Peluang Ekspor Indonesia.jpg
Makroekonomi

Menangkap Peluang Ekspor ke Negara BRICS dan TPP

  • Potensi perdagangan (unrealized potential) minyak sawit dan turunannya di negara-negara BRICS dan TPP mencapai US$9,8 juta. Ikan sarden memiliki potensi sebesar US$23 juta, komoditas gula mencapai US$5,4 juta, dan produk rumah tangga seperti sampo mencapai US$32,9 juta.

Makroekonomi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA — Di tengah ketegangan perdagangan global akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Indonesia melihat peluang baru untuk memperluas pasar ekspor ke berbagai negara mitra strategis. Salah satu upayanya adalah dengan mengoptimalkan kerja sama ekonomi internasional seperti Trans-Pacific Partnership (TPP), BRICS, dan berbagai perjanjian perdagangan bebas (FTA) lainnya.

Market Intelligence & Leads Management Chief Specialist Indonesia Eximbank, Rini Satriani, menekankan bahwa sejumlah komoditas Indonesia memiliki potensi besar yang belum tergarap secara maksimal di pasar-pasar tersebut.

“Potensi perdagangan (unrealized potential) minyak sawit dan turunannya di negara-negara BRICS dan TPP mencapai US$9,8 juta. Ikan sarden memiliki potensi sebesar US$23 juta, komoditas gula mencapai US$5,4 juta, dan produk rumah tangga seperti sampo mencapai US$32,9 juta,” jelas Rini melalui pengumuman tertulis yang diterima TrenAsia, dikutip Kamis, 1 Mei 2025.

Menghadapi Tantangan Proteksionisme Global

Dalam forum tersebut, Rini juga menyoroti meningkatnya kebijakan proteksionisme yang menjadi tantangan bagi arus perdagangan internasional. Ia menilai bahwa eksportir nasional harus memiliki kemampuan adaptif, inovatif, serta agresif dalam menjangkau pasar-pasar baru.

“Eksportir nasional dituntut untuk mampu menangkap peluang melalui inovasi, sikap proaktif, serta daya saing yang agresif dengan terus mengeksplorasi pasar-pasar ekspor baru,” ujarnya.

Indonesia Eximbank, menurut Rini, tidak hanya berperan dalam menyediakan pembiayaan, tetapi juga mendukung pelaku usaha melalui layanan non-keuangan seperti informasi pasar, identifikasi calon pembeli potensial, analisis pasar tujuan, serta pendampingan strategis berbasis keahlian.

Baca Juga: HMSP Bukukan Pendapatan Rp28,79 Triliun di Kuartal I-2025, Ekspor Naik Tajam

Diversifikasi Pasar Ekspor Jadi Kunci

Strategi diversifikasi pasar dinilai sebagai langkah penting untuk memperluas akses ekspor Indonesia. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kerja sama internasional, termasuk dengan negara-negara anggota BRICS dan TPP.

“Memang tidak mudah untuk mengalihkan pasar ekspor, namun hal ini dapat dicapai jika eksportir mampu mengidentifikasi buyer yang kredibel serta memiliki akses pasar yang tepat. Selama kualitas produk terus dijaga, maka loyalitas buyer akan tumbuh dan mendorong terjadinya repeat order secara berkelanjutan,” kata Rini.

Dampak Perang Dagang AS–Tiongkok terhadap Ekspor Indonesia

Rini juga mengungkapkan bahwa konflik tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok berdampak langsung dan tidak langsung pada ekspor Indonesia. Sekitar 10% dari ekspor Indonesia ke Amerika Serikat akan terdampak langsung oleh kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan AS. Sementara itu, dampak tidak langsung dirasakan melalui perubahan arus rantai pasok dan persaingan dagang yang makin ketat.

Kinerja Ekspor Indonesia Tumbuh Positif di Awal 2025

Meskipun situasi global masih bergejolak, ekspor Indonesia tetap menunjukkan tren pertumbuhan positif. Tercatat pada periode Januari hingga Maret 2025, ekspor nasional tumbuh sebesar 6,9% secara kumulatif.

Komoditas unggulan seperti CPO (Crude Palm Oil), besi dan baja, serta mesin dan perlengkapan elektrik menjadi penopang utama pertumbuhan ini. Sekitar 60,5% dari total ekspor nasional berasal dari lima kelompok komoditas utama, yaitu:

  • Lemak dan minyak nabati (12,8%)
  • Bahan bakar mineral (12,8%)
  • Besi dan baja (10,3%)
  • Mesin dan perlengkapan elektrik (6,7%)
  • Kendaraan dan bagiannya (6,4%)

Ekspor Menjangkau 192 Negara, Tiongkok dan AS Masih Jadi Tujuan Utama

Saat ini, produk ekspor Indonesia telah tersebar ke 192 negara di dunia. Sebanyak 65,8% dari total ekspor Indonesia terkonsentrasi pada 10 negara utama, yakni Tiongkok, Amerika Serikat, India, Jepang, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, dan Belanda.

“Tiongkok dan Amerika Serikat menjadi mitra dagang terbesar, menyumbang 33,9% dari total ekspor. Mitra dagang seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand juga menunjukkan pertumbuhan positif, dan Indonesia juga mampu menahan penurunan ekspor ke India, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan,” jelas Rini.

Program Pemerintah untuk Dorong Akses Pasar Baru

Untuk mempercepat diversifikasi pasar dan produk, pemerintah melalui Indonesia Eximbank menyediakan berbagai program pendukung. Salah satunya adalah Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Kawasan, yang menyasar negara-negara di kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

Program ini memberikan fasilitas pembiayaan ekspor bagi pelaku usaha yang ingin menjangkau pasar-pasar non-tradisional dengan potensi pertumbuhan tinggi.

Optimisme Terus Dijaga, Akses Pasar Baru Harus Dimaksimalkan

Meskipun tantangan global masih berlangsung, Indonesia tetap optimis terhadap prospek jangka menengah dan panjang. Potensi pasar baru melalui kerja sama internasional menjadi peluang yang perlu dimaksimalkan oleh pelaku ekspor nasional.

“Dengan memanfaatkan peluang pasar baru dan kerja sama internasional, maka Indonesia optimis dapat terus meningkatkan ekspor dan memperkuat posisinya di pasar global,” tutup Rini.