Memulai Bisnis di Usia 60, Ini Strategi Mpok Mumun Lestarikan Kuliner Betawi Lewat Digitalisasi

JAKARTA - Jakarta baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-498. Di tengah gemerlap perayaan dan berbagai acara budaya, ada satu sosok yang turut mempersembahkan hadiah istimewa untuk Ibu Kota: Mpok Mumun. 

Di usianya yang sudah menyentuh kepala enam, perempuan satu ini justru baru saja memulai babak baru dalam hidupnya. 

Bukan sekadar berjualan camilan, Mpok Mumun menghadirkan Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun sebagai bentuk nyata pelestarian budaya Betawi lewat rasa yang otentik dan kemasan modern.

• 12 Negara Teraman Jika Perang Dunia 3 Meletus, Indonesia Masuk
• Jangan Asal Beli! Pelajari Dulu Cara Pilih Saham IPO Sebelum Investasi di CDIA, CHEK, dan COIN
• Cara Baru Hemat Uang Makan: Gabungkan ‘Bulk Buy’ dan Pangan Lokal

Awal Mula Bisnis: Dari Pertanyaan Jadi Peluang

Kisah inspiratif ini bermula dari obrolan sederhana antara Mpok Mumun dan anaknya yang bekerja di industri penerbangan. 

Anak Mpok Mumun sering mendapat pertanyaan dari teman-temannya ketika bepergian, "Ada nggak sih oleh-oleh khas Jakarta?" Pertanyaan itu ternyata membekas di hati Mpok Mumun. Ia pun mulai berpikir, mengapa tidak membuat oleh-oleh khas Jakarta yang benar-benar mewakili cita rasa dan identitas Ibu Kota?

“Akhirnya saya merasa ini bukan sekadar ide, tapi panggilan. Saya ingin melestarikan cita rasa kuliner Betawi yang selama ini kurang terekspos,” tutur Mpok Mumun melalui kisah inspiratif yang dibagikan Shopee, Selasa, 24 Juni 2025. 

Sejak 2022, Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun resmi berdiri dan menjelma menjadi representasi rasa Betawi yang bisa dinikmati siapa saja, di mana saja.

Camilan Khas Betawi dengan Sentuhan Modern

Di bawah brand Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun, berbagai camilan khas Betawi seperti Dodol Betawi, Bir Pletok, Akar Kelapa, Biji Ketapang, hingga Kue Gambang diolah ulang tanpa menghilangkan rasa aslinya. Di antara semua produk tersebut, Dodol Betawi menjadi primadona yang paling laris, terutama di platform digital seperti Shopee.

Yang bikin unik, resep dodol tersebut merupakan warisan keluarga yang dulu sering disajikan saat acara hajatan. Sekarang, dengan kemasan modern berhiaskan ilustrasi khas Jakarta seperti Monas dan Lapangan GBK, rasa Betawi bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh penuh makna.

Modal Minim, Semangat Maksimal

Memulai bisnis di usia 60 tahun tentu bukan perkara mudah. Apalagi, ini bukan usaha pertama Mpok Mumun. Dua usaha sebelumnya sempat gagal dan membuatnya harus memulai dari nol lagi. Tapi dari pengalaman itu, Mpok Mumun belajar banyak hal—terutama soal pentingnya riset, diferensiasi produk, dan adaptasi terhadap teknologi digital.

Dengan modal seadanya dari tabungan pribadi, Mpok Mumun memberanikan diri memulai usaha ini. Ia tak menyerah walau minim pengalaman soal bisnis digital. 

Belajar otodidak lewat YouTube dan aktif di komunitas UMKM Jakarta jadi cara Mpok Mumun menimba ilmu baru. Hasilnya? Cukup mencengangkan.

Baca Juga: Hiperpersonalisasi: Jurus Digital Marketing UMKM agar Pelanggan Makin Lengket

Kolaborasi dengan Shopee: Melejit Lewat Digitalisasi

Salah satu keputusan penting dalam perjalanan bisnis Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun adalah bergabung dengan platform Shopee pada November 2022. Bukan asal pilih, tapi keputusan ini diambil setelah Mpok Mumun melakukan riset kecil-kecilan dan menemukan bahwa Shopee punya trafik konsumen tertinggi di antara marketplace lain.

Sejak saat itu, 80% penjualan brand ini datang dari Shopee. Tak hanya mengandalkan toko online, Mpok Mumun juga memanfaatkan fitur-fitur seperti Shopee Live, Shopee Video, hingga program Shopee Affiliate untuk memperluas jangkauan pasar.

Shopee ternyata bukan cuma jadi tempat jualan, tapi juga wadah belajar dan berkembang. Kini, Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun punya delapan karyawan (naik dari dua orang di awal), toko fisik di Jakarta, reseller dari berbagai kota, dan bahkan tengah bersiap menembus pasar ekspor lewat program Shopee Seller Ekspor.

Dari Budaya ke Bisnis: Bukti Cinta pada Jakarta

Bagi Mpok Mumun, produk-produk yang ia jual bukan sekadar makanan ringan, tapi bagian dari upaya menjaga identitas budaya Jakarta. Bahkan dalam momen HUT Jakarta ke-498 ini, ia meluncurkan varian baru Kue Gambang edisi spesial bertajuk “Rasa Jakarta, Cerita Kita.”

Kue Gambang dipilih karena dianggap sebagai salah satu kuliner tradisional yang nyaris punah. Lewat kemasan modern dan rasa otentik, Mpok Mumun ingin menunjukkan bahwa budaya bisa tetap hidup dan relevan di era sekarang, selama ada orang-orang yang peduli.

“Kue ini bukan cuma enak, tapi juga punya cerita. Saya ingin anak cucu kita nanti masih bisa tahu dan merasakan apa itu kue Gambang,” ucapnya.

Harapan untuk Jakarta dan Generasi Muda

Menjelang usia Jakarta yang hampir lima abad, Mpok Mumun punya pesan yang mendalam. Ia berharap agar Jakarta makin ramah terhadap pelaku UMKM dan tetap menjadi kota impian untuk tumbuh dan berkarya. Untuk generasi muda, ia berpesan agar jangan hanya jadi penikmat budaya.

“Kenali dan cintai kuliner lokal kita. Kalian itu penerus budaya. Kalau bukan kalian, siapa lagi yang akan jaga dan teruskan warisan ini?” ungkapnya dengan penuh haru.

• Perjalanan Yovie Widianto: Dari Kahitna jadi Komisaris Pupuk Indonesia
• Kerajaan Saham Prajogo Pangestu Kian Luas, CDIA IPO Siap Gaet Investor Pemula?
• CDIA Disuntik Kredit 3 Bank Raksasa Jelang IPO, Apa Artinya bagi Investor?

Bisnis Bukan Soal Umur, Tapi Soal Semangat

Kisah Mpok Mumun membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk memulai sesuatu yang baru. Lewat produk-produk yang sarat nilai budaya, ditambah strategi digital yang tepat, Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun berhasil mencuri hati masyarakat, bahkan hingga luar kota.

Jadi, kalau kamu sedang mencari oleh-oleh khas Jakarta yang otentik, penuh cerita, dan pastinya enak, kamu bisa langsung mampir ke toko Shopee Oleh-Oleh Jakarta Mpok Mumun di sini: shopee.co.id/oleholehjakarta.id.

Yuk, dukung UMKM lokal dan ikut jadi bagian dari pelestarian kuliner Betawi! Siapa tahu, kamu bisa jadi versi Mpok Mumun berikutnya—yang tak hanya menjual produk, tapi juga menyebarkan semangat cinta budaya lewat rasa.