donald trump.jpg
Tren Global

Korsel Ungkap Taktik Lunakkan Trump: Pujilah Dia dan Bicaralah dengan Sederhana

  • Masing-masing anggota tim, termasuk Menteri Keuangan Koo Yun-cheol dan Menteri Perdagangan Yeo Han-koo, bergantian berperan sebagai presiden AS untuk mempersiapkan diri.

Tren Global

Amirudin Zuhri

JAKARTA,TRENASIA.ID- Presiden Donald Trump pada Rabu 30 Juli 2025 mengatakan bahwa Amerika akan mengenakan tarif 15% pada impor dari Korea Selatan (Korsel). Turun tajam dari ancamannya 25%.

Keputusan ini sebagai bagian dari kesepakatan yang meredakan ketegangan dengan 10 mitra dagang teratas dan sekutu utama Asia. Korea Selatan juga setuju untuk berinvestasi US$350 miliar di Amerika Serikat dalam proyek-proyek yang dipilih oleh Trump. Selain juga membeli produk-produk energi senilai $100 miliar.

Kesepakatan tersebut di tengah gempuran pengumuman kebijakan perdagangan. Banyak negara bergegas membuat kesepakatan menjelang 1 Agustus, ketika Trump telah berjanji akan memberlakukan tarif yang lebih tinggi.

"Dengan bangga saya umumkan bahwa Amerika Serikat telah menyetujui Perjanjian Perdagangan Penuh dan Lengkap dengan Republik Korea," tulis Trump di Truth Social.

Negosiasi tersebut merupakan ujian awal bagi Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung, yang menjabat pada bulan Juni setelah pemilihan dadakan. Ia mengatakan kesepakatan tersebut menghilangkan ketidakpastian dan menetapkan tarif AS lebih rendah atau setara dengan tarif pesaing utama.

"Kita telah melewati rintangan besar," ujar Lee dalam sebuah unggahan Facebook. Trump mengatakan Lee akan mengunjungi Gedung Putih dalam dua minggu ke depan untuk pertemuan pertamanya dengan presiden AS.

Persiapan Keras

Bagaimanapun kesepakatan ini adalah hasil dari lobi sukses tim Korea Selatan untuk meredakan Trump. Tim ini benar-benar bekerja keras dalam persiapaan negosiasi. Sampai mereka sampai pada kesimpulan kunci dari negosiasi ada dua hal. “Puji Trump dan bicaralah dengan sederhana”

Para menteri Korea Selatan yang ditugasi merundingkan kesepakatan perdagangan terakhir dengan Presiden Donald Trump mengatakan bahwa untuk persiapan, mereka bermain peran dan meminta kiat untuk terlibat dengan pemimpin yang tidak dapat diprediksi itu.

“Di antara nasihat yang mereka terima? Sebut Trump "orang hebat" dan bicaralah sesederhana mungkin,” ujar Menteri Perindustrian Kim Jung-kwan kepada wartawan di Washington setelah kesepakatan itu diumumkan pada hari Rabu sebagaimana dikutip Reuters.

Taruhannya sangat tinggi bagi Korea Selatan. Negara dengan ekonomi yang mengandalkan ekspor utama. Kim beserta anggota delegasi lainnya juga baru menjabat selama beberapa minggu setelah Presiden Lee Jae Myung memenangkan pemilihan cepat pada bulan Juni.

Kim menyebut Trump sebagai "ahli negosiasi". Dia mengatakan masing-masing anggota tim, termasuk Menteri Keuangan Koo Yun-cheol dan Menteri Perdagangan Yeo Han-koo, bergantian berperan sebagai presiden AS untuk mempersiapkan diri.

"Kami mencoba berbicara seperti Presiden Trump, dan cara bicara Presiden Trump sangat singkat dan lugas," kata Kim. "Kami sendiri yang menyiapkan banyak skenario tentang cara menjawab pertanyaan ini atau itu."

Koo mengatakan timnya hanya tahu pasti mereka akan bertemu Trump ketika mereka melihatnya di media sosial. Pertemuan itu sendiri berlangsung sekitar setengah jam dan kedua belah pihak saling beradu pendapat mengenai jumlah dana investasi, yang akhirnya disepakati sebesar $350 miliar, kata Koo. "Kami telah mengumpulkan banyak strategi negosiasi yang digunakan oleh rekan-rekan kami sebelumnya dan telah mempertimbangkan dengan matang bagaimana meresponsnya, sehingga negosiasi berjalan sangat lancar," ujarnya.

Yeo mengutip Trump yang mengatakan keterlibatan pribadinya jarang terjadi dalam berurusan dengan pejabat yang bukan kepala negara. Hal itu berarti "dia sangat menghormati Korea Selatan dan sangat mementingkan Korea Selatan."

Sebelumnya dalam perundingan tersebut, Amerika telah mendesak Korea Selatan untuk mencabut pembatasan impor yang berasal dari sapi yang berusia lebih dari 30 bulan. Tetapi Yeo membantu meredakannya dengan menunjukkan kepada Amerika foto protes besar-besaran yang terjadi beberapa tahun lalu akibat kekhawatiran terhadap penyakit sapi gila.

Sebegitu rumitnya negosiasi degnan Trump. Tetapi dengan kejelian semua bisa diatasi.