
Jelang Big Match Trump-Putin, Siapa di Atas Angin?
- Kremlin disebut datang ke Alaska dengan kondisi ekonomi domestik yang lemah. Situasi yang memberikan pengaruh signifikan bagi pemerintahan Trump selama pertemuan puncak tersebut.
Tren Global
JAKARTA,TRENASIA.ID- Beberapa jam sebelum pertemuan antara Presiden Amerika Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sejumlah spekulasi terus beredar.
Ajudan Presiden Rusia Yuriy Ushakov mengonfirmasi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Donald Trump akan bertemu pada Jumat 15 Agustus 2025 sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Pertemuan akan dilakukan di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska.
Ushakov menyatakan bahwa pertemuan tersebut akan berlangsung secara tatap muka dengan kehadiran penerjemah. Setelah itu Putin dan Trump akan mengadakan konferensi pers bersama. Delegasi Rusia akan mencakup Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov, dan negosiator utama Rusia Kirill Dmitriev. Dmitriev juga CEO Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF).
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt juga mengonfirmasi lokasi pertemuan pada 14 Agustus. Dia mencatat bahwa Trump akan bertemu langsung dengan Putin. Kemudian menghadiri pertemuan makan siang bilateral dengan delegasi AS dan Rusia dan diakhiri dengan konferensi pers. Trump menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa ia akan mengadakan konferensi pers bersama Putin atau mengadakan konferensi pers sendirian. “Semua tergantung pada hasil pertemuan tatap muka dengan Putin,” katanya.
Sejumlah pihak memperkirakan Kremlin kemungkinan akan memanfaatkan KTT Alaska untuk mengalihkan perhatian dari negosiasi perdamaian dengan Ukraina. Rusia akan mencoba fokus menuju hubungan Rusia-Amerika guna membujuk pemerintahan Trump agar menawarkan pendekatan ekonomi yang sangat dibutuhkan Moskow. Institute for the Study of War dalam kajiannya 15 Agustus menyebutkan, keikutsertaan Menteri Keuangan Rusia Siluanov dan CEO RDIF Dmitriev menunjukkan Rusia kemungkinan akan berupaya mengalihkan fokus KTT dari perang di Ukraina dan menuju potensi kesepakatan ekonomi bilateral.
Pejabat Rusia lainnya juga telah mengindikasikan bahwa Kremlin akan mencoba memanfaatkan KTT Alaska untuk terlibat dalam negosiasi ekonomi dengan Amerika Serikat. “Selain membahas Ukraina, Trump dan Putin juga akan membahas kerja sama bilateral di bidang perdagangan dan ekonomi yang memiliki potensi besar dan belum dimanfaatkan,” kata Ushakov pada 14 Agustus.
Ekonomi Lemah
Kremlin disebut datang ke Alaska dengan kondisi ekonomi domestik yang lemah. Situasi yang memberikan pengaruh signifikan bagi pemerintahan Trump selama pertemuan puncak tersebut. Bloomberg melaporkan pada 13 Agustus bahwa sanksi Barat dan ekonomi Rusia di masa perang sangat merugikan perekonomian Rusia. Sementara upaya Putin untuk menstabilkan perekonomian tidak begitu berhasil karena pendapatan minyak Rusia terus menurun. Turunnya harga minyak, ditambah dengan sanksi Barat yang berat dan penurunan pendapatan energi, telah memberikan tekanan serius pada anggaran federal Rusia yang sudah terbebani.
Anggaran Rusia kini menghadapi defisit anggaran tertinggi dalam 30 tahun. Para pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Bloomberg bahwa Putin telah berulang kali meminta keringanan sanksi sebagai bagian dari kesepakatan apa pun yang akan dibahas di Alaska. Putin juga menandatangani undang-undang pada 25 Februari 2022 yang memaksa pemberi pinjaman Rusia untuk mengeluarkan pinjaman preferensial untuk kontrak terkait perang dengan suku bunga yang ditetapkan pemerintah di bawah suku bunga pasar.
Presiden AS Donald Trump menyatakan kekhawatirannya tentang keberhasilan pertemuan kedua antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam wawancara dengan Fox News Trump menyatakan bahwa Putin memasuki KTT Alaska dengan suasana hati yang baik dan ingin membuat kesepakatan di Alaska. Tetapi kecil kemungkinan Alaska akan menghasilkan gencatan senjata yang cepat.
Trump menyatakan bahwa ada 25 persen kemungkinan bahwa pertemuan kedua di Alaska yang kemungkinan antara Zelensky dan Putin akan gagal. Trump mengakui bahwa sanksi ekonomi sangat kuat dan bahwa Putin kemungkinan setuju untuk bertemu di Alaska karena dampak sanksi kedua terhadap India dan ancaman sanksi Amerika lebih lanjut.
Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt menyatakan Trump memiliki sanksi dan langkah-langkah lain yang dapat ia terapkan terhadap Rusia jika diperlukan. Tetapi negosiasi diplomatik adalah prioritas utamanya. Trump sebelumnya menyatakan akan ada konsekuensi yang sangat berat jika Putin gagal terlibat dalam perundingan perdamaian serius dengan Ukraina setelah pertemuan puncak Alaska.
Kremlin juga kemungkinan akan mencoba mengalihkan perhatian dari perang di Ukraina dengan menekan pemerintahan Trump untuk terlibat dalam perundingan pengendalian senjata bilateral . Putin pada 14 Agustus mengadakan pertemuan dengan pejabat tinggi Kremlin untuk mempersiapkan KTT Alaska. Di sana, ia mengklaim bahwa perundingan Amerika -Rusia akan menciptakan kondisi untuk memastikan perdamaian di dunia secara keseluruhan. Syaratnya jika perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan tentang perjanjian senjata ofensif strategis.