close-up-hand-holding-coin (1).jpg
Fintech

Investor Wajib Tahu! Ini Data Ekonomi AS yang Kerap jadi Acuan di Bitcoin

  • Bitcoin sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi meningkat tajam, nilai dolar AS bisa terdepresiasi, sehingga investor mencari alternatif seperti emas dan Bitcoin. Oleh karena itu, lonjakan CPI sering kali mendorong permintaan terhadap Bitcoin, dengan harapan nilainya akan terlindungi dari penurunan daya beli mata uang fiat.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Bitcoin (BTC) sebagai aset digital yang bersifat terdesentralisasi, pada awalnya dianggap sebagai alternatif yang terpisah dari sistem keuangan tradisional. 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, korelasi antara Bitcoin dan indikator ekonomi makro—terutama yang berasal dari Amerika Serikat (AS)—semakin menguat. 

Investor institusional dan ritel yang berinvestasi di Bitcoin kini tidak hanya memantau perkembangan teknologi blockchain atau sentimen komunitas kripto, melainkan juga mencermati sejumlah indikator ekonomi AS untuk membantu pengambilan keputusan investasi.

Berikut adalah data ekonomi Amerika Serikat yang paling sering dipantau oleh investor Bitcoin:

1. Inflasi (CPI dan PCE)

Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index - CPI)

CPI adalah salah satu indikator utama untuk mengukur inflasi, yaitu laju kenaikan harga barang dan jasa di tingkat konsumen. Data ini diterbitkan setiap bulan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS).

Relevansi terhadap Bitcoin:
Bitcoin sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi meningkat tajam, nilai dolar AS bisa terdepresiasi, sehingga investor mencari alternatif seperti emas dan Bitcoin. Oleh karena itu, lonjakan CPI sering kali mendorong permintaan terhadap Bitcoin, dengan harapan nilainya akan terlindungi dari penurunan daya beli mata uang fiat.

Personal Consumption Expenditures (PCE)

PCE adalah ukuran inflasi favorit Federal Reserve (The Fed). Data ini mencerminkan pengeluaran konsumen atas barang dan jasa, dan digunakan The Fed untuk mengevaluasi apakah target inflasi 2% telah tercapai.

Dampak terhadap Bitcoin:
PCE yang tinggi dapat memicu ekspektasi kenaikan suku bunga, yang cenderung berdampak negatif bagi aset berisiko seperti Bitcoin. Sebaliknya, jika inflasi PCE menurun, sentimen terhadap aset berisiko bisa menguat.

2. Suku Bunga Acuan The Fed (Federal Funds Rate)

Kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh The Fed adalah faktor utama dalam dinamika pasar keuangan global, termasuk pasar kripto.

Mengapa Penting?
Suku bunga tinggi meningkatkan biaya pinjaman dan mendorong investor untuk memindahkan dana ke aset berisiko rendah. Sebaliknya, suku bunga rendah meningkatkan likuiditas dan mendorong investasi di aset berisiko, termasuk saham dan kripto.

Dampak terhadap Bitcoin:

  • Kenaikan suku bunga → potensi tekanan terhadap harga Bitcoin.
  • Penurunan atau jeda kenaikan suku bunga → bisa mendukung reli Bitcoin.

Baca Juga: Danantara Bisa Bantu Perkuat Rupiah Lewat Bitcoin, Begini Penjelasannya

3. Data Tenaga Kerja (Non-Farm Payrolls dan Tingkat Pengangguran)

Non-Farm Payrolls (NFP)

NFP menunjukkan jumlah pekerjaan baru di luar sektor pertanian yang tercipta dalam sebulan. Data ini dirilis setiap bulan oleh BLS dan dianggap sebagai indikator utama kesehatan ekonomi AS.

Relevansi terhadap Bitcoin:
Data NFP yang kuat mengindikasikan ekonomi yang solid, yang bisa mendorong The Fed untuk mempertahankan atau menaikkan suku bunga. Ini berpotensi memberikan tekanan pada Bitcoin. Sebaliknya, jika NFP melemah, pasar mungkin mengantisipasi pelonggaran kebijakan moneter, yang menguntungkan untuk aset berisiko.

Tingkat Pengangguran

Angka ini menunjukkan persentase angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan. Semakin tinggi tingkat pengangguran, semakin besar tekanan terhadap ekonomi.

Pengaruh terhadap Bitcoin:
Tingkat pengangguran yang meningkat bisa mengurangi kepercayaan pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan spekulasi bahwa The Fed akan bersikap lebih dovish—mendorong permintaan terhadap aset alternatif seperti Bitcoin.

4. Pertumbuhan Ekonomi (Produk Domestik Bruto/GDP)

Gross Domestic Product (GDP) adalah indikator utama yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Dampak terhadap Pasar Bitcoin:

  • GDP yang kuat → bisa mendorong ekspektasi pengetatan moneter (negatif untuk Bitcoin).
  • GDP yang lemah → bisa meningkatkan harapan terhadap kebijakan dovish (positif untuk Bitcoin).

Investor kripto mencermati rilis data GDP kuartalan sebagai acuan kekuatan ekonomi AS secara menyeluruh.

5. Indeks Keyakinan Konsumen dan Sentimen Pasar

Consumer Confidence Index (CCI)

Diterbitkan oleh Conference Board, CCI mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam waktu dekat.

University of Michigan Consumer Sentiment Index

Indeks ini juga menjadi tolok ukur persepsi konsumen terhadap ekonomi dan inflasi.

Mengapa Penting untuk Bitcoin?
Konsumen yang percaya diri lebih cenderung mengonsumsi dan berinvestasi, meningkatkan aktivitas ekonomi. Dalam konteks kripto, sentimen konsumen bisa mencerminkan minat terhadap aset alternatif seperti Bitcoin, khususnya jika kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi meningkat.

6. Indeks Dolar AS (DXY)

Indeks DXY mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia (seperti euro, yen, dan pound).

Korelasi dengan Bitcoin:
Bitcoin cenderung bergerak berlawanan dengan dolar. Ketika DXY menguat, Bitcoin sering kali melemah, dan sebaliknya. Dolar yang lemah bisa memicu permintaan terhadap aset alternatif seperti Bitcoin sebagai penyimpan nilai.

7. Data Penjualan Ritel

Data penjualan ritel menunjukkan tingkat konsumsi masyarakat dan sering digunakan untuk menilai kekuatan ekonomi domestik.

Dampak terhadap Bitcoin:
Penurunan penjualan ritel dapat menjadi sinyal pelemahan ekonomi, yang bisa memicu perubahan kebijakan The Fed. Hal ini kemudian berdampak pada pergerakan pasar aset digital.

8. Neraca Keuangan The Fed

The Fed merilis data tentang aset dan kewajiban dalam neraca mingguannya. Ketika neraca diperbesar (quantitative easing), lebih banyak likuiditas masuk ke sistem keuangan.

Pengaruh terhadap Bitcoin:
Ekspansi neraca cenderung mendorong harga aset berisiko naik, termasuk kripto. Sebaliknya, saat The Fed melakukan quantitative tightening, harga Bitcoin sering kali tertekan.

9. Data Perumahan (Housing Starts dan Building Permits)

Sektor properti adalah pilar ekonomi penting di AS. Data terkait konstruksi rumah baru sering dilihat sebagai indikator awal perubahan dalam siklus ekonomi.

Relevansi terhadap Bitcoin:
Meskipun dampaknya tidak sebesar inflasi atau suku bunga, pelambatan sektor properti bisa menjadi sinyal perlambatan ekonomi dan memicu pergeseran dana ke aset alternatif seperti kripto.

10. Indeks Volatilitas (VIX)

Meskipun bukan data ekonomi secara langsung, VIX mengukur volatilitas pasar saham (khususnya S&P 500) dan sering dijuluki “indeks ketakutan.”

Dampak terhadap Bitcoin:
VIX yang tinggi bisa memicu aksi jual di seluruh pasar aset berisiko, termasuk kripto. Namun, dalam beberapa situasi ekstrem, Bitcoin juga bisa dipandang sebagai “safe haven” alternatif, meskipun korelasi ini tidak konsisten.