.
Meski demikian, adopsi kendaraan listrik di Afrika masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti tarif impor yang tinggi, infrastruktur pengisian daya yang terbatas, serta minimnya insentif dari pemerintah.
Namun, dengan dukungan kebijakan yang mulai dirintis di beberapa negara, serta besarnya potensi pasar dan kekayaan sumber daya alam, Afrika memiliki peluang besar untuk menjadi pemain penting dalam ekosistem kendaraan listrik global di masa mendatang.