
Mau Cuan Jangka Pendek atau Investasi Long Term? Ini Prospek Saham Emas BRMS
- Dua sekuritas kompak rekomendasikan 'Beli' saham BRMS. Pahami target harga jangka pendek dari BRI Danareksa & target jangka panjang dari Verdhana.
Tren Pasar
JAKARTA – Saham emiten tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tengah menjadi sorotan hangat di kalangan para analis. Di tengah kinerja keuangannya yang masih dalam tahap pengembangan, prospek masa depan perusahaan ini justru dinilai sangat cerah.
Menariknya, saham ini direkomendasikan oleh dua perusahaan sekuritas berbeda dengan dua sudut pandang: satu untuk peluang keuntungan jangka pendek (swing trade), dan satu lagi untuk investasi jangka panjang yang didasari oleh fundamental.
Situasi ini tentu membuat banyak investor bertanya: apa yang membuat BRMS menarik bagi para trader sekaligus investor? Dan seberapa besar potensinya? Mari kita bedah lima poin penting dari analisis para ahli.
- Belum Dirilis, Musik Beyoncé Dicuri dari Mobil selama Tur Cowboy Carter
- BI Diprediksi Pangkas Suku Bunga, Ini Sederet Peluang Finansial Bagi Generasi Muda
- Belum Dapat BSU? Kapan Subsidi Upah Batch 4 Ini Cair
1. Peluang 'Cuan' Jangka Pendek: Sinyal Teknikal dari BRI Danareksa
Bagi Anda yang menyukai strategi trading jangka pendek, BRI Danareksa Sekuritas memberikan sinyal positif. Mereka merekomendasikan "Buy" untuk saham BRMS dengan strategi swing trade, atau memanfaatkan ayunan harga dalam beberapa hari ke depan.
Target harga jangka pendek yang mereka pasang berada di rentang Rp442 hingga Rp460. Menurut analisis mereka, secara teknikal, grafik harga BRMS baru saja berhasil menembus fase konsolidasinya dan memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan.
Namun, mereka juga mengingatkan pentingnya manajemen risiko bagi para trader jangka pendek. Tim riset BRI Danareksa Sekuritas memberikan batasan kerugian yang perlu diwaspadai, “Adapun stop loss di bawah Rp418,” jelasnya dikutip pada Selasa, 15 Juli 2025.
2. Didukung Restu Bosnya dan Harga Emas Dunia
Optimisme terhadap BRMS tidak hanya datang dari grafik, tetapi juga dari sentimen makro dan internal perusahaan. Direktur BRMS, Herwin Hidayat, sangat optimistis bahwa harga emas dunia masih dalam tren bullish atau tren naik.
Ia mengutip prediksi dari institusi-institusi keuangan global seperti JP Morgan dan Morgan Stanley yang memperkirakan harga emas bisa mencapai level yang sangat tinggi. Ia bahkan melihat potensi kenaikan ini akan terus berlanjut hingga tahun depan.
“Prediksi harga emas US$3.500-4.000 per ons sampai pertengahan 2026 bukan tidak mungkin akan terjadi,” kata Herwin dalam keterangannya belum lama ini.
3. Harta Karun Terpendam: Proyek Emas Kualitas 'Sultan'
Untuk jangka panjang, daya tarik utama BRMS terletak pada 'harta karun' yang mereka miliki. Verdhana Sekuritas dalam risetnya menyoroti bahwa BRMS memiliki total sumber daya emas mencapai 12,4 juta ons dan tembaga sebesar 1,9 juta ton.
Aset andalan mereka adalah proyek emas di Citra Palu Mineral (CPM) yang memiliki kadar emas tertinggi di Indonesia, yaitu 3,5 gram per ton. Semakin tinggi kadar emasnya, semakin murah dan efisien biaya produksinya.
Dengan aset berkualitas ini, produksi emas BRMS diproyeksikan akan tumbuh pesat dengan rata-rata 32% per tahunhingga 2028, sementara laba bersihnya diprediksi tumbuh rata-rata 57% per tahun.
4. Mesin Pertumbuhan Masa Depan: 4 Pabrik Baru & Tambang Bawah Tanah
Pertumbuhan produksi yang masif tersebut akan didukung oleh ekspansi besar-besaran. Sejak Grup Salim masuk sebagai pemegang saham pada 2021, BRMS telah mengamankan pendanaan untuk membangun empat pabrik pengolahan emas baru.
Tidak hanya itu, mereka juga sedang mengembangkan proyek tambang emas bawah tanah dengan target capex atau belanja modal mencapai US$300 juta. Tambang baru yang akan mulai berproduksi pada 2027 ini bahkan memiliki kadar emas yang lebih tinggi lagi, yaitu 4,9 gram per ton.
Pengembangan tambang baru dengan kadar emas yang lebih tinggi ini juga diproyeksikan akan membuat perusahaan semakin efisien, seperti yang ditulis Verdhana dalam risetnya. “Biaya kas bakal turun menjadi US$1.300 per oz dari US$1.400 per oz pada 2028, karena meningkatnya kadar emas.”
5. Jadi, Berapa Target Jangka Panjangnya? Analis Bidik Rp600
Berdasarkan semua potensi 'harta karun' dan rencana ekspansi tersebut, Verdhana Sekuritas menginisiasi riset mereka dengan target harga jangka panjang yang sangat optimistis untuk saham BRMS, yaitu di level Rp600 per saham.
Katalis utama dari target harga tinggi ini adalah valuasi tambahan yang datang dari proyek-proyek baru mereka, seperti tambang emas Suma Heksa Sinergi (SHS) dan Linge Mineral Resources (LMR), serta proyek tembaga Gorontalo Minerals (GM).
Namun, mereka juga mengingatkan adanya beberapa risiko utama yang perlu diwaspadai oleh investor. “Risiko saham BRMS adalah volatilitas harga emas, perubahan regulasi, dan eksekusi proyek emas dan tembaga,” pungkas Verdhana.