ilustrasi Penyaluran KUR Umkm-13.jpg
Tren Inspirasi

Mau UMKM Makin Laris? Ini Cara Cerdas Manfaatkan AI Tanpa Biaya Mahal

  • Keberadaan AI bisa menjadi peluang besar bagi UMKM, tetapi juga bisa menjadi ancaman jika tidak dimanfaatkan secara tepat.

Tren Inspirasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Dalam dunia bisnis yang terus berkembang pesat, keberadaan teknologi Artificial Intelligence (AI) kini menjadi perbincangan hangat, termasuk di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Lantas, apakah AI akan menjadi sahabat atau justru tantangan baru bagi sektor UMKM di Indonesia?

Menurut Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si, Dosen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. “Hingga 2024, terdapat sekitar 65 juta unit UMKM di Indonesia. Mereka menyumbang sekitar 61% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hingga 97% tenaga kerja nasional,” ujarnya dalam lembar opini di situs resmi UPI, dikutip Jumat, 11 Juli 2025.

Namun, lanjut Suwatno, dunia saat ini sedang berubah dengan cepat. Tidak hanya dari sisi tantangan ekonomi yang semakin kompleks, tetapi juga karena kemajuan teknologi, terutama AI yang terus berkembang pesat di berbagai sektor, termasuk dunia usaha.

AI: Tantangan atau Peluang?

Suwatno mengungkapkan bahwa keberadaan AI bisa menjadi peluang besar bagi UMKM, tetapi juga bisa menjadi ancaman jika tidak dimanfaatkan secara tepat. “Kalau pelaku UMKM tidak bisa memanfaatkan AI secara efektif untuk mendukung bisnisnya, tentu ini jadi ancaman serius. Apalagi kalau teknologi ini hanya digunakan oleh usaha-usaha besar,” ujarnya.

Namun di sisi lain, ia juga mengaku cukup terkejut saat melihat tren yang berkembang di media sosial seperti Instagram. Ternyata, tidak sedikit UMKM—bahkan yang skala mikro—sudah memanfaatkan AI untuk membuat konten branding, pemasaran, dan penjualan.

“Saya lihat sendiri, banyak konten gambar, lagu, hingga video yang dihasilkan dengan bantuan AI. Bahkan saat kita mau posting di Instagram, sekarang ada fitur 'Tambahkan Label AI', yang menandakan betapa terintegrasinya teknologi ini dengan keseharian digital kita,” tuturnya.

Suwatno menilai, meski AI sering dianggap sebagai teknologi mahal dan rumit, nyatanya banyak platform yang mengusung model freemium, di mana fitur dasar bisa digunakan secara gratis. Tapi menurutnya, yang paling penting adalah bagaimana pengguna menguasai teknologi itu.

“Keahlian dalam mengoperasikan AI jadi kunci. Meski pakai versi gratis, kalau tahu caranya, hasilnya bisa sangat menarik,” jelasnya.

Baca Juga: Perlukah UMKM Kasih Diskon Besar untuk Dongkrak Penjualan? Ini Strategi yang Lebih Sehat

Kenyataan di Lapangan: Masih Banyak UMKM Gagap Teknologi

Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM yang belum siap beradaptasi dengan teknologi seperti AI. “Mayoritas UMKM kita masih punya literasi digital yang rendah. Banyak yang menganggap AI itu terlalu canggih, nggak nyambung sama bisnis mereka,” kata Suwatno.

Padahal, AI bukan cuma buat bikin konten. Ia menjelaskan bahwa AI bisa dimanfaatkan untuk memahami perilaku konsumen, menganalisis tren pasar, hingga menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif. “Sayangnya, fitur-fitur canggih ini baru dimanfaatkan perusahaan besar, sementara UMKM masih mengandalkan strategi organik,” imbuhnya.

Meski begitu, Suwatno tetap optimistis bahwa AI adalah harapan bagi UMKM, asalkan digunakan dengan cara yang tepat.

Ini Manfaat AI bagi UMKM

Dalam penjelasannya, Suwatno memaparkan beberapa manfaat AI yang bisa langsung dirasakan oleh pelaku UMKM:

1. Efisiensi operasional
AI bisa bantu UMKM mengelola stok, menganalisis tren penjualan, sampai menentukan strategi harga. “Contohnya, di bisnis kuliner, restoran kecil bisa pakai sistem pemesanan otomatis berbasis AI. Nggak perlu nambah pegawai, layanan tetap cepat,” jelas Suwatno.

2. Pemasaran digital yang lebih tajam
AI dapat membantu pelaku usaha memahami pasar secara lebih mendalam. Lewat tools berbasis AI, UMKM bisa melihat tren pencarian produk di e-commerce atau media sosial. “Ini bikin strategi bisnis mereka jadi lebih presisi,” ucapnya.

3. Layanan pelanggan makin cepat dan efisien
Chatbot berbasis AI bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan umum pelanggan. Bahkan sekarang banyak UMKM yang sudah pakai fitur balas otomatis di WhatsApp atau Instagram. “Dengan begitu, mereka tetap bisa respons pelanggan tanpa harus standby terus,” katanya.

4. Buka peluang pasar yang lebih luas
AI memungkinkan UMKM menjangkau pelanggan di luar daerah, bahkan hingga ke luar negeri. “Kita bisa bikin konten iklan yang dipersonalisasi pakai AI, jadi lebih mudah ditemukan oleh pembeli potensial,” tambah Suwatno.

Perlu Dukungan Pemerintah dan Perubahan Mindset

Namun untuk bisa memaksimalkan potensi AI, Suwatno menekankan perlunya dukungan dari pemerintah. Ada tiga langkah strategis yang menurutnya bisa dilakukan:

  1. Pelatihan literasi digital secara masif untuk UMKM, agar mereka bisa memahami dan memanfaatkan teknologi AI.
  2. Stimulus dan insentif, seperti kredit lunak atau subsidi digitalisasi, bagi UMKM yang mengadopsi teknologi.
  3. Pemerataan infrastruktur digital, khususnya di wilayah-wilayah yang akses internetnya masih terbatas.

“Pemerintah nggak bisa diam. Harus ada gerakan kolektif agar teknologi ini bisa diakses secara inklusif,” tegas Suwatno.

Namun ia juga mengingatkan bahwa perubahan harus dimulai dari para pelaku UMKM itu sendiri. “UMKM juga harus sadar bahwa teknologi bukan ancaman. AI itu alat, yang kalau dipakai dengan tepat bisa bantu usaha mereka naik level,” ujarnya.

Salah satu cara yang disarankan adalah dengan bergabung ke komunitas digital yang aktif menggunakan AI. “Di komunitas, mereka bisa saling belajar dan berbagi pengalaman. Bahkan bisa adaptasi strategi dari perusahaan besar, lalu diterapkan dalam skala kecil,” imbuh Suwatno.

AI dan UMKM: Jalan Menuju Masa Depan

Mengakhiri pernyataannya, Suwatno menekankan bahwa masa depan UMKM akan sangat dipengaruhi oleh sejauh mana mereka mau belajar dan beradaptasi dengan teknologi. “AI itu bukan musuh. Justru dia bisa jadi teman terbaik bagi UMKM, asalkan kita tahu cara menjinakkannya,” pungkasnya.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas digital, AI bisa menjadi motor penggerak baru bagi UMKM Indonesia untuk bertahan, tumbuh, dan bersaing di era digital global yang makin ketat.