Unilever-business-retail-UK-1.jpg
Tren Global

Mengapa Unilever Bisa Kuasai Dunia?

  • Melalui strategi bisnis yang tajam dan ekspansi global yang agresif, Unilever terus memperkuat dominasinya di pasar barang konsumsi cepat habis (FMCG).

Tren Global

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Unilever telah menjelma menjadi salah satu perusahaan barang konsumsi paling berpengaruh di dunia. Dengan mengoperasikan sekitar 400 merek yang tersebar di lebih dari 190 negara, perusahaan ini melayani 3,4 miliar konsumen setiap hari.

Melalui strategi bisnis yang tajam dan ekspansi global yang agresif, Unilever terus memperkuat dominasinya di pasar barang konsumsi cepat habis (FMCG).

Dikutip TrenAsia dari laporan Annual Report 2024, pada tahun 2024, perusahaan mencatat omzet sebesar €60,8 miliar (sekitar Rp1.113,6 triliun), dengan 58% pendapatan berasal dari pasar negara berkembang.

Unilever menyadari bahwa kekuatan bisnis terletak pada efisiensi dan fokus. Karena itu, mereka memangkas jumlah inovasi baru sebesar 40% sejak 2019 dan mengarahkan investasi pada sekitar 30 merek utama yang menyumbang 70% dari omzet global.

Strategi ini bukan hanya menyederhanakan portofolio, tapi juga meningkatkan skala inovasi dan mempercepat penetrasi pasar. Hasilnya, perusahaan berhasil menciptakan nilai tambahan lebih dari €1 miliar (sekitar Rp18,3 triliun) hanya dari lini produk-produk utama. Strategi ini terbukti efektif menjaga posisi merek-merek seperti Dove, Knorr, Sunsilk, dan Ben & Jerry’s tetap berada di garis depan pasar global.

Baca juga:

Kinerja Positif di Kuartal I 2025

Laporan kinerja Unilever untuk kuartal pertama 2025 menunjukkan pertumbuhan positif di beberapa divisi utama. Segmen Beauty & Wellbeing tumbuh 4,1%, Personal Care naik 5,1%, sementara Foods meningkat 1,6%. Merek seperti Dove mencatat pertumbuhan volume dua digit, terutama di kawasan Amerika Utara.

Peluncuran inovasi seperti Cornetto Disk Cone dan Persil Wonder Wash juga menunjukkan daya saing tinggi dalam kategori produk masing-masing. Kinerja solid ini memperkuat optimisme pasar terhadap target pertumbuhan tahunan perusahaan.

Meski mencatat pertumbuhan positif secara global, Unilever menghadapi tantangan serius di pasar AS dan Eropa. Merek-merek private-label yang dijual lebih murah oleh raksasa ritel seperti Tesco, Carrefour, dan Walmart mulai menggerus pangsa pasar Unilever.

Sebagai contoh, produk Dove kehilangan 510 basis poin pangsa pasar di AS pada akhir 2022. Meski begitu, manajemen Unilever optimis bahwa strategi efisiensi dan fokus pada merek utama akan membalikkan tren ini.

Transformasi Digital dan Restrukturisasi Internal

Unilever tidak hanya berinovasi dari sisi produk, tetapi juga melakukan transformasi digital menyeluruh. Dengan investasi besar dalam teknologi seperti AI, analitik prediktif, dan e-commerce, perusahaan mampu mengoptimalkan rantai pasok, pemasaran, dan distribusi produk.

Kampanye pemasaran juga mengedepankan narasi “purpose-driven” atau berbasis nilai sosial. Menurut laporan Unilever Annual Report 2024, merek yang memiliki misi sosial tumbuh 6% lebih cepat dibandingkan merek biasa. Hal ini sejalan dengan preferensi konsumen milenial dan Gen Z yang mendukung merek berwawasan lingkungan dan sosial.

Berdasarkan laporan The Guardian, salah satu langkah penting dalam ekspansi global Unilever adalah melalui akuisisi strategis. Pada Juni 2025, perusahaan mengakuisisi merek perawatan pria asal AS, Dr Squatch, senilai US$1,5 miliar (sekitar Rp24,45 triliun, dengan kurs Rp16.300).

Tak lama berselang, Unilever juga membeli Wild Cosmetics, produsen deodoran alami ramah lingkungan asal Inggris, dengan nilai sekitar £100 juta (jika dirupiahkan sekitar Rp2 triliun, asumsi kurs £1 = Rp20.000). Kedua akuisisi ini menunjukkan keseriusan Unilever dalam menguasai pasar produk perawatan berbasis keberlanjutan dan kesehatan.

Di bawah kepemimpinan CEO baru Fernando Fernandez, Unilever melakukan langkah efisiensi dengan menjual merek makanan senilai €1 miliar (sekitar Rp18,3 triliun) di Eropa, serta mendivestasi portofolio kecil senilai €500 juta (sekitar Rp9,15 triliun). Tujuan strategi ini untuk mempertahankan fokus pada lini makanan global seperti Hellmann’s dan Knorr. 

Laman The Times UK melaporkan divisi es krim Unilever  yang mencakup merek ternama seperti Magnum dan Ben & Jerry’s, akan dipisahkan menjadi perusahaan mandiri dan go public di Amsterdam pada akhir 2025. Langkah ini ditujukan untuk menciptakan entitas yang lebih fokus dan efisien dalam menangani dinamika pasar es krim yang sangat kompetitif.