
Kritis, Stok Rudal Patriot AS Tinggal 25 Persen dari Kebutuhan
- Pemerintahan Trump mulai meninjau kembali jumlah rudal Patriot dan amunisi lain yang menipis sekitar bulan Februari. Pertimbangan dipercepat setelah Amerika mengerahkan lebih banyak pencegat di Timur Tengah untuk mendukung kampanye Israel.
Tren Global
JAKARTA- Amerika Serikat dilaporkan hanya memiliki sekitar 25% pencegat rudal Patriot yang dibutuhkannya untuk semua rencana militer Pentagon. Situasi yang menyebabkan pemerintahan Trump membekukan transfer amunisi terbaru ke Ukraina.
The Guardian dalam laporannya menyebutkan persediaan rudal Patriot telah jatuh begitu rendah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di dalam Pentagon bahwa situasi itu dapat membahayakan potensi operasi militer amerika.
Donald Trump tampaknya membatalkan setidaknya sebagian dari pembatalan pengiriman rudal ke Ukraina. Pari Senin dia mengatakan ia akan mengirim beberapa senjata lagi ke Ukraina. Meskipun dia tidak mengungkapkan apakah itu akan mencakup sistem Patriot.
Trump juga mengatakan kepada presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy , melalui panggilan telepon bahwa dia tidak bertanggung jawab atas penghentian pengiriman senjata. Dia memang mengarahkan peninjauan terhadap persediaan senjata Amerika tetapi tidak memerintahkan pembekuan. Axios melaporkan Amerika akan mengirim 10 rudal pencegat Patriot ke Ukraina. Jumlah ini masih jauh di bawah angka yang dibatalkan yakni 30 unit.
Empat sumber yang dikutip The Guardian mengatakan keputusan bulan Juni lalu untuk menghentikan transfer tersebut sebagian besar didasarkan pada pelacak amunisi global Pentagon. “Hasil dari pelacakan tersebut menyebutkan tingkat minimum amunisi yang diperlukan untuk melaksanakan rencana operasi militer Amerika,” demikian tulis The Guardian Selasa 09 Juli 2025.
- Harga Emas Antam Rabu 9 Juli 2025 Anjlok Segini
- Setelah Pesta IPO, Apa Rencana Jangka Panjang Saham Sultan CDIA?
- 5 Fakta di Balik Debut Fenomenal Saham CDIA Milik Prajogo Pangestu
Menurut pelacak yang dikelola oleh kepala staf gabungan dan badan kerja sama keamanan pertahanan Pentagon, persediaan sejumlah amunisi penting telah berada di bawah batas selama beberapa tahun. Terutama sejak pemerintahan Biden mulai mengirim bantuan militer ke Ukraina .
Pemerintahan Trump mulai meninjau kembali jumlah rudal Patriot dan amunisi lain yang menipis sekitar bulan Februari. Pertimbangan dipercepat setelah Amerika mengerahkan lebih banyak pencegat di Timur Tengah untuk mendukung kampanye Israel.
Situasinya juga menjadi lebih gawat menyusul tindakan Trump untuk membom fasilitas nuklir Iran bulan lalu. Amerika dipaksa menembakkan hampir 30 rudal Patriot untuk mencegat rudal balistik Iran yang ditembakkan sebagai balasan performatif terhadap pangkalan Al Udeid di Qatar. Pentagon menyebut ini adalah salvo terbesar dalam sejarah keberadaan Patriot.
Laporan The Guardian tersebut segera dibantah oleh Kementerian Pertahanan Amerika. Pentagon mengatakan militer Amerika memiliki apa yang dibutuhkan untuk bertempur dan memenangkan misi apa pun, di mana pun, kapan pun. Sebelumnya Juru Bicara Pentagon Sean Parnell juga mengatakan hal yang sama.
Namun jeda yang tiba-tiba ini terjadi pada saat yang kritis bagi Ukraina. Ini karena Rusia minggu lalu melancarkan serangan udara terbesarnya hingga saat ini. Sementara Ukraina memiliki opsi yang terbatas untuk memperoleh senjata berpemandu presisi dan senjata yang lebih mendasar guna menahan serangan Rusia yang semakin intensif.
Ukraina juga sebagian besar tidak dapat membeli senjata secara langsung dari kontraktor pertahanan untuk keperluannya. Ini karena pesanan baru diperkirakan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dipenuhi. Dan pesanan tersebut hanya akan selesai setelah Pentagon menyelesaikan pesanannya sendiri karena departemen pertahanan merupakan pelanggan dengan prioritas lebih tinggi.
Keputusan Trump untuk membalikkan arah dan mengizinkan beberapa amunisi pertahanan dikirim ke Ukraina tampaknya muncul di tengah meningkatnya rasa frustrasi terhadap presiden Rusia Vladimir Putin. Trump menyebut Presiden Rusia itu tidak membantu mengakhiri perang. Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran ke Ukraina setelah menutup telepon dengan Trump pada hari Kamis. Sebaliknya, panggilan telepon Trump dengan Zelensky bersifat bersahabat dan produktif.
Juru bicara Gedung Putih dan Pentagon mengonfirmasi beberapa transfer akan dilanjutkan atas arahan Trump. Tetapi tidak merinci apakah senjata yang dikirim ke Ukraina akan melibatkan amunisi pada tingkat yang sangat rendah.
Untuk pengiriman senjata terbaru ke Ukraina, Amerika telah mengalokasikan puluhan rudal Patriot di antara amunisi lainnya termasuk rudal udara-ke-udara Sparrow, rudal Hellfire, artileri roket GMLRS, dan senjata anti-tank.
Kekhawatiran utama tampaknya berpusat di sekitar rudal Patriot, yang diproduksi Amerika sebanyak 600 per tahun. Sementara Iran diperkirakan memiliki lebih dari 1.000 rudal balistik yang tersisa. Ini secara teoritis dapat digunakan untuk melawan pangkalan Amerika di kawasan tersebut jika gencatan senjata dengan Israel gagal.
Amerika juga telah mentransfer sekitar 2.000 rudal Stinger ke Ukraina yang menurut para pejabat setara dengan produksi selama dua setengah tahun. Senjata ini juga semakin banyak digunakan oleh militer Amerika untuk tujuan pertahanannya sendiri terhadap pesawat tak berawak musuh.
Tidak Mudah Mendapatkan Patriot
Trump juga mencari solusi alternatif termasuk mendesak Jerman untuk mengirim baterai Patriot miliknya sendiri. Sehari sebelumnya, Kanselir Jerman Friedrich Merz telah menelepon Trump untuk memintanya melepaskan pencegat Patriot yang dihentikan sementara saat dalam perjalanan ke Ukraina. Seorang pejabat Jerman mengatakan Merz memberi tahu Trump bahwa Jerman siap membeli baterai Patriot dari Amerika dan mengirimkannya ke Ukraina.
Sementara Trump menyarankan Jerman menjual salah satu baterai Patriotnya ke Ukraina. Tiga sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan Amerika dan sekutu Eropa akan berbagi biaya pembelian.
Trump dan Merz tidak mencapai kesepakatan tetapi diskusi masih berlangsung. Para pejabat Jerman berpendapat Jerman telah memberikan persentase Patriot yang sangat tinggi kepada Ukraina. Bahkan lebih banyak daripada Amerika secara relatif.
Sistem Patriot buatan AS pertama tiba di Ukraina pada April 2023 dari Jerman. Sejak itu, Amerika telah menyediakan tiga baterai dan sejumlah pencegat yang tidak disebutkan jumlahnya. Patriot adalah satu-satunya sistem yang dapat bertahan melawan rudal balistik dan berkecepatan tinggi Rusia.
- Jadi Ormas Islam Terkaya di Dunia, dari Mana Sumber Kekayaan Muhammadiyah?
- Panggung IPO Prajogo Pangestu Vs Bos Alfamart: Saling Betot Perhatian Investor
- Sejarah Panjang Del Monte, Produsen Makanan Kaleng yang di Ambang Pailit
Mengisi kembali stok senjata-senjata ini tidaklah mudah dan murah. Senjata-senjata ini sangat canggih dan membutuhkan waktu produksi yang lama. Harganya juga cukup mahal yakni hampir US$4 juta per atau sekitar Rp65 miliar per unitnya. Angkatan Darat Amerika berencana untuk menghabiskan lebih dari US$1 miliar untuk pengadaan total 233 unit pencegat PAC-3 MSE untuk Tahun Anggaran 2026.
Mengingat kekhawatiran ini, NATO tahun lalu mengumumkan rencana baru untuk membantu berbagai negara Eropa mendapatkan hingga 1.000 rudal untuk Patriot. Rencana tersebut mencakup produksi rudal pencegat Patriot di sebuah pabrik di Jerman. Selain itu, Jepang memiliki kontrak dengan Lockheed Martin untuk memproduksi sekitar 30 rudal pencegat Patriot per tahun. Rencana untuk meningkatkan jumlah tersebut terhambat tahun lalu akibat masalah rantai pasokan. “Untuk mendapatkan rudal Patriot tidak seperti pergi ke Walmart dan mengambil 10 dari rak lalu pulang, kata seorang penasihat Trump.
Keputusan apa pun yang diambil pemerintahan Trump akan menjadi pertimbangan utama dalam bagaimana mempertahankan pasokan yang cukup jika terjadi perang dengan China. Negara yang memiliki sejumlah besar rudal, drone, dan pesawat berawak yang harus dipertahankan oleh Patriot. Baterai Patriot Amerika yang terbatas juga akan tersebar sangat tipis di area yang sangat luas di berbagai lokasi di Pasifik. Pangkalan-pangkalan lain di luar negeri, bahkan di dalam negeri juga akan membutuhkan sistem ini selama masa perang, dan jumlahnya sudah tidak mencukupi.