Logo Telkom - Panji 1.jpg
Tren Pasar

Jurus Baru Dongkrak Cuan: Alasan Saham EXCL, ISAT, dan TLKM Kompak Direkomendasi Buy

  • Apa benar sektor telko siap bangkit? Saham EXCL, TLKM, dan ISAT kompak terbang pekan lalu. Simak analisis valuasi murah & jurus baru yang menjadi pendorong utamanya.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Sektor telekomunikasi menjadi primadona di Bursa Efek Indonesia dalam sepekan terakhir. Saham-saham seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT) memimpin reli kencang yang ikut mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 3,75%.

Lihat saja pergerakannya: dalam sepekan, saham EXCL terbang +14,85%, ISAT melompat +11,90%, sementara raksasa PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga ikut menguat. Pertanyaannya, ada apa di balik kebangkitan serentak ini dan apakah akan berlanjut?

Menurut analis BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan dan Kafi Ananta, ini bukanlah reli biasa. Di baliknya ada sebuah perubahan strategi cerdas atau 'jurus rahasia' dari para operator yang mulai menunjukkan hasil manis dan berdampak langsung pada potensi keuntungan mereka.

Lantas, apa sebenarnya jurus baru ini, seberapa efektif hasilnya, dan bagaimana prospek saham-saham telko ke depan? Mari kita bedah tuntas lima poin penting dari analisis para ahli.

1. Jurus Rahasia: Simplifikasi Paket Data

'Jurus rahasia' yang dimaksud adalah langkah para operator untuk menyederhanakan portofolio produk data mereka. Alih-alih terus berperang dengan banting harga, mereka kini fokus mengurangi jumlah varian paket data (SKU) yang seringkali membingungkan pelanggan.

Tujuannya sangat jelas: mendorong kenaikan pendapatan rata-rata per Gigabyte (yield). Dengan lebih sedikit pilihan paket, operator bisa lebih mudah mengarahkan konsumen ke produk-produk yang memiliki margin keuntungan lebih tinggi, terutama dari segmen paket data bervolume besar.

2. Hasilnya Terbukti: Cuan per GB Naik Drastis

Strategi ini ternyata sangat efektif. Laporan terbaru per Juli 2025 menunjukkan hasilnya secara nyata. Telkomsel, melalui merek Simpati, berhasil mencatatkan lonjakan yield rata-rata hingga 31% dari bulan sebelumnya setelah memangkas jumlah varian paketnya.

Tren serupa juga diikuti oleh Indosat melalui merek Tri, yang yield-nya berhasil naik +8,2% setelah melakukan penyederhanaan. Ini membuktikan bahwa fokus pada kualitas dan simplisitas produk lebih menguntungkan daripada sekadar perang harga yang menggerus profit.

3. Strategi Lain: Dari Paket TikTok Sampai Incar 'Sultan'

Selain menyederhanakan portofolio, para operator juga melancarkan strategi monetisasi yang kreatif. Telkomsel, misalnya, meluncurkan voucher internet baru serta paket Simpati TikTok dengan yield yang jauh lebih tinggi dari paket data biasa.

Para analis melihat langkah ini sebagai strategi yang sangat cerdas untuk kondisi saat ini. “Langkah ini mencerminkan kombinasi strategi monetisasi yield tinggi sekaligus mendorong konsumsi data di tengah kondisi makro yang menekan daya beli pelanggan,” tulis riset tersebut.

Di segmen internet rumah (broadband), Telkom melalui IndiHome juga mulai menyasar segmen 'sultan'. Mereka memperkenalkan paket kecepatan super tinggi 150 dan 200 Mbps untuk bersaing langsung dengan penyedia internet swasta di segmen pelanggan berdaya beli tinggi.

4. Valuasi Masih Murah, Potensi Bangkit di Semester II

Meskipun harga sahamnya sudah naik, riset dari Erindra dan Kafi menilai valuasi sektor telekomunikasi saat ini masih tergolong murah (undervalued). Valuasinya yang baru di level 4,3x EV/EBITDA dianggap sangat menarik untuk investasi jangka menengah.

Analis memprediksi adanya potensi rebound yang kuat pada semester kedua tahun 2025. Sektor ini juga dinilai sebagai pilihan defensif yang menarik di tengah kondisi ekonomi makro yang penuh ketidakpastian, meskipun hasil kinerja kuartal II nanti diperkirakan masih lemah.

5. Rekomendasi Analis & Reaksi Pasar Terkini

Merespon sentimen positif ini, saham-saham telekomunikasi bergerak variatif pada perdagangan Senin, 21 Juli 2025. Saham ISAT melanjutkan penguatan impresifnya dengan naik +3,40% ke level Rp2.420, sementara TLKM juga ikut menghijau tipis sebesar +0,72% ke harga Rp2.790.

Namun, setelah reli kencang pekan lalu, saham EXCL justru mengalami aksi ambil untung atau profit taking. Sahamnya tercatat melemah sebesar -1,14% dan parkir di level harga Rp2.600 per saham pada sesi perdagangan hari ini.

Meskipun pergerakannya beragam, analis BRI Danareksa tetap merekomendasikan 'Beli' untuk ketiganya. Target harga untuk ISAT dipatok di Rp2.600, TLKM di Rp3.500, dan EXCL di Rp2.800, menunjukkan adanya potensi kenaikan jangka menengah.