TU-22M-Backfire-with-Kh-22-missiles.jpg
Dunia

Melihat Peta Bomber Rusia Pasca-Serangan Besar Ukraina

  • Operasi Spiderweb atau jaring laba-laba terhadap pangkalan udara di seluruh Rusia terutama menargetkan armada pembom strategis. Pertanyaannya, apakah serangan

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Operasi Spiderweb atau jaring laba-laba terhadap pangkalan udara di seluruh Rusia terutama menargetkan armada pembom strategis. Pertanyaannya, apakah serangan itu akan mempengaruhi kekuatan Rusia di sektor ini.

Pesawat yang menjadi target telah banyak digunakan untuk meluncurkan serangan rudal jelajah di Ukraina. Sebelumnya mereka telah menjadi sasaran. Tetapi tidak pernah dalam skala seperti serangan terakhir. Dilaporkan 117 pesawat nirawak diluncurkan terhadap sedikitnya empat lapangan udara dalam serangan yang dilakukan pada Minggu 1 Juni 2025 tersebut. 

Serangan tersebut menuai kecaman dari para blogger militer Rusia. Mereka mengkritik Kementerian Pertahanan karena gagal belajar dari serangan sebelumnya dan melindungi para pembom. Membangun tempat perlindungan atau hanggar untuk pesawat sebesar itu merupakan tugas yang berat. Dan militer telah mencoba beberapa solusi dadakan yang dikritik sebagai upaya untuk menutupi kekurangan. Salah satunya dengan menggunakan ban bekas guna menutupi pesawat.

Pada titik ini, tidak jelas berapa banyak pesawat yang hancur atau rusak. Tetapi tidak diragukan lagi bahwa operasi Ukraina akan memiliki efek jangka panjang pada penerbangan strategis Rusia.

Menurut pernyataan awal dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina operasi ini menyerang 41 pesawat. Hingga saat ini, klaim tersebut telah dikaji ulang. Andriy Kovalenko, seorang pejabat di Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina mengatakan bahwa sedikitnya 13 pesawat Rusia hancur.

Pesawat diduga mencakup pembom supersonik jarak menengah Tu-22M3 Backfire-C, bomber turboprop jarak jauh Tu-95MS Bear-H , dan platform peringatan dini dan kontrol udara   A-50 Mainstay . Masih belum dikonfirmasi laporan tentang kemungkinan penghancuran bomber supersonik jarak jauh Tu-160 Blackjack. Tu-160 adalah permata mahkota cabang Penerbangan Jarak Jauh dan merupakan satu-satunya pesawat pengebom Rusia yang masih diproduksi. Meskipun dalam skala yang sangat terbatas.

Berdasarkan intelijen sumber terbuka, termasuk bukti video, laporan yang belum diverifikasi menunjukkan bahwa dua Tu-95MS dihancurkan di Pangkalan Udara Olenya. Sementara dua yang lain lagi rusak dan satu pesawat angkut An-12 Cub hancur.

Serangan juga terjadi di Pangkalan Udara Belaya yang terletak 4.000 km dari Ukraina. Ada bukti satelit yang menunjukkan setidaknya tiga Tu-95MS hancur dan satu mungkin rusak. Ditambah sebanyak empat Tu-22M3 hancur.

Olenya terletak di Semenanjung Kola sebelah selatan Murmansk. Ini adalah markas Resimen Penerbangan Gabungan ke-40 yang menerbangkan Tu-22M3.  Sementara Belaya di dekat Irkutsk, juga merupakan pangkalan Backfire yang menampung Resimen Penerbangan Pembom Berat ke-200. 

Citra satelit yang menunjukkan dampak serangan

Bomber Rusia saat ini sering kali dikerahkan ke pangkalan yang berbeda. Sebuah upaya untuk mencoba menghindari serangan Ukraina. Jadi bukan hal yang aneh jika berbagai jenis ditemukan di lokasi yang berbeda. Ada juga dugaan bahwa sejumlah besar pesawat Tu-95MS mungkin baru saja tiba di Olenya. 

Dua pangkalan udara lainnya yakni Dyagilevo dan Ivanovo  juga diserang.  Dyagilevo yang ada di wilayah Ryazan merupakan pusat pelatihan untuk Penerbangan Jarak Jauh Rusia. Sementara Ivanovo, di wilayah dengan nama yang sama, merupakan pangkalan bagi armada peringatan dini dan kontrol udara   A-50. Meskipun pesawat-pesawat ini sekarang biasanya dikerahkan di garis depan.

Kementerian Pertahanan Rusia mengakui bahwa serangan pesawat nirawak telah terjadi di wilayah Murmansk, Irkutsk, Ivanovo, Ryazan, dan Amur. “Beberapa pesawat telah dibakar di wilayah Murmansk dan Irkutsk,” kata Kementerian Pertahanan. Ini mengindikasikan Olenya dan Belaya.

Perlu dicatat juga bahwa pesawat radar A-50 bukan bagian dari Penerbangan Jarak Jauh Rusia. Pesawat ini milik satu-satunya skuadron pengawasan dini dan kontrol udara Rusia. Mereka terutama bertugas untuk pertahanan udara dan tugas komando dan kontrol. Pesawat telah memainkan peran penting dalam perang di Ukraina. Sebelum invasi skala penuh ke Ukraina, Rusia diperkirakan  memiliki sembilan A-50 dalam dinas aktif. Dua pesawat sebelumnya telah rusak sejak invasi Rusia.

Angkatan Bersenjata Ukraina menetapkan bahwa total kerusakan mencapai sekitar US$7 miliar. Angka yang mungkin didasarkan pada sekitar 40 pesawat yang tidak dapat dioperasikan secara permanen. Namun ini sangat sulit diukur mengingat ketidakpastian tentang jumlah pesawat yang terkena. Selain itu tingkat kerusakan dan fakta bahwa pesawat-pesawat ini telah tidak diproduksi selama beberapa dekade.

Satu-satunya pembom Rusia yang harganya bisa dipastikan cukup mahal adalah Tu-160 yang mungkin tidak hancur dalam serangan itu. Pada tahun 2018, Kementerian Pertahanan Rusia memesan 10 Tu-160M2 baru dengan biaya 160 miliar rubel. Ini menjadikannya sebagai pesawat termahal milik Rusia.  Dengan nilai kontrak itu maka satu unit pesawat diperkirakan seharga lebih dari 500 juta dolar Amerika atau sekitar Rp8 triliun per pesawat. 

Pakar kedirgantaraan Rusia Piotr Butowski memperkirakan angka kontrak tersebut dikecilkan saat itu. Dia memperkirakan harga sebenarnya 50 persen lebih mahal. “Ini adalah satu-satunya pesawat yang saat ini sedang diproduksi, jadi harganya dapat diperkirakan,” katanya.  Sementara Tu-95MS  sudah tidak diproduksi selama lebih dari 30 tahun dan tidak ada penggantinya. Ini menjadikan nilainya bagi angkatan udara Rusia lebih besar daripada uang.

Pesawat pembom jarak jauh adalah salah satu aset udara strategis Rusia yang paling berharga. Yang terpenting, tidak satu pun dari pesawat ini dapat diganti dengan cepat. Dan sebagian besar tidak dapat diganti karena kemampuan produksinya sudah lama tidak ada lagi. Pilihan untuk membawa kembali pesawat yang sudah lama pensiun ke layanan semakin tidak memungkinkan. Ini karena pesawat seperti  telah disimpan di tempat terbuka selama beberapa dekade dan diambil suku cadangnya. Tingkat pekerjaan yang diperlukan untuk membuatnya layak terbang lagi akan sangat besar.

Tu-95MS

Tu-95MS

Dari semua pesawat pembom Rusia desain tertua adalah Tu-95MS. Pesawat unik dengan empat turboprop dan sayap menyapu ini berasal dari awal tahun 1950-an. Namun Tu-95MS yang ada saat ini diproduksi antara tahun 1982 hingga 1992 sebagai pesawat pengangkut khusus untuk rudal jelajah. Sebanyak 88 pesawat  Bear-H telah selesai dibuat sebelum runtuhnya Uni Soviet. Setelah itu 40 pesawat ditinggalkan di Kazakhstan dan 25 pesawat lainnya di Ukraina. Kazakhstan mengembalikan semua pesawat yang ada di wilayahnya kepada Rusia. Sementara hanya tiga contoh paling modern dari pesawat yang ditinggalkan di Ukraina yang berhasil dikembalikan ke Rusia pada tahun 1999. Sementara pesawat lainnya dibesituakan.

Mengingat pentingnya Bear-H, pesawat yang masih ada telah ditingkatkan secara bertahap ke standar Tu-95MSM. Peningkatan menyediakan radar baru, sistem kendali penerbangan, dan perangkat navigasi. Selain itu kokpit juga diperbarui.

Pada awal perang di Ukraina, Rusia kemungkinan memiliki kekuatan kurang dari 50 pesawat Tu-95MS. Jika laporan penghancuran lima Bear-H terbukti benar , hilangnya 10 persen armada akan sangat signifikan. Perlu diingat juga bahwa, pada waktu tertentu, hanya sebagian dari seluruh armada yang beroperasi. Sementara yang lain menjalani perawatan rutin, sedang menjalani peningkatan yang lebih dalam, dan seterusnya.

Tu-22M3

Tu-22M3

Bomber yang lain adalah Tu-22M3 Backfire-C.  Pesawat sayap ayun ini adalah desain Perang Dingin  yang pengembangannya dimulai pada akhir 1960-an. Tidak seperti Tu-95MS dan Tu-160, Tu-22M3 juga mampu membawa bom jatuh bebas. Meskipun dalam perang Ukraina, Backfire terutama dikaitkan dengan serangan menggunakan rudal antikapal supersonik Kh-22. Rudal yang oleh NATO disebut sebagai AS-4 Kitchen ini digunakan untuk menyerang target darat . Senjata ini telah terbukti sangat merusak meskipun tidak terlalu presisi.

Versi definitif Tu-22M3 pertama kali terbang pada tahun 1977 dan total 268 pesawat dibuat hingga tahun 1993. Setelah runtuhnya Uni Soviet, beberapa Tu-22M tetap berada di Ukraina dan dioperasikan sebentar sebelum dibesituakan antara tahun 2002 hingga 2006.

Peningkatan Tu-22M3M merupakan upaya untuk menjaga Backfire tetap relevan. Meskipun kemajuannya hanya lambat. Peningkatan ini terutama pada sistem avionic dengan menambahkan radar yang dimodernisasi, sistem kendali senjata,  peralatan navigasi/komunikasi, serta kokpit yang diperbarui. Peningkatan ini juga menghadirkan kompatibilitas dengan senjata baru.

Angkatan Udara Rusia memulai perang di Ukraina dengan sekitar 60 Tu-22M3 yang bertugas. Sudah ada beberapa insiden lain berupa kerugian tempur sejak Februari 2022.

Tu-160

Tu-160 Blackjack

Terakhir adalah Tu-160 Blackjack. Ini adalah pesawat pembom Rusia yang paling modern dan tangguh. Tetapi juga merupakan komponen armada terkecilnya. Jumlah armada Tu-160 Rusia saat ini sekitar 16 pesawat yang beroperasi. Blackjack juga satu-satunya pesawat yang dapat diganti, setidaknya secara teori. Untuk saat ini, tidak diketahui pasti apakah ada Blackjack yang hancur dalam serangan pesawat nirawak tetrakhir.

Prototipe pertama dari dua prototipe Tu-160 mengudara pada tahun 1981. Kemudian diikuti oleh 33 pesawat produksi seri termasuk satu untuk uji statik. Produksi awal berakhir pada tahun 1994, dengan empat pesawat belum selesai di pabrik di Kazan. Tiga di antaranya telah selesai. Runtuhnya Uni Soviet meninggalkan 19 Tu-160 di Ukraina. Kesepakatan antara Moskow dan Kyiv menghasilkan delapan pesawat di Ukraina akhirnya dikembalikan ke Rusia antara tahun 1999 hingga 2000. Dari 11 pesawat lainnya di Ukraina, satu dilestarikan dan sisanya dibuang.

Tu-160 juga menjadi subjek program peningkatan. Dan, tidak seperti bomber lainnya, Rusia sedang membangun pesawat tambahan. Mereka akan dijadikan sebagai pengganti sementara hingga kemungkinan kedatangan bomber baru yang disebut PAK DA. Tetapi belum jelas kapan pesawat ini akan datang meski sudah bertahun-tahun disebut-sebut oleh Rusia.

Dengan mengingat hal itu, kekuatan pembom yang ada menjadi aset yang lebih penting. Pada bulan Januari 2018, Moskow memesan 10 unit Tu-160M ​​baru  dengan pesawat pertama direncanakan siap pada tahun 2021. Sementara Kementerian Pertahanan Rusia telah mengatakan ingin menerima setidaknya 50 unit pesawat Tu-160M ​​baru. Tetapi tidak ada pesanan lebih lanjut yang dilakukan sejak saat itu.

Pada bulan Januari 2022 Tu-160M ​​baru pertama mengudara. Yang membingungkan, sebutan Tu-160M ​​diterapkan pada pesawat baru dan versi yang ditingkatkan dari pesawat lama. Seperti diketahui  Tu-160M ​​didasarkan pada sistem misi dan avionik yang sepenuhnya baru . Ini termasuk radar baru, tampilan kokpit digital, sistem kontrol penerbangan, peralatan navigasi, dan perangkat komunikasi. Perangkat perlindungan diri baru juga dipasang.

Upaya untuk membangun Blackjack baru tidaklah mudah. ​​Hanya sekitar tiga Tu-160M ​​baru yang telah selesai dibangun hingga awal tahun 2025. Dan tidak satu pun dari pesawat ini yang beroperasi. Oleh karena itu, meskipun Rusia memiliki kemampuan teoritis untuk memperkenalkan pesawat pembom baru ke dalam layanan,  ini bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan dengan cepat dan tidak tanpa biaya besar.

Bahkan dengan menghentikan satu atau dua bomber dari operasi akan berdampak pada Pasukan Dirgantara Rusia. Triad pesawat pengebom telah memainkan peran kunci dalam meluncurkan rentetan rudal jelajah yang secara rutin menyerang sasaran di seluruh Ukraina.

Pada saat yang sama, pesawat ini merupakan bagian integral dari penangkal nuklir Rusia. Hal ini menjadikan mereka sebagai masalah prestise yang besar. Tetapi juga merupakan elemen penting dalam kemampuan Rusia untuk meluncurkan serangan udara nuklir atau konvensional terhadap target di luar Ukraina. Pesawat ini juga secara teratur digunakan untuk patroli jarak jauh di Eropa dan Asia. Juga menjelajah hingga ke pantai Alaska, serta untuk kunjungan tidak teratur ke sekutu strategis .

Memusnahkan sebagian besar dari salah satu cabang triad nuklir dan merupakan bagian paling fleksibel  akan berdampak pada kredibilitas pencegahan menyeluruh Rusia. Perlu dicatat juga  Moskow telah berulang kali mengatakan serangan terhadap target strategis akan menjadi garis merah bagi mereka. Meskipun pembom strategis dan lokasi kritis juga telah diserang pada banyak kesempatan di masa lalu. Namun, tidak satu pun dari serangan ini yang meluas dan mungkin berhasil seperti operasi ini. Terlepas dari itu, bahkan jika segelintir pembom menemui ajalnya, itu merupakan pukulan bagi postur pencegahan nuklir Rusia.