<p>Karyawan memberikan salam kepada nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia (BRIS) Jakarta Hasanudin, Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021
Bursa Saham

Investor Asing Kembali Melirik BRIS Berkat Kinerja Emas dan Pendapatan Non-Bunga

  • Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, investor asing tercatat aktif melakukan aksi beli bersih saham BRIS dengan total nilai mencapai Rp520 miliar.

Bursa Saham

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Setelah sempat melakukan aksi jual dalam beberapa bulan terakhir, investor asing tampaknya mulai kembali menunjukkan minat pada saham-saham perbankan besar, termasuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Pergerakan terbaru menunjukkan bahwa BRIS menjadi salah satu saham yang paling banyak diburu investor asing, seiring dengan tren pemulihan kepercayaan terhadap sektor perbankan syariah di Indonesia.

Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, investor asing tercatat aktif melakukan aksi beli bersih saham BRIS dengan total nilai mencapai Rp520 miliar. Salah satu sekuritas yang paling banyak digunakan dalam transaksi tersebut adalah Verdhana Sekuritas Indonesia, yang mencatatkan pembelian BRIS senilai Rp267,7 miliar. Selain itu, CGS International Sekuritas juga mencatatkan pembelian senilai Rp162,8 miliar untuk saham yang sama.

Masuknya kembali investor asing ini turut menjadi pendorong penguatan harga saham BRIS di pasar. Dalam sebulan, saham bank syariah terbesar di Indonesia tersebut menguat sekitar 28,11%, dan saat ini diperdagangkan pada kisaran harga Rp2.780 per saham.

Kinerja Keuangan Solid di Kuartal I/2025

Dari sisi fundamental, kinerja keuangan BRIS pada kuartal pertama 2025 menunjukkan pertumbuhan yang positif. Laba bersih perusahaan tercatat naik 10% secara tahunan (yoy), mencapai Rp1,9 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 9% yoy, serta lonjakan pendapatan non-bunga, termasuk biaya dan operasional lainnya yang naik hingga 36,5% yoy.

Analis dari Sinarmas Sekuritas, Ivan Purnama Putera, menyoroti pertumbuhan signifikan dari pendapatan non-bunga tersebut. Dalam laporan risetnya, ia menyatakan bahwa pendapatan berbasis biaya dan operasional lainnya menyumbang sekitar 22% dari total pendapatan operasional BRIS — pertama kalinya melampaui ambang batas 20%.

Segmen Emas Jadi Katalis Pertumbuhan

Ivan menambahkan bahwa peningkatan kontribusi pendapatan non-bunga tersebut didorong oleh penguatan tiga lini bisnis utama, yaitu emas, treasury, dan bancassurance. Dalam hal ini, bisnis emas menjadi pendorong utama, menciptakan katalis pertumbuhan baru bagi BRIS.

“Dengan status barunya sebagai bank bullion, BRIS kini memperluas layanan emas mereka tidak hanya untuk pembiayaan, tapi juga mencakup aktivitas jual-beli serta penitipan emas,” ujarnya dikutip dari hasil risetnya, Kamis, 15 Mei 2025.

Perluasan layanan ini diperkirakan akan memperkuat pendapatan berbasis biaya dan meningkatkan daya saing BRIS di pasar perbankan syariah.

Untuk diketahui, pembiayaan emas BRIS mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan cicilan naik hingga 170% yoy dan produk gadai emas tumbuh 35% yoy. Segmen emas kini menyumbang lebih dari 5% dari total pembiayaan BRIS. 

Baca Juga: Saham ANTM Anjlok Usai Kesepakatan Dagang AS–China, Konsensus Masih Optimistis?

Prospek Cerah, Tapi Risiko Tetap Ada

Dari sudut pandang yang lebih berhati-hati, analis Maybank Sekuritas Jeffrosenberg Chenlim mengingatkan bahwa meskipun prospek pertumbuhan laba BRIS hingga akhir tahun terlihat menjanjikan, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai investor.

Menurutnya, sejumlah faktor eksternal dan internal bisa memengaruhi kinerja BRIS ke depan. Di antaranya adalah rencana divestasi saham BRIS yang berpotensi meningkatkan tingkat kepemilikan publik (free float), perlambatan pertumbuhan ekonomi syariah, hingga risiko memburuknya kualitas pembiayaan.

“Investor tetap harus mencermati perkembangan strategi manajemen dalam menjaga kualitas aset dan menavigasi potensi tekanan dari lingkungan makro,” ujar Jeffrosenberg dalam catatan risetnya.

Optimisme Terhadap Masa Depan BRIS

Secara keseluruhan, pergerakan saham BRIS yang mulai kembali dilirik oleh investor asing menandakan adanya kepercayaan baru terhadap prospek bank syariah ini. Dengan dukungan kinerja keuangan yang solid, pertumbuhan pendapatan non-bunga yang impresif, serta penguatan pada lini bisnis emas, BRIS dipandang memiliki fondasi yang kuat untuk mencetak pertumbuhan lebih lanjut.

Meskipun sejumlah risiko tetap membayangi, arah strategi dan ekspansi layanan yang dilakukan BRIS — terutama sebagai bank bullion pertama di Indonesia — menunjukkan bahwa perusahaan ini berada di jalur yang tepat untuk menjadi salah satu pemain utama di industri perbankan syariah dalam jangka panjang.