Presiden Prancis bertemu dengan Prabowo.png
Nasional

Kunjungan Macron Hasilkan Rp179 T, Begini Sejarah 75 Tahun RI - Prancis

  • Indonesia dan Prancis merayakan 75 tahun hubungan diplomatik pada 2024–2025, menandai kemitraan erat di bidang politik, ekonomi, pertahanan, pendidikan, dan kebudayaan sejak 1951.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia membuahkan hasil konkret berupa penandatanganan 27 nota kesepahaman (MoU) dengan total nilai mencapai 11 miliar dolar AS, atau setara Rp179,25 triliun (kurs Rp16.295). 

Penandatanganan dokumen kerja sama tersebut menjadi salah satu capaian penting dalam peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Prancis.

Sebanyak 16 MoU ditandatangani pada Rabu pagi, 28 Mei 2025, disaksikan langsung oleh Presiden Macron dan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta. 

Sementara itu, 11 MoU lainnya diteken pada sore hari dalam rangkaian kegiatan Indonesia–France Business Forum 2025 yang mempertemukan ratusan pelaku usaha dari kedua negara.

"Sebanyak 16 MoU telah ditandatangani (pagi tadi) dengan disaksikan oleh Presiden Macron dan Presiden Prabowo," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Jakarta, dikutip Kamis, 29 Mei 2025.

Bentuk kerja sama yang disepakati mencakup berbagai skema, yakni Government-to-Government (G2G), Business-to-Business (B2B), serta People-to-People. Sektor yang menjadi fokus antara lain militer dan pertahanan, serta program sosial seperti makan bergizi gratis, yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo.

Forum bisnis tersebut dihadiri oleh 368 delegasi dari Indonesia dan Prancis, mencerminkan antusiasme dunia usaha dalam memperkuat kemitraan strategis antarnegara. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut hadir dalam forum tersebut menegaskan pentingnya merealisasikan komitmen kerja sama dalam bentuk proyek nyata. 

Hal ini, menurutnya, sesuai dengan arahan kedua kepala negara untuk menjadikan momentum ini sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.

"Hal ini akan membuat relasi Indonesia dan Prancis menjadi sangat kuat dan kerja sama ini juga menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis," tambah Airlangga.

Kunjungan Presiden Macron ke Indonesia yang berlangsung pada 27–29 Mei 2025 merupakan bagian dari lawatannya ke kawasan Asia Tenggara, yang juga mencakup Vietnam dan Singapura. 

Kunjungan ini sekaligus menandai babak baru hubungan bilateral Indonesia-Prancis yang semakin erat, tidak hanya dalam bidang politik dan pertahanan, tetapi juga di sektor ekonomi, teknologi, dan sosial.

"Kami ingin untuk membuka lebih banyak kesempatan terkait perdagangan dan investasi antara kedua negara," jelas Airlangga.

Dengan nilai transaksi yang signifikan serta cakupan kerja sama yang luas, hasil kunjungan ini menjadi bukti komitmen kedua negara dalam memperkuat kemitraan strategis jangka panjang yang saling menguntungkan.

Sejarah 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia – Prancis

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis resmi terjalin pada tahun 1951, tak lama setelah Indonesia meraih pengakuan kedaulatan dari Belanda pada 1949. Selama 75 tahun terakhir, kedua negara telah membangun kerja sama yang erat di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, pertahanan, pendidikan, hingga kebudayaan.

Di bidang politik, Indonesia dan Prancis secara konsisten menjalin dialog strategis dan kerja sama bilateral dalam berbagai forum internasional, termasuk dalam kerangka G20 dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hubungan pertahanan juga terus berkembang, ditandai dengan kunjungan pejabat tinggi militer, latihan bersama, dan kerja sama industri pertahanan.

Secara ekonomi, Prancis merupakan salah satu mitra dagang penting Indonesia di Eropa. Perusahaan-perusahaan Prancis seperti TotalEnergies, Danone, dan Airbus memiliki kehadiran signifikan di Indonesia, sementara produk-produk ekspor Indonesia seperti tekstil, alas kaki, dan makanan olahan juga masuk ke pasar Prancis.

Dalam bidang kebudayaan dan pendidikan, Institut Français d’Indonésie (IFI) berperan aktif mempromosikan budaya Prancis, sementara kerja sama universitas dan program beasiswa seperti Bourse Eiffel dan Beasiswa Darmasiswa mempererat pertukaran pelajar dan peneliti.

Pada tahun 2024–2025, kedua negara merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan berbagai agenda khusus, termasuk pameran budaya, forum bisnis, hingga kerja sama teknologi dan transisi energi hijau. Momentum ini tidak hanya menjadi refleksi dari sejarah panjang, tetapi juga proyeksi masa depan kemitraan yang lebih erat dan saling menguntungkan.