
Lowongan Kerja Luar Negeri : Jerman dan Timur Tengah Buka Peluang
- Jerman dan negara-negara Timur Tengah membuka peluang kerja bagi pekerja migran Indonesia di sektor kesehatan, teknologi, konstruksi, dan layanan. Pemerintah Indonesia mendorong jalur resmi untuk migrasi kerja yang aman dan legal.
Tren Global
JAKARTA - Kesempatan kerja di luar negeri bagi pekerja migran Indonesia (PMI) terus berkembang, seiring dengan dibukanya program rekrutmen tenaga kerja di sejumlah negara, terutama Jerman dan negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar.
Pemerintah Indonesia melalui Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mendorong migrasi kerja yang aman, legal, dan terampil melalui berbagai skema resmi.
Jerman: Negara Tujuan Strategis untuk Tenaga Terampil
Dikutip Trenasia, Rabu, 9 Juli 2025, Berdasarkan studi lembaga think tank dan filantropi independen asal Jerman Bertelsmann Foundation, Jerman menjadi salah satu negara tujuan paling menjanjikan karena tengah menghadapi kekurangan tenaga kerja terampil. Diproyeksikan, Jerman membutuhkan sekitar 288.000 pekerja per tahun hingga tahun 2040, terutama di sektor kesehatan, teknologi informasi (IT), dan kerajinan teknik.
Pemerintah Jerman, bersama Pemerintah Indonesia lewat BP2MI, telah meluncurkan program G to G Perawat, yakni jalur rekrutmen resmi bagi lulusan keperawatan Indonesia. Untuk mengikuti program ini, pelamar harus memiliki sertifikat Bahasa Jerman minimal level B1, lolos Medical Check-Up, dan mengikuti Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) secara daring.
Selain Bertelsmann Foundation juga menyebut sektor kesehatan, sektor teknologi juga menjadi prioritas. Melalui skema EU Blue Card, Jerman kini menurunkan ambang batas gaji menjadi sekitar €43.759,80 (sekitar Rp831 juta per tahun) untuk pekerjaan prioritas seperti IT, guru, dan insinyur.
Khusus untuk spesialis IT, pemerintah Jerman bahkan tidak lagi mewajibkan gelar akademik. Cukup dengan pengalaman kerja dua tahun dan tawaran gaji minimal €43.470 (sekitar Rp826 juta per tahun), pelamar sudah memenuhi syarat untuk memperoleh visa kerja.
Untuk mereka yang ingin mencari kerja langsung di Jerman tanpa kontrak terlebih dahulu, tersedia skema Chancenkarte atau Opportunity Card. Melalui visa ini, pelamar diberi waktu 12 bulan untuk mencari pekerjaan di Jerman. Syaratnya antara lain pencapaian skor minimal berdasarkan pendidikan, pengalaman, penguasaan Bahasa Jerman atau Inggris, serta bukti dana hidup yang cukup.
Lowongan Kerja Timur Tengah
Sementara itu, negara-negara di Timur Tengah juga tengah mengalami peningkatan kebutuhan tenaga kerja, terutama karena proyek-proyek besar seperti Vision 2030 di Arab Saudi dan persiapan Piala Dunia 2034 di Qatar.
Di Arab Saudi, sektor konstruksi dan manufaktur menjadi tujuan utama, membutuhkan teknisi, operator mesin, dan pekerja lapangan. Namun, sektor pekerja domestik masih menjadi perhatian karena masalah perlindungan hak pekerja yang belum sepenuhnya terjamin, terutama karena praktik sistem Kafala yang dinilai rentan terhadap eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Sistem Kafala merupakan sistem sponsor yang digunakan di beberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, dan Oman untuk mengatur hubungan hukum antara pekerja migran dan majikan lokal.
UEA dan Qatar saat ini fokus pada sektor hospitality dan logistik. Permintaan tinggi datang dari hotel-hotel, restoran, dan layanan transportasi yang tengah mempersiapkan diri menyambut ajang internasional. Di samping itu, sektor kesehatan juga berkembang pesat, dengan permintaan yang tinggi terhadap perawat dan fisioterapis di fasilitas kesehatan modern.
Dukungan Pemerintah dan Inisiatif Baru
Pemerintah Indonesia mendukung penempatan pekerja migran ke luar negeri melalui mekanisme resmi. Salah satu inisiatif terbarunya adalah MOVE-ID, sebuah pusat informasi terpadu yang memberikan layanan konseling, pelatihan vokasi, dan informasi lowongan kerja di Eropa dan Asia. Selain itu, platform SISKOP2MI dari BP2MI juga menyediakan daftar lengkap lowongan dan proses penempatan resmi.
Jerman juga memperkenalkan sejumlah kemudahan imigrasi, termasuk pengurangan syarat bahasa bagi profesional terampil seperti IT specialist. Selain itu, mereka juga mempercepat proses mendapatkan izin tinggal permanen (Permanent Residence) yang kini bisa dicapai dalam 2–3 tahun bagi pekerja yang berhasil berintegrasi secara baik.
Meski demikian, terdapat tantangan besar dalam proses rekognisi ijazah, terutama bagi profesi yang diatur ketat seperti dokter dan apoteker. Untuk itu, Jerman mengembangkan skema recognition partnership guna memfasilitasi pengakuan kualifikasi secara bertahap.