WhatsApp Image 2025-04-24 at 15.22.10.jpeg
Perbankan

Kian Efisien Pasca-Lepas Consumer Banking, Citi Indonesia Cetak Laba Rp2,6 Triliun di 2024

  • Efisiensi operasional menjadi kunci utama dalam pertumbuhan laba bersih Citi Indonesia tahun lalu. Rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) berhasil ditekan dari 65,7% pada 2023 menjadi 40,4% di 2024. Kondisi ini turut mendongkrak Return on Asset (ROA) dari 3,3% menjadi 3,7%, serta Return on Equity (ROE) menjadi 13,7%.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) menutup tahun 2024 dengan pencapaian gemilang. Bank asing ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,6 triliun. Tumbuh dari Rp2,5 triliun yang tercatat pada 2023. 

Peningkatan ini didorong oleh efisiensi operasional yang signifikan setelah Citi melepas bisnis Consumer Banking ke UOB Indonesia. Peningkatan ini juga berdampak positif terhadap rasio profitabilitas dan kekuatan struktur keuangan bank secara keseluruhan.

Efisiensi operasional menjadi kunci utama dalam pertumbuhan laba bersih Citi Indonesia tahun lalu. Rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) berhasil ditekan dari 65,7% pada 2023 menjadi 40,4% di 2024. Kondisi ini turut mendongkrak Return on Asset (ROA) dari 3,3% menjadi 3,7%, serta Return on Equity (ROE) menjadi 13,7%.

Likuiditas dan permodalan Citi Indonesia pun tetap solid. Rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) tercatat di angka 333,8%, sedangkan Net Stable Funding Ratio (NSFR) mencapai 166,3%—keduanya jauh di atas ketentuan minimum regulator. Sementara itu, Rasio Kewajiban Penyediaan Modal (KPMM) meningkat menjadi 40,5% dari sebelumnya 37,9%.

Penjualan Bisnis Consumer Banking Citi ke UOB

Latar Belakang: Pada tahun 2021, Citigroup mengumumkan rencana untuk keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi global Citigroup untuk fokus pada bisnis institutional banking yang dinilai lebih menguntungkan.

Aksi Korporasi: Pada Januari 2022, United Overseas Bank (UOB) resmi mengumumkan akuisisi bisnis consumer banking Citibank di empat negara Asia Tenggara: Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, dengan nilai total transaksi mencapai sekitar USD 3,7 miliar.

Cakupan Akuisisi di Indonesia: Akuisisi ini mencakup seluruh lini bisnis consumer banking Citibank Indonesia, termasuk:

  • Kartu kredit
  • Pinjaman personal
  • Simpanan ritel
  • Layanan wealth management
  • Karyawan dan aset terkait

Proses Transisi:

  • Proses migrasi nasabah dan integrasi sistem secara resmi rampung pada 1 November 2023.
  • Setelah transisi, nasabah Citibank Indonesia yang terdampak menjadi bagian dari nasabah UOB Indonesia.
  • Seluruh layanan consumer banking Citibank tidak lagi tersedia di Indonesia sejak tanggal tersebut.

Dampak Strategis:

  • Bagi UOB, akuisisi ini memperkuat posisinya di pasar consumer banking Indonesia dan memperluas basis nasabah kelas menengah ke atas.
  • Bagi Citi, langkah ini memungkinkan fokus lebih besar pada layanan institutional banking, seperti korporasi, investment banking, dan pasar modal.

Baca Juga: Likuiditas BI Mengalir Deras, Saham Bank BUMN Melesat

Fokus Inovasi dan Transformasi Organisasi

Di tengah tantangan global, Citi Indonesia tetap adaptif dan inovatif. CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, menyatakan bahwa kinerja positif pada 2024 merupakan hasil dari transformasi internal yang terus dijalankan.

"Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan volatilitas pasar, kami tetap waspada dalam menghadapi dinamika pasar yang kompleks, memastikan kami dapat terus menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi sambil terus berinovasi dan melayani klien kami," ujar Batara dalam konferensi pers paparan kinerja Citi Indonesia Tahun 2024 di Jakarta, Kamis, 24 April 2025. 

Ia menambahkan, "Meninjau kembali kinerja Citi Indonesia pada tahun 2024, Citi Indonesia membukukan peningkatan pada Laba Bersih sebesar Rp2,6 triliun, disebabkan oleh beban operasional yang lebih efisien seiring transformasi organisasi kami."

Pertumbuhan Bisnis Perbankan Korporasi dan Jaringan Global

Unit bisnis utama Citi Indonesia—yakni Corporate Banking, Global Network Banking, dan Commercial Banking—terus mencatatkan kinerja yang kuat, meski menghadapi tantangan dari luar negeri. Pertumbuhan signifikan terlihat pada segmen Global Network Banking, khususnya dari koridor Asia-to-Asia, yang menjawab kebutuhan investasi klien-klien asal Asia di Indonesia.

Transaksi Besar dan Inisiatif Strategis

Tahun 2024 menjadi tahun penuh aksi bagi Citi Indonesia. Beberapa transaksi penting yang sukses dijalankan antara lain:

  • Menjadi Bank Koordinator Tunggal dalam kesepakatan kredit sindikasi senilai US$200 juta dan Rp7,5 triliun untuk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
  • Bertindak sebagai Mandated Lead Arranger Bank untuk Pinjaman Sosial sebesar US$800 juta (bagian dari total fasilitas senilai US$1 miliar) bagi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Solusi Digital Dorong Pertumbuhan Treasury and Trade Solutions

Bisnis Treasury and Trade Solutions (TTS) turut mencatat pertumbuhan pesat, terutama melalui peningkatan volume transaksi digital. Volume pembayaran tumbuh lebih dari dua kali lipat berkat penggunaan pembayaran instan dan Corporate Card.

Salah satu inovasi unggulan adalah peluncuran solusi Electronic Trade Loan yang terintegrasi dengan platform CitiDirect®. Teknologi ini memangkas waktu proses transaksi dan meminimalkan ketergantungan pada dokumen fisik, sekaligus memberikan kendali penuh kepada klien melalui satu akses login.

Dukungan terhadap Digitalisasi Pasar Modal

Citi Indonesia juga aktif dalam mendukung inisiatif digitalisasi pasar modal. Pada 2024, Citi berperan dalam pengembangan sistem CORE KSEI (Sistem Manajemen Data Investor Tersentralisasi). Citi juga ditunjuk sebagai kustodian percontohan untuk dua sistem penting yang dikembangkan oleh KSEI, yaitu:

  • S-MULTIVEST: Platform yang memudahkan pemberian instruksi dan akses laporan dari berbagai penyedia jasa keuangan nonbank.
  • K-Cash: Sistem manajemen kas yang diluncurkan resmi pada 18 Desember 2024.

Dominasi di Pasar Valuta Asing dan Pengakuan Industri

Dalam bisnis Markets, Citi Indonesia menunjukkan dominasinya di pasar valuta asing (FX), pendapatan tetap, dan komoditas. Bank ini menjadi penyedia FX unggulan bagi korporasi dan institusi, berkat integrasi layanan melalui CitiFX Gateway/SFTP, CitiFX Pulse, CitiDirect, dan CitiConnect.

Keunggulan Citi diakui oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penghargaan Best Market Maker pada ajang SPPA Award 2024. Citi dinilai berkontribusi besar terhadap likuiditas pasar dan aktivitas perdagangan di sistem Central Limit Order Book (CLOB).

Raih Berbagai Penghargaan Nasional dan Internasional

Kinerja impresif Citi Indonesia pada 2024 juga mendapat pengakuan dari berbagai institusi bergengsi, antara lain:

Euromoney

  • Indonesia's Best International Bank

FinanceAsia

  • Best Bank
  • Best Corporate Bank – Large Corp & MNCs
  • Most Innovative Use of Technology – Banks
  • Highly Commended: Best Commercial Bank – SMEs
  • Highly Commended: Best Sustainable Bank

The Asset

  • Best Bank for Sustainable Finance
  • Best Bond Adviser – International
  • Best Green Bond – Geothermal Energy
  • Best Convertible Bond
  • Digital Bank of the Year

Infobank

  • Best Foreign Bank for Corporate Bank

Selain itu, Batara Sianturi dinobatkan sebagai 2024 Bankers of the Year, dan dua pimpinan Citi Indonesia—Andyana Y. L. Tobing (Head of HR) serta Franziska Wagiu (Head of Markets)—masuk dalam daftar 500 Most Outstanding Women 2024 in Financial Sector & SOEs.