
Menakar Komitmen Hijau Saham Kopi FORE
- Di balik ekspansi gerai yang agresif dan inovasi produk yang terus bergulir, emiten berkode saham FORE ini mengklaim memiliki komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan yang menjadi bagian integral dari strategi bisnis. Sejauh mana keseriusannya?
Tren Pasar
JAKARTA, TRENASIA.ID—PT Fore Coffee Indonesia Tbk (FORE) telah memposisikan diri tidak sekadar sebagai perusahaan kopi retail yang mengejar pertumbuhan bisnis semata. Di balik ekspansi gerai yang agresif dan inovasi produk yang terus bergulir, emiten berkode saham FORE ini mengklaim memiliki komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan yang menjadi bagian integral dari strategi bisnis.
Namun, sejauh mana keseriusan komitmen hijau tersebut dan bagaimana implementasinya di lapangan? Pertanyaan ini menjadi relevan mengingat industri F&B, termasuk kopi, kerap dikritik atas jejak lingkungan yang ditimbulkannya.
FORE diketahui menyebut diri sebagai "pionir gerakan ramah lingkungan" dengan fokus pada sustainable sourcing dan efisiensi operasional. Meski demikian, belum ada target dekarbonisasi terukur seperti net-zero atau science-based targets (SBT) dalam prospektus IPO atau laporan keberlanjutan.
Penelusuran TrenAsia.id, alokasi dana IPO pun belum menunjukkan implementasi konkret terhadap keberlanjutan lingkungan. Dari total Rp353,44 miliar dana IPO, 76% (Rp275 miliar) dialokasikan untuk ekspansi gerai baru, 17% (Rp60 miliar) untuk diversifikasi bisnis donat, dan hanya 5% (Rp18,44 miliar) untuk modal kerja operasional.
Dengan kata lain, tak ada alokasi spesifik untuk inisiatif hijau seperti energi terbarukan atau pengelolaan limbah. Tidak ada penyertaan biodiversity protection, circular packaging, atau carbon offsetting dalam rencana bisnis. Padahal, ini menjadi prioritas ESG global 2025.
Ekspansi Agresif jadi Bumerang?
Penambahan 29 gerai baru di semester I 2025 (total 261 gerai) justru berpotensi meningkatkan konsumsi energi dan emisi, terutama dari listrik dan transportasi logistik. Di samping itu, belum ada kebijakan resmi untuk mengurangi sampah kemasan plastik, isu krusial di industri F&B.
Sebagai perbandingan, regulasi UE (Green Claims Directive) akan melarang klaim "ramah lingkungan" tanpa bukti daur ulang/kompos pada 2028. Lebih lanjut, FORE belum mengungkap program penghematan air di outlet, di tengah water stewardship yang menjadi prioritas ESG korporat global 2025.
Berbeda dengan emiten energi/biotek seperti CDIA (solar energy) atau CHEK (biofuel limbah) yang alokasikan >50% dana IPO untuk proyek hijau, FORE masih fokus pada pertumbuhan konvensional. Padahal permintaan konsumen Indonesia untuk produk ramah lingkungan (terutama kalangan muda) meningkat 35% (2024), dikutip dari neste.com, Selasa, 5 Agustus 2025.
FORE mengklaim telah berkomitmen terhadap lingkungan yang terwujud melalui berbagai inisiatif, termasuk penggunaan kemasan ramah lingkungan, kerja sama dengan petani kopi lokal untuk praktik berkelanjutan, dan kampanye daur ulang sampah plastik.

Mereka juga memiliki kampanye #FOREssentiallyYou dan #FOREsponsible yang berfokus pada kepedulian lingkungan dan kepercayaan diri anak muda, serta melibatkan Cinta Laura sebagai duta sosial dan keberlanjutan.
Chief Marketing Officer Fore Coffee, Matthew Ardian, menjelaskan misi-misi sosial dan sustainabilitas selalu menjadi bagian dari pilar pokok perusahaan. “Kami sangat concern terhadap hasil riset krisis identitas dan juga sangat tertarik akan kreativitas pemanfaatan produk daur ulang sebagai bagian dari aksi perusahaan untuk terus cermat dalam beroperasi,” ujarnya dikutip dari fore.coffee.
Selain itu, pihaknya menggandeng Cinta Laura Kiehl karena dikenal sebagai sosok inspiratif dan vokal dalam menyuarakan beragam misi sosial-lingkungan. “Kami melihat amplifikasi dari kolaborasi ini bisa menjangkau dan menginspirasi masyarakat yang lebih luas lagi, sehingga ini adalah sebuah kemitraan yang sempurna,” ujar Matthew.
Baca Juga: Fore Coffee (FORE) ARA Tiga Hari Pasca IPO, Siapa Saja Investor di Baliknya?
Merujuk kerangka ESG, ada peluang peningkatan keberlanjutan terhadap bisnis kopi FORE. Di rantai pasok, FORE dapat memanfaatkan AI untuk melacak jejak karbon green beans dan memilih pemasok rendah emisi.
Terkait kemasan, perusahaan dapat mengadopsi model circular economy seperti kemasan daur ulang atau sistem deposit cup, contohnya seperti inisiatif Grover di sektor elektronik. Perhatian terhadap energi terbarukan juga perlu ditingkatkan. Konversi 20% outlet ke solar panel bisa tekan emisi dan jadi diferensiasi pasar.