
Israel Tembaki 35 Diplomat Asing di Jenin, Apa Motifnya?
- Ketegangan meningkat di Tepi Barat setelah tentara Israel melepaskan tembakan ke arah rombongan diplomat asing yang hendak mengunjungi kamp pengungsi Jenin, Rabu, 21 Mei 2025. Insiden ini memicu kecaman dari sejumlah negara, termasuk Portugal yang langsung memanggil Duta Besar Israel sebagai bentuk protes.
Dunia
TEPI BARAT - Ketegangan meningkat di Tepi Barat setelah tentara Israel melepaskan tembakan ke arah rombongan diplomat asing yang hendak mengunjungi kamp pengungsi Jenin, Rabu, 21 Mei 2025. Insiden ini memicu kecaman dari sejumlah negara, termasuk Portugal yang langsung memanggil Duta Besar Israel sebagai bentuk protes.
Sebanyak 35 diplomat dari berbagai negara, termasuk Mesir, Yordania, Maroko, Portugal, China, Brasil, Turki, Prancis, Inggris, Jepang, serta Uni Eropa, tergabung dalam delegasi yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri Palestina melakukan kunjungan ke Jenin.
Tujuan kunjungan mereka untuk melihat langsung kondisi kemanusiaan di kamp pengungsi Jenin, yang selama ini kerap menjadi sasaran operasi militer Israel. Namun, saat rombongan tiba di pintu masuk kamp bagian timur, tentara Israel melepaskan lima tembakan.
Tidak ada korban luka dalam insiden tersebut, tetapi ketegangan langsung meningkat. Video insiden yang dirilis Kementerian Luar Negeri Palestina melalui platform X menunjukkan momen saat tembakan dilepaskan, disertai suara teriakan panik dari peserta rombongan.
- Terbengkalai, Inilah 60 Blok Migas yang Siap Ditawarkan ke Investor
- Hati-hati, Rekening Dormant Bisa Diblokir! Ini Bahaya dan Cara Reaktivasinya
- Hambat Pertumbuhan, INDEF Dukung Langkah Deregulasi PP 28/2024
"Serangan ini, yang membahayakan nyawa para diplomat, adalah satu lagi bukti pengabaian sistematis Israel terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia," ujar Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina, dilansir Al Jazeera, Kamis, 22 Mei 2025.
Ahmed al-Deek, asisten Menteri Luar Negeri Palestina, menyebut tindakan militer Israel sebagai pelanggaran serius terhadap norma diplomatik internasional. Militer Israel mengakui bahwa pihaknya melepaskan tembakan.
Mereka mengklaim delegasi memasuki zona konflik aktif dan menyimpang dari rute yang telah disetujui sebelumnya. Militer juga menyatakan sedang menyelidiki insiden ini dan telah meminta para perwira di lapangan untuk berkoordinasi lebih lanjut dengan negara-negara terkait.
Komandan Divisi Tepi Barat dijadwalkan akan bertemu para diplomat untuk memberikan penjelasan awal hasil penyelidikan. Militer Israel menyampaikan “penyesalan” atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Reaksi Keras Berbagai Negara
Insiden ini memicu kecaman luas dari berbagai negara. Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Harris, mengaku "terkejut dan terperangah" setelah mengetahui dua diplomat Irlandia yang berbasis di Ramallah ikut dalam rombongan. “Ini sama sekali tidak dapat diterima dan saya mengutuknya dengan keras,” tegasnya, dilansir Al Jazeera.
Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, juga menyampaikan protes serupa. Ia mengatakan Spanyol telah memanggil Duta Besar Israel di Madrid dan menuntut “kejelasan dan akuntabilitas.”
Irlandia dan Spanyol dikenal sebagai dua negara Uni Eropa dengan sikap paling vokal dalam mendukung Palestina dan menuntut diakhirinya agresi Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Pemerintah Italia turut menuntut penjelasan resmi. Kementerian Luar Negeri Italia menyatakan bahwa wakil konsul mereka termasuk dalam delegasi yang menjadi sasaran, dan telah memanggil Duta Besar Israel untuk memberikan keterangan.
- Terbengkalai, Inilah 60 Blok Migas yang Siap Ditawarkan ke Investor
- Hati-hati, Rekening Dormant Bisa Diblokir! Ini Bahaya dan Cara Reaktivasinya
- Hambat Pertumbuhan, INDEF Dukung Langkah Deregulasi PP 28/2024
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menegaskan bahwa melepas tembakan peringatan sekalipun terhadap diplomat adalah tindakan yang tidak dapat diterima.
Ia juga menyatakan bahwa Uni Eropa tengah meninjau kembali perjanjian dagangnya dengan Israel akibat situasi “bencana” di Gaza. Kecaman juga datang dari negara-negara Arab. Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania menyebut insiden tersebut sebagai bentuk agresi yang harus dihentikan.
"Dengan kata-kata yang paling keras … Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab hukum dan moralnya dan memaksa Israel untuk menghentikan agresinya terhadap Gaza dan eskalasinya di Tepi Barat,” ujar Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania.
Mereka menyerukan agar komunitas internasional memikul tanggung jawab moral dan hukum untuk menekan Israel menghentikan kekerasan di Gaza dan eskalasi di Tepi Barat. Senada dengan itu, Arab Saudi melalui Kementerian Luar Negeri juga meminta Dewan Keam