
Kenapa Citi Bank Yakin Harga Emas Bisa Tembus Rekor Tertinggi Baru?
- Sinyal beli untuk emas? Raksasa perbankan Citi prediksi harga akan 'terbang' ke US$3.500. Temukan alasan dan pemicu utama kenaikannya di sini.
Tren Pasar
JAKARTA – Raksasa perbankan global, Citigroup (Citi), baru saja menaikkan proyeksi harga emas secara signifikan. Mereka kini melihat potensi harga emas menembus level US$3.500 per troy ons (sekitar Rp1,8 juta per gram) hanya dalam tiga bulan ke depan.
Kenaikan target ini didasari oleh kekhawatiran yang semakin dalam terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat. Citi melihat adanya 'badai sempurna' dari perlambatan ekonomi yang dibarengi dengan inflasi tinggi akibat kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump.
Kombinasi mematikan yang dikenal sebagai 'stagflasi' ini secara historis adalah 'vitamin' terbaik bagi harga emas. Lantas, apa saja faktor-faktor yang membuat Citi begitu optimistis? Mari kita bedah empat pemicu utamanya.
1. Ekonomi AS Mulai Masuk Angin
Pendorong utama pertama adalah sinyal pelemahan ekonomi Amerika Serikat yang semakin nyata. Data terbaru dari sektor ketenagakerjaan menunjukkan tanda-tanda yang sangat jelas, di mana penambahan lapangan kerja jauh di bawah ekspektasi pasar.
Laporan Nonfarm Payrolls bulan Juli hanya menunjukkan penambahan 73 ribu pekerjaan, meleset jauh dari perkiraan. Data yang lemah ini mengkonfirmasi adanya perlambatan signifikan pada mesin ekonomi AS, yang meningkatkan permintaan terhadap aset aman.
2. Inflasi Akibat Tarif Baru Trump
Di saat ekonomi melambat, inflasi justru diperkirakan akan tetap tinggi dan 'bandel'. Penyebabnya adalah kebijakan tarif baru yang ditetapkan oleh Presiden Donald Trump terhadap puluhan mitra dagang utama Amerika Serikat, termasuk Uni Eropa.
- Baca Juga: Awal Pekan, Harga Emas Antam Jalan di Tempat
Tarif impor yang lebih tinggi akan membuat harga barang-barang menjadi lebih mahal bagi konsumen AS. Kombinasi antara ekonomi yang lesu dan inflasi yang tinggi inilah yang menciptakan lingkungan makroekonomi yang sangat ideal bagi kenaikan harga emas.
3. The Fed Pasti akan Pangkas Suku Bunga
Data ekonomi yang lemah secara otomatis meningkatkan ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS, The Fed, akan segera memangkas suku bunga acuannya. Langkah ini diperlukan untuk kembali mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang sedang melambat.
Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas terjadinya pemangkasan suku bunga kini telah mencapai 81%. Suku bunga yang lebih rendah akan membuat Dolar AS melemah dan mengurangi opportunity cost untuk memegang emas, sehingga membuatnya lebih menarik.
4. Permintaan Emas Global yang Terus 'Menggila'
Di luar faktor makroekonomi, kenaikan harga emas juga ditopang oleh permintaan fisik yang sangat kuat dari seluruh dunia. Citi mencatat bahwa permintaan emas global telah meningkat lebih dari sepertiga sejak pertengahan tahun 2022.
Permintaan ini datang dari berbagai sumber. Mulai dari minat investasi yang tinggi dari para investor, aksi borong yang terus dilakukan oleh bank-bank sentral di berbagai negara, hingga permintaan perhiasan yang tetap solid meskipun harganya sudah tinggi.