
Mars Berputar Makin Cepat, dan Ilmuwan Tidak Yakin Mengapa
- Dari misi InSight NASA untuk menunjukkan bahwa putaran Planet Merah berakselerasi dengan kecepatan 4 miliarcseconds per tahun
Tren Leisure
JAKARTA- Data dari misi InSight NASA menunjukkan bahwa rotasi Mars semakin cepat dan hari-harinya menjadi sedikit lebih pendek.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan 14 Juni 2023 di jurnal Nature, para astronom menggunakan data dari misi InSight NASA untuk menunjukkan bahwa putaran Planet Merah berakselerasi dengan kecepatan 4 miliarcseconds per tahun. Akibatnya, lamanya satu hari di Mars semakin pendek sepersekian milidetik setiap tahunnya.
Perubahan rotasi seperti itu sulit dideteksi. Untungnya, InSight dapat mengumpulkan data selama empat tahun sebelum kehabisan daya pada Desember 2022. Studi baru ini memeriksa pengukuran yang diambil dari 900 hari pertama misi di Mars. Waktu yang cukup untuk mengetahui bahkan perubahan halus dalam putaran planet.
- Pertama dalam 47 Tahun, Rusia Luncurkan Pesawat Ruang Angkasa ke Bulan
- Joe Biden Sebut China Sedang Hadapi ‘Bom Waktu’ Ekonomi
- Sri Mulyani Gelontorkan Rp108,2 Triliun untuk Subsidi BBM dan Listrik
Para ilmuwan tidak 100% yakin apa yang menyebabkan percepatan, tetapi mereka memiliki beberapa ide. Salah satunya adalah akumulasi es di kutub planet menyebabkan sedikit perubahan dalam distribusi massanya.
Atau, para peneliti berhipotesis, itu bisa jadi karena fenomena yang disebut post-glacial rebound, di mana daratan muncul setelah ribuan tahun terkubur di bawah es. Bagaimanapun, pergeseran bertahap mungkin cukup untuk secara halus mengubah rotasi Mars dalam rentang waktu yang sangat lama.
Selain melacak putaran planet, data InSight memberikan pandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke inti Mars. Setelah menganalisisnya, para peneliti menemukan bahwa inti Mars memiliki radius sekitar 1.850 kilometer. Lebih kecil dari inti Bumi yakni 3.485 kilometer, tetapi lebih besar proporsinya terhadap planet.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa inti ini tidak seragam. Sebaliknya, ia memiliki daerah dengan kerapatan lebih tinggi atau lebih rendah.
"Ini adalah eksperimen bersejarah," kata Sebastien Le Maistre, seorang ilmuwan planet di Royal Observatory of Belgium dan penulis utama studi tersebut dalam sebuah dikutip Live Science Jumat 11 Agustus 2023.
"Kami telah menghabiskan banyak waktu dan energi untuk mempersiapkan percobaan dan mengantisipasi penemuan-penemuan ini. Namun meskipun demikian, kami masih terkejut sepanjang jalan."