
Mengenal Buy British Last, Saat Malaysia Sukses Kangkangi Ekonomi Inggris
- Kisah dramatis Dawn Raid 7 September 1981, saat Malaysia melalui PNB memanfaatkan celah LSE dan rekening rahasia Swiss untuk mengambil alih perusahaan Inggris, Guthrie Corporation dalam tempo empat jam.
Tren Global
JAKARTA - Oktober 1981 menjadi momen penting dalam perjalanan kedaulatan ekonomi Malaysia. Perdana Menteri Malaysia kala itu, Tun Dr. Mahathir Mohamad menginstruksikan agar semua kementerian dan lembaga pemerintah menempatkan barang dan jasa Inggris sebagai opsi terakhir.
Keputusan ini lahir dari kekecewaan mendalam atas kebijakan London yang mencabut subsidi biaya kuliah bagi ribuan mahasiswa Malaysia sehingga biaya studi membengkak hingga tiga kali lipat.
Rasa tidak puas kian memuncak ketika penjualan Dunlop Estates kepada investor yang tidak mendukung Kebijakan Ekonomi Baru (NEP) dianggap melemahkan upaya pemerataan, sementara media Inggris kerap menampilkan citra negatif tentang kebijakan rasial di Malaysia.
Dampaknya segera terasa, penurunan tajam permintaan produk Inggris membuat beberapa perusahaan kehilangan puluhan juta pound dalam hitungan bulan, dan nilai pound sterling merosot, menandai gejolak kepercayaan pasar.
Tekanan ini akhirnya memaksa pemerintah Inggris menawarkan hibah pendidikan dan bantuan teknis untuk mahasiswa Malaysia, sekaligus membuka ruang dialog yang kemudian mereda setelah pertemuan informal antara Mahathir dan Margaret Thatcher pada awal 1983.
Dawn Raid, Operasi Subuh Malaysia yang Kejutkan London
Tidak puas dengan sekadar kampanye boikot, Mahathir menyiapkan momentum lain yang jauh lebih dramatis, Dawn Raid. Pada dini hari 7 September 1981, sebelum bursa London resmi dibuka, tim kecil yang dipimpin Tan Sri Khalid Ibrahim dan Tun Ismail Ali memulai pembelian saham Guthrie Corporation melalui rekening rahasia di Swiss sesuai skema yang dirancang bersama penasihat NM Rothschild & Sons.
Guthrie Corporation Limited sendiri pada tahun 1981 merupakan sebuah perusahaan perkebunan asal Malaysia yang sebelumnya merupakan bagian dari konglomerat asal Inggris.
Perusahaan ini memiliki sejarah panjang yang bermula di masa kolonial dan bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, karet, dan pengolahan minyak nabati.
Dalam operasi Dawn Raid Modal awal lebih dari £280 juta digelontorkan dalam waktu singkat, memanfaatkan celah regulasi London Stock Exchange.
Dalam tempo kurang dari empat jam, Permodalan Nasional Berhad (PNB) memegang kendali mayoritas atas Guthrie. Ketika bel perdagangan pertama kali berbunyi, Malaysia mengumumkan pengambilalihan yang mengejutkan.
Sementara itu, para pemimpin dan eksekutif di London baru mengetahui kabar itu dari siaran radio pagi hari. Pusat keputusan Guthrie pun akhirnya dipindahkan ke Kuala Lumpur, menandai babak baru dalam otonomi ekonomi Malaysia.
Reaksi Inggris dan Upaya Rekonsiliasi
Serangan subuh ini memaksa London menutup celah dalam regulasinya, sementara media Inggris mengecam keras tindakan “nasionalisasi pintu belakang.” Namun, ketegangan itu juga membuka pintu dialog.
Pemerintah Inggris melakukan berbagai langkah untuk meredam ketegangan, termasuk menawarkan perbaikan subsidi pendidikan dan memperbaiki akses penerbangan Malaysia Airlines ke Heathrow.
Pada Bulan Maret 1983, Mahathir dan Thatcher duduk kembali membahas kerja sama bilateral yang lebih seimbang, lalu secara resmi mencabut kampanye Buy British Last.
Meski kedua manuver itu hanya berlangsung singkat, BBL selama 18 bulan dan Dawn Raid hanya hitungan jam dampaknya bertahan puluhan tahun. Malaysia membuktikan bahwa negara kecil mampu mengambil inisiatif strategis, memanfaatkan kombinasi kejelian hukum dan kecepatan eksekusi untuk menyeimbangkan relasi dengan mantan imperium.
Keberhasilan ini menginspirasi banyak negara berkembang untuk merancang strategi asimetris dalam memperjuangkan kedaulatan ekonomi.
Empat dekade kemudian, kisah Dawn Raid dan Buy British Last tetap dikenang sebagai bukti betapa visi politik dan keberanian ekonomi dapat bersama-sama menata ulang peta kekuatan global bahkan melawan pengaruh adidaya di halaman belakangnya sendiri.