
IPO CDIA Coba Ulang Pola Sukses BREN dan CUAN
- CDIA siap IPO dengan menggandeng enam sekuritas, termasuk BNI dan Henan Putihrai yang sebelumnya sukses mengawal BREN dan CUAN. Keterlibatan mereka kembali jadi sorotan pasar.
Tren Pasar
JAKARTA – Di balik kesuksesan fenomenal Initial Public Offering (IPO) emiten-emiten milik taipan Prajogo Pangestu, tersimpan pola yang konsisten: peran sentral dari sekuritas-sekuritas pilihan yang kerap dipercaya menangani aksi korporasi besar.
Pola tersebut kembali terlihat dalam rencana penawaran umum perdana saham (IPO) PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), yang akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan prospektusnya, CDIA menggandeng enam sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, yakni BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas, Henan Putihrai Sekuritas, OCBC Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas.
- Populasi Menyusut, Jepang Hadapi Masa Depan Tanpa Generasi Baru
- Properti Masih Menarik, Anak Muda Kelas Menengah Mulai Aktif Beli Rumah
- Biaya Hidup Melonjak, Dompet Anak Muda di Korea Selatan Makin Cekak
Dari jajaran tersebut, sorotan publik tertuju pada BNI Sekuritas dan Henan Putihrai yang sebelumnya sukses mengawal IPO dua emiten Grup Barito lainnya: PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
BNI Sekuritas, bersama OCBC Sekuritas, menjadi motor di balik IPO BREN yang melantai pada 9 Oktober 2023. Penawaran saham dengan harga IPO Rp780 itu disambut antusias oleh pasar dan mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) lebih dari 135 kali. Per 19 Juni 2025, harga saham BREN tercatat mencapai Rp6.050, melonjak sekitar 676% sejak penawaran awal.
Sementara itu, Henan Putihrai bersama BRI Danareksa Sekuritas sukses membawa CUAN ke lantai bursa pada 8 Maret 2023. Saham ditawarkan di harga Rp220 dan mencatatkan oversubscribe hingga 48,85 kali. Kini, CUAN diperdagangkan di level Rp11.600, atau meningkat lebih dari 5.172% dibanding harga IPO.
Melalui IPO ini, CDIA berencana melepas sebanyak-banyaknya 12,5 miliar saham atau 10% dari modal ditempatkan. Harga penawaran ditetapkan di kisaran Rp170–Rp190 per saham, dengan target dana segar sebesar Rp2,1 triliun hingga Rp2,4 triliun. Masa penawaran awal dijadwalkan berlangsung pada 19–24 Juni 2025, sementara pencatatan saham di BEI direncanakan pada 8 Juli 2025.
Bagi pelaku pasar, keterlibatan kembali BNI Sekuritas dan Henan Putihrai dalam konsorsium underwriter CDIA menjadi sinyal penting. Rekam jejak keduanya dalam mengawal IPO BREN dan CUAN, dua aksi korporasi paling mencolok dalam dua tahun terakhir, memberikan alasan bagi investor untuk menaruh ekspektasi tinggi terhadap langkah CDIA.
Meski keberhasilan IPO tetap ditentukan oleh banyak faktor, pola keterlibatan ini memperkuat keyakinan bahwa Grup Prajogo Pangestu tengah mengulang formula yang telah terbukti. Dengan kombinasi emiten yang terafiliasi dan underwriter berpengalaman, pasar melihat potensi CDIA mengikuti jejak sukses pendahulunya.
Tips Membeli Saham IPO
Bagi investor pemula, saham IPO bisa menjadi pintu masuk ke pasar modal. Namun, tidak semua IPO menjanjikan keuntungan cepat. Karena itu, penting membaca prospektus secara menyeluruh—dokumen ini memuat informasi dasar seperti profil perusahaan, tujuan penggunaan dana, risiko usaha, dan pihak underwriter. Semakin transparan isinya, semakin kuat pula dasar keputusan investasi.
Reputasi underwriter juga patut diperhatikan. Sekuritas dengan rekam jejak sukses biasanya lebih andal dalam memilih emiten dan menetapkan harga yang wajar. Kinerja IPO sebelumnya yang mereka tangani bisa menjadi acuan awal, meski tidak bisa dijadikan jaminan mutlak atas hasil di masa mendatang.
Terakhir, sesuaikan strategi dengan tujuan investasi Anda. Jika mengincar cuan cepat, amati potensi oversubscribe dan minat pasar. Namun untuk investasi jangka panjang, fokuskan analisis pada prospek bisnis dan fundamental emiten. Membeli saham IPO sebaiknya didasarkan pada informasi, bukan euforia.