PTRO .jpg
Tren Pasar

Jebakan Laba Turun Vs Peluang Emas MSCI di Saham PTRO

  • Laba saham PTRO turun, tapi kenapa analis justru kompak rekomendasikan Beli? Pahami paradoks di balik sentimen MSCI dan deretan kontrak jumbo barunya.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham emiten kontraktor tambang milik Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO), berpesta pora pada perdagangan Jumat, 8 Agustus 2025. Harga sahamnya melompat signifikan +9,01% ke level Rp3.750 dengan nilai transaksi yang sangat masif mencapai Rp631,55 miliar.

Pemicu utama euforia ini adalah pengumuman resmi bahwa PTRO berhasil masuk ke dalam daftar indeks global bergengsi, MSCI Small Cap Index. Kendati status baru ini efektif pada 26 Agustus 2025, sontak ini memicu investor retail memburu saham ini karena masuk radar para manajer investasi global.

Namun yang menarik, reli ini terjadi di tengah rilis laporan keuangan yang menunjukkan penurunan laba bersih. Fenomena ini tentu membuat investor bertanya-tanya: kenapa labanya turun tapi analis justru kompak merekomendasikan "Beli"?

1. Efek MSCI yang Langsung Terasa

Masuknya PTRO ke dalam indeks MSCI adalah katalis yang sangat kuat. Ini bukan sekadar soal gengsi, melainkan soal potensi aliran dana segar dari para fund manager global yang portofolionya mengacu pada indeks tersebut untuk investasi.

Pasar pun langsung merespon kabar ini dengan sangat antusias. Lonjakan harga 9,01% yang diiringi volume transaksi jumbo menunjukkan bahwa banyak investor, baik ritel maupun institusi, yang langsung memborong saham ini mengantisipasi dampak positifnya.

Analis Henan Putihrai Sekuritas, Tristan Elfan Zulvanian, menilai likuiditas saham ini diperkirakan akan terus meningkat setelah resmi masuk ke dalam indeks. Hal ini menjadikannya lebih menarik di mata para pemain besar di pasar modal.

2. Mesin Uang Baru

Di balik sentimen MSCI, optimisme analis juga didasari oleh fundamental bisnis PTRO yang semakin kokoh. Perusahaan ini baru saja mengamankan deretan kontrak 'sultan' yang akan menjadi 'mesin uang' baru untuk beberapa tahun ke depan.

Dua kontrak terbesar yang menjadi sorotan adalah kontrak jasa tambang selama 10 tahun dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai US$973 juta, dan kontrak overburden removal selama lima tahun dengan BSL senilai Rp3,5 triliun.

Tidak hanya itu, PTRO juga baru saja mengakuisisi HBS Group. Langkah strategis ini bertujuan untuk memperluas layanan tambang dan konstruksinya, bahkan membuka peluang untuk ekspansi ke pasar regional di luar Indonesia di masa mendatang.

3. Paradoks Kinerja

Inilah paradoks yang membuat banyak investor bingung. Laporan keuangan semester I-2025 menunjukkan pendapatan PTRO sebenarnya tumbuh sehat sebesar +10,4% menjadi US$351,1 juta, didorong oleh pertumbuhan di segmen konstruksi dan penambangan.

Namun, laba bersihnya justru tercatat turun -15,6% menjadi hanya US$1,3 juta. 'Biang kerok' dari penurunan laba ini ternyata adalah lonjakan beban bunga dan keuangan, yang membengkak 58,7% menjadi US$21,1 juta.

Ini menunjukkan bahwa penurunan laba bukan disebabkan oleh bisnis inti yang lesu. Tekanan dari biaya pendanaan ini seringkali dipandang oleh para analis sebagai sebuah masalah jangka pendek yang bisa diatasi seiring berjalannya waktu.

4. Siapa di Balik Layar? 

Data broker summary pada perdagangan Jumat (8/8) menunjukkan adanya 'pertarungan' sengit di balik reli harga PTRO. Maybank Sekuritas terpantau menjadi pembeli terdepan dengan memborong 69 ribu lot saham senilai Rp28 miliar.

Aksi borong Maybank ini dilakukan pada harga rata-rata yang sangat tinggi, yaitu Rp3.961 per lembar. Ini mengindikasikan adanya minat beli yang sangat kuat dan keyakinan tinggi dari nasabah broker tersebut terhadap prospek kenaikan harga PTRO.

Sementara itu, di sisi penjual, CGS International menjadi yang paling banyak melakukan aksi lepas saham. Mereka tercatat menjual 71,5 ribu lot senilai Rp27,2 miliar pada harga rata-rata yang lebih rendah, yaitu Rp3.810.

5. Pandangan Analis dan Reaksi Pasar 

Melihat prospek dari deretan kontrak baru dan fundamental yang kuat, para analis tetap sangat optimistis. Henan Putihrai Sekuritas memberikan rekomendasi "Beli" untuk saham PTRO dengan target harga di level Rp4.500.

Pandangan bullish serupa juga datang dari analis Infovesta Kapital Utama, Ekky Topan. Ia melihat adanya potensi penguatan lanjutan jika saham ini mampu bertahan di atas level support kuatnya di Rp3.600, dengan target resistancejangka panjang di Rp5.000.

Namun setelah euforia, pada perdagangan hari ini, Senin, 11 Agustus 2025, saham PTRO terpantau melemah -0,53% ke Rp3.730. Pelemahan ini menandakan adanya aksi ambil untung dan sejalan dengan saran analis untuk melakukan akumulasi bertahap.