Prof Kalimasada.png
Tren Inspirasi

Langkah Jitu Merdeka Finansial Ala ‘Prof’ Kalimasada

  • Maksimal total utang produktif adalah 30% dari total dana liquid yang dimiliki. Jadi, kalau kamu punya uang tunai Rp100 juta, utang maksimal yang disarankan hanya Rp30 juta.

Tren Inspirasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Mimpi untuk merdeka finansial alias bebas secara ekonomi kini makin banyak digaungkan generasi muda. Tapi pertanyaannya, gimana sih caranya biar bisa mencapai kemerdekaan finansial dengan realistis dan langkah yang terukur?

Lewat kanal YouTube Malaka Project, ‘Prof’ Kalimasada, Founder Akademi Crypto, memaparkan strategi keuangan yang bisa dijalani siapa pun, termasuk Gen Z dan Milenial. Bahasannya ringan tapi tetap mengena, karena langsung menyasar persoalan keuangan yang sering dialami anak muda: gaji pas-pasan, utang konsumtif, minim tabungan, hingga tidak paham investasi.

“Merdeka finansial itu output. Sebelum ngomongin ke sana, kita harus tahu input dan prosesnya,” buka Kalimasada dalam video yang diunggah Malaka Project, dikutip Kamis, 3 Juli 2025.

Menurutnya, input-nya jelas: kita harus punya uang. Dan untuk bisa punya uang, ya tentu harus bekerja. Meski data menunjukkan 95% penduduk Indonesia sudah bekerja, tapi masih ada sekitar 5% yang menganggur.

Bagi yang sudah bekerja, penghasilan tak selalu datang dari satu sumber. Kalimasada membagi pendapatan ke dalam dua jenis: main income dan secondary income.

“Sekitar 15% pekerja punya side income. Ini bisa dari freelance, investasi, bahkan jadi influencer,” jelasnya. Artinya, selain mengandalkan gaji utama, penting juga punya penghasilan tambahan dari skill yang kita miliki.

Target Awal: Tabungan Rp10 Juta yang Liquid

Langkah pertama untuk menuju kemerdekaan finansial adalah memiliki tabungan minimal Rp10 juta. Angka ini bukan asal sebut, tapi didasarkan pada kenyataan bahwa masih banyak orang yang belum punya simpanan sebesar itu.

“Punya Rp10 juta di rekening bikin kita merasa aman dan percaya diri. Ini semacam ‘starting balance’ yang bisa jadi fondasi keuangan pribadi,” kata Kalimasada.

Tabungan ini tidak harus disimpan dalam rekening bank konvensional. Bisa juga dalam bentuk lain yang sifatnya liquid, seperti rekening digital, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), atau obligasi jangka pendek.

Baca Juga: Simak! Ini Tips Investasi Saham Saat PMI Anjlok

Hindari Utang Konsumtif, Fokus ke Utang Produktif

Setelah memiliki dana awal, langkah berikutnya adalah terbebas dari utang—khususnya utang konsumtif.

Fakta yang mengejutkan, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sekitar 68,5% Gen Z dan Milenial di Indonesia berutang bukan untuk kebutuhan produktif, tapi untuk konsumsi. Bahkan, 40% dari mereka mengalami gagal bayar.

“Utang konsumtif itu jebakan. Kalau memang harus utang, pastikan itu untuk hal produktif seperti ekspansi usaha atau kerjasama bisnis,” ujar Kalimasada.

Tapi tetap ada batasannya. Ia menyarankan, maksimal total utang produktif adalah 30% dari total dana liquid yang dimiliki. Jadi, kalau kamu punya uang tunai Rp100 juta, utang maksimal yang disarankan hanya Rp30 juta. Tujuannya, agar tidak mengalami krisis likuiditas jika usaha atau proyek yang dijalankan gagal.

Dana Darurat: Siapkan Sesuai Lokasi Tempat Tinggal

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan emergency fund atau dana darurat. Besarannya tergantung tempat tinggal dan tingkat kebutuhan hidup.

“Kalau kamu tinggal di kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya, dana darurat minimal harus cukup untuk hidup 6 bulan,” paparnya.

Sebagai ilustrasi, jika biaya hidup per bulan Rp5 juta, maka dana darurat minimal yang harus disiapkan adalah Rp30 juta. Dana ini juga sebaiknya disimpan di tempat yang mudah dicairkan seperti RDPU, obligasi, atau instrumen keuangan lain yang low-risk.

Sementara untuk yang tinggal di kota kecil atau daerah, dana darurat 2–3 bulan sudah cukup karena tingkat ketidakpastian hidup lebih rendah.

Lawan Inflasi dengan Investasi

Setelah kondisi keuangan stabil, bebas utang, dan dana darurat sudah tersedia, langkah selanjutnya adalah memahami dan menjalankan investasi.

“Investasi itu bukan buat jadi kaya. Kaya itu bonus. Investasi itu penting karena kita harus mengalahkan inflasi,” tegas Kalimasada.

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa akibat jumlah uang yang beredar meningkat. Jadi, nilai uang di masa depan pasti lebih kecil dibanding sekarang. Di sinilah investasi berperan sebagai ‘penjaga nilai’ uang kita.

Ada dua jenis investasi yang bisa dipilih sesuai risk profile:

  1. Risiko Rendah:
    Contohnya obligasi, reksa dana, atau emas. Cocok buat kamu yang risk averse alias lebih suka bermain aman.
  2. Risiko Tinggi:
    Saham dan cryptocurrency (aset kripto) jadi pilihan untuk kamu yang risk taker. Return-nya tinggi, tapi potensi kerugiannya juga besar.

“Kamu bisa pilih mana yang cocok, sesuai dengan profil risiko masing-masing. Jangan ikut-ikutan, harus tahu dulu kapasitas diri,” saran Kalimasada.

Jangan Lupa: Berbagi Setelah Stabil

Setelah semua langkah keuangan tadi dijalani, ada satu pesan penutup dari Kalimasada yang penting banget: jangan pelit berbagi.

“Kalau kamu sudah berada di posisi aman dan nyaman secara finansial, itu artinya kamu sudah lebih baik dari 70–80% orang lain di luar sana,” ujarnya.

Berbagi di sini bukan cuma soal uang, tapi juga ilmu dan kesempatan. Bisa lewat donasi, mentoring, berbagi pengalaman, atau mendukung usaha teman-teman yang sedang merintis.

Semangat berbagi ini penting agar literasi keuangan bisa menyebar ke lebih banyak orang, dan makin banyak yang bisa mencapai kemerdekaan finansial bersama-sama.

Penutup: Merdeka Finansial Bukan Mimpi, Tapi Proses

Merdeka finansial bukan sesuatu yang instan. Butuh proses, kesadaran, dan langkah-langkah konkret. Mulai dari kerja, bangun penghasilan tambahan, siapkan tabungan dan dana darurat, hindari utang konsumtif, hingga investasi cerdas.

Yang penting, mulai dulu dari apa yang bisa kamu kontrol sekarang. Seiring waktu, kebiasaan baik akan menuntun kamu ke arah finansial yang stabil dan merdeka.

“Sebagai warga Indonesia, sebagai pemuda Indonesia, ayo merdeka finansial bersama-sama!” tutup Kalimasada penuh semangat.