
IPO: Mesin Super di Balik Lonjakan Kekayaan Konglomerat Indonesia
- Dalam kurun waktu kurang dari setahun, kekayaan Prajogo melonjak tajam. Data Forbes Real-Time menunjukkan bahwa pada November 2023, kekayaan bersihnya sempat menyentuh angka US$43,5 hingga US$43,7 miliar. Sebagai perbandingan, tahun sebelumnya ia “hanya” memiliki kekayaan sekitar US$5,1 miliar.
Tren Pasar
JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, pasar saham Indonesia menyuguhkan fenomena luar biasa: ledakan penawaran umum perdana (IPO) yang tidak hanya mencetak sejarah di bursa, tetapi juga menjadi mesin pelipatganda kekayaan para konglomerat.
Dari sektor energi hingga pertambangan, sejumlah taipan Indonesia menyaksikan lonjakan kekayaan pribadi mereka hingga berlipat-lipat, berkat IPO strategis yang dilakukan entitas bisnis mereka.
Bagaimana mekanismenya? Siapa saja yang mencicipi efek domino IPO ini? Mari simak informasi lebih lengkapnya di bawah ini.
- Murah Tapi Bikin Stres, Cerita Pembeli Rumah Subsidi Cicilan Rp1 Jutaan
- 5 Taman Kota di Jakarta yang Cocok untuk Healing Gratis
- 6 Gerakan Yoga untuk Pemula, Bisa Dilakukan di Rumah!
Prajogo Pangestu: Sang Raja IPO dari Barito Group
Nama Prajogo Pangestu tak pernah lepas dari pembicaraan soal lonjakan kekayaan fantastis akibat IPO. Miliarder pendiri Barito Pacific Group ini menjadi contoh paling mencolok bagaimana strategi IPO bisa mendongkrak kekayaan dalam waktu singkat. Barito Pacific membawahi beberapa entitas besar seperti Chandra Asri (TPIA), Barito Renewables Energy (BREN), dan Petrindo Jaya Kreasi (CUAN).
Pada 8 Maret 2023, Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga penawaran perdana sebesar Rp220 per saham. Tak butuh waktu lama, saham CUAN melonjak dramatis hingga mencapai Rp9.825 per saham pada 6 Desember 2023. Ini berarti terjadi kenaikan harga sebesar lebih dari 4.365%, sebuah lonjakan spektakuler yang jarang terlihat dalam sejarah bursa Indonesia.
Kejutan tak berhenti di situ. Oktober 2023, giliran Barito Renewables Energy (BREN) yang mencuri perhatian. Debut dengan harga Rp780 per saham, BREN melesat ke Rp7.200 hanya dalam waktu singkat — mengalami kenaikan sekitar 823%. Bahkan, saham ini sempat beberapa kali mengalami Auto Rejection Atas (ARA), menunjukkan betapa tingginya antusiasme pasar.
Tak heran jika dalam kurun waktu kurang dari setahun, kekayaan Prajogo melonjak tajam. Data Forbes Real-Time menunjukkan bahwa pada November 2023, kekayaan bersihnya sempat menyentuh angka US$43,5 hingga US$43,7 miliar. Sebagai perbandingan, tahun sebelumnya ia “hanya” memiliki kekayaan sekitar US$5,1 miliar. Artinya, dalam waktu kurang dari 12 bulan, nilai kekayaan Prajogo meningkat sekitar delapan kali lipat.
Fenomena ini terjadi karena setelah perusahaan IPO, nilai sahamnya diperdagangkan secara publik. Bila saham tersebut naik tajam dan sang pemilik masih menguasai sebagian besar kepemilikan, maka nilai kekayaan pribadinya akan melonjak seiring kapitalisasi pasar yang meningkat.
Lim Hariyanto: Membesarkan Kekayaan lewat Tambang Nikel
Dari Kalimantan, muncul nama Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, tokoh di balik Harita Group, yang juga berhasil memanfaatkan momentum IPO untuk melipatgandakan kekayaannya. Unit bisnis pertambangan nikel miliknya, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), melakukan IPO pada April 2023 dengan penggalangan dana sekitar US$650–700 juta.
Dalam beberapa bulan setelah IPO, saham NCKL mendapat respons positif dari pasar. Investor global melihat potensi besar dari industri nikel Indonesia, terutama karena nikel merupakan komponen penting dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV). Sentimen ini mendorong valuasi perusahaan melonjak tajam.
Hasilnya terlihat jelas dalam laporan Forbes. Kekayaan Lim Hariyanto meningkat lebih dari empat kali lipat dan mencapai sekitar US$4,8 miliar. Ia pun masuk ke dalam daftar 10 besar orang terkaya di Indonesia — posisi yang sulit dicapai tanpa dorongan signifikan dari kapitalisasi pasar yang terbentuk setelah IPO.
Baca Juga: Dari Tambang ke Tempat Tidur Mewah: Kenapa Konglomerat Gemar Bikin Hotel?
Anthoni Salim: Strategi Besar di Amman Mineral
Tidak hanya pengusaha energi dan nikel, konglomerat veteran seperti Anthoni Salim juga menikmati berkah IPO. Pada Juli 2023, perusahaan tambang tembaga emas Amman Mineral Internasional (AMMN) resmi melantai di bursa. IPO ini berhasil menghimpun dana sekitar US$710 juta, menjadikannya salah satu IPO terbesar di Indonesia tahun itu.
Performa saham AMMN langsung mendapat perhatian karena prospek positif industri pertambangan dan tren harga komoditas global yang sedang tinggi. Hal ini memberi keuntungan ganda: tak hanya suntikan modal segar untuk ekspansi Amman, tetapi juga lonjakan kekayaan bagi Salim Group. Data menunjukkan bahwa IPO AMMN membantu kekayaan keluarga Salim meningkat US$2,8 miliar, dari sebelumnya US$7,5 miliar menjadi sekitar US$10,3 miliar.
Kisah ini menunjukkan bagaimana sektor mining masih menjadi magnet bagi investor, terutama ketika dipadukan dengan strategi IPO yang tepat waktu.
Keluarga Hartono: Diversifikasi ke Dunia Digital
Keluarga Hartono, pemilik Grup Djarum dan bank raksasa BCA, telah lama menduduki puncak daftar orang terkaya Indonesia. Namun, mereka tidak tinggal diam di zona nyaman. Pada November 2022, entitas digital mereka, Global Digital Niaga — yang menaungi platform e-commerce Blibli — resmi IPO dan berhasil meraup dana sekitar Rp8 triliun.
Meski saham Blibli tak melesat setajam CUAN atau BREN, strategi ini tetap penting karena memperlihatkan upaya Hartono bersaudara dalam mendiversifikasi portofolio bisnis mereka. Dengan tambahan dana dari IPO, Blibli bisa mempercepat ekspansi dan meningkatkan valuasinya, yang pada akhirnya turut memperkuat aset kekayaan mereka.
Secara keseluruhan, keluarga Hartono mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya Indonesia dengan kekayaan di kisaran US$25–27 miliar, yang didukung kuat oleh kepemilikan mereka di BCA dan investasi strategis di sektor digital.
- Mengenal Sosok di Balik CHAGEE, Minuman Teh yang Populer
- Akan Tayang di Bioskop Indonesia, Superman 2025 Mengisahkan tentang Seorang Imigran
- Duel Rights Issue Raksasa: WIFI (Hashim) vs TOWR (Djarum), Kamu Ikut Mana?
Mengapa IPO Bisa Jadi Game Changer Kekayaan?
Fenomena IPO sebagai pemacu kekayaan bukan sekadar kebetulan. Ada beberapa mekanisme ekonomi dan pasar yang menjadikan IPO begitu powerful dalam menciptakan kekayaan instan — terutama bagi pemilik mayoritas saham:
- Valuasi Pasar yang Terukur dan Transparan
Sebelum IPO, nilai perusahaan bersifat privat dan tidak bisa diukur secara pasti. Setelah IPO, harga saham di pasar langsung mencerminkan ekspektasi investor. Jika saham melesat, kekayaan pemilik saham mayoritas otomatis melonjak. Inilah yang disebut sebagai “valuasi publik” yang berdampak langsung pada net worth seseorang. - Likuiditas Tinggi dan Modal Segar
IPO membuka pintu bagi investor untuk membeli saham secara terbuka, yang berarti perusahaan juga mendapatkan dana segar untuk ekspansi. Bagi para pemilik awal, saham yang sebelumnya tak bisa dijual kini memiliki nilai tukar riil dan sangat likuid. - Efek Sentimen Positif dari Sektor Strategis
Sektor yang sedang naik daun, seperti energi baru terbarukan, tambang nikel untuk baterai EV, atau digitalisasi, cenderung mendapatkan respon positif dari pasar. Inilah yang mendorong saham-saham seperti BREN, CUAN, atau NCKL melesat, karena investor melihat masa depan yang menjanjikan. - Snowball Effect dalam Kekayaan
Setiap IPO sukses menciptakan “efek bola salju”. Semakin banyak publik yang memercayai nilai suatu perusahaan, semakin tinggi harga sahamnya, semakin besar valuasi perusahaan, dan semakin besar pula kekayaan sang pemilik. Prajogo Pangestu adalah contoh paling nyata dari mekanisme ini.