
Investasi Nggak Perlu Ribet: Ini Panduan Lengkap Dapat Income Pasif dari Obligasi
- Berhubung jadwal pembayaran kupon sudah tercantum dalam prospektus, investor bisa merencanakan arus kas bulanan atau semesteran. Hal ini menjadikan obligasi cocok sebagai sumber passive income bulanan.
Obligasi
JAKARTA - Berinvestasi obligasi menjadi salah satu cara yang efektif untuk mendapatkan passive income, terutama di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Obligasi menawarkan imbal hasil tetap (“kupon”) yang dibayarkan secara berkala, sehingga investor dapat menikmati arus kas rutin tanpa perlu aktif membeli dan menjual aset dalam jangka waktu pendek. Di Indonesia, beragam jenis obligasi—baik yang diterbitkan oleh pemerintah (Surat Berharga Negara, SBN) maupun korporasi—dapat dibeli secara online melalui berbagai platform.
Apa Itu Obligasi dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Obligasi adalah surat utang jangka menengah hingga panjang yang diterbitkan oleh Pemerintah, korporasi, atau lembaga lain untuk memperoleh pendanaan. Secara sederhana, ketika Anda membeli obligasi, Anda meminjamkan sejumlah dana kepada penerbit (issuer), dan sebagai gantinya penerbit akan membayar bunga (kupon) secara berkala dan mengembalikan nilai pokok (nominal) saat obligasi jatuh tempo.
1. Jenis-Jenis Obligasi
• Obligasi Pemerintah (SBN): Diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Contoh SBN ritel antara lain ORI (Obligasi Negara Ritel), SBR (Savings Bond Ritel), dan SR/ST (Sukuk Ritel/Sukuk Tabungan).
• Obligasi Korporasi: Diterbitkan oleh perusahaan swasta atau BUMN. Imbal hasilnya sering kali lebih tinggi dibanding SBN, namun risiko gagal bayar (default) juga lebih besar.
2. Cara Kerja
1. Penerbitan (Issuance): Obligasi dijual di pasar perdana (initial offering) dengan harga nominal (biasanya Rp1 juta per unit untuk SBN ritel) dan tingkat kupon yang telah ditetapkan.
2. Pembayaran Kupon: Penerbit melakukan pembayaran bunga secara berkala (bulanan, semesteran, atau tahunan), sesuai ketentuan. Misalnya, ORI025 menawarkan kupon tetap sekitar 6,25%–6,40% per tahun yang dibayarkan setiap bulan.
3. Perdagangan di Pasar Sekunder: Setelah diterbitkan, sebagian obligasi—terutama ORI dan SR—dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Harga di pasar sekunder bisa berubah mengikuti suku bunga, permintaan investor, dan faktor ekonomi makro. Jika harga pasar turun, investor bisa mendapatkan yield to maturity (YTM) lebih tinggi saat membeli di bawah nilai nominal.
4. Pelunasan (Maturity): Saat obligasi mencapai jatuh tempo, penerbit wajib mengembalikan nilai pokok obligasi (nominal) kepada investor.
Dengan mekanisme ini, obligasi menjadi instrumen yang relatif aman (untuk SBN, dijamin pemerintah) dan memberikan arus kas tetap.
Obligasi sebagai Passive Income
Passive income dari obligasi berasal dari pembayaran kupon rutin yang diterima oleh pemegang obligasi, baik di pasar perdana maupun pasar sekunder. Beberapa hal penting terkait passive income obligasi:
1. Pembayaran Kupon Tetap
Obligasi ritel seperti ORI dan SR memberikan kupon tetap (fixed rate) yang dijamin oleh Undang-Undang. Contohnya, ORI024 menawarkan kupon 6,10% (tenor 3 tahun) hingga 6,35% (tenor 6 tahun) per tahun, dibayar setiap bulan.
Beberapa jenis SBN seperti SBR dan ST menggunakan kupon floating dengan floor, sehingga kupon dapat naik jika suku bunga acuan Bank Indonesia naik, namun tidak turun di bawah batas (floor) tertentu.
2. Rutin dan Terjadwal
Berhubung jadwal pembayaran kupon sudah tercantum dalam prospektus, investor bisa merencanakan arus kas bulanan atau semesteran. Hal ini menjadikan obligasi cocok sebagai sumber passive income bulanan.
Contoh: Pembelian ORI025 dengan nominal Rp100 juta akan memberikan kupon bulanan sebesar sekitar Rp533.333 (6,40%/12 × Rp 100 juta), sebelum dipotong pajak. Pajak atas penghasilan obligasi hanya 10%, lebih rendah dibanding pajak deposito (20%).
3. Risiko yang Relatif Rendah (untuk SBN)
SBN ritel dijamin penuh oleh pemerintah. Risiko gagal bayar nyaris nihil sehingga cash flow kupon dan pengembalian pokok relatif aman. Pajak yang lebih rendah (10%) juga menambah daya tarik passive income obligasi dibanding deposito (pajak 20%).
4. Pilihan Tenor Beragam
Investor dapat memilih tenor yang sesuai dengan kebutuhan cash flow. ORI tersedia dengan tenor 3 dan 6 tahun, SBR dengan tenor 2–4 tahun, dan SR/ST dengan jangka waktu serupa.
5. Potensi Capital Gain
Selain kupon, investor juga bisa mendapatkan capital gain jika obligasi dijual di pasar sekunder saat harga pasar naik. Namun, modal utama passive income tetap berasal dari kupon.
Dengan karakteristik tersebut, obligasi menjadi pilihan instrumen passive income yang cukup menjanjikan, terutama bagi investor yang mencari arus kas tetap dengan risiko terbatas.
Perbandingan
1. Obligasi Pemerintah vs Deposito
• Imbal Hasil: Rata-rata SBN ritel memberikan kupon 5%–7% per tahun (misalnya ORI025T3 kupon 6,25% dan ORI025T6 kupon 6,40%). Sementara suku bunga deposito bank BUMN rata-rata 3%–4% per tahun.([ANTARA News][7], [Finansialku][8])
• Pajak: Pajak obligasi hanya 10%, sedangkan deposito 20%.
• Likuiditas: Deposito memiliki penalti jika dicairkan sebelum jatuh tempo, sementara ORI/SR dapat dijual di pasar sekunder tanpa penalti khusus (namun harga mengikuti pasar).
2. Obligasi Pemerintah vs Reksa Dana Pendapatan Tetap
Imbal hasil reksa dana pendapatan tetap tergantung kinerja manajer investasi dan komposisi portofolio obligasi. Biasanya berkisar 4%–8% per tahun. Obligasi langsung memberikan kupon tetap yang lebih pasti, namun reksa dana memberikan kemudahan diversifikasi dan likuiditas tinggi.
3. Obligasi Pemerintah vs P2P Lending
P2P lending menawarkan imbal hasil 10%–20% per tahun, tetapi dengan profil risiko gagal bayar yang lebih tinggi. Platform P2P Lending terdaftar di OJK (contoh: Akseleran menawarkan 9,5%–10,5% p.a.; Alami Sharia 13%–17% p.a.; Amartha hingga 22% p.a. Obligasi pemerintah lebih aman, cocok untuk investor risk-averse yang mengejar kestabilan arus kas.
4. Obligasi Pemerintah vs Saham
Saham memberi potensi return lebih tinggi (capital gain dan dividen) namun volatilitas dan risiko lebih besar. Obligasi memberikan return relatif stabil dan risiko lebih rendah.
Secara umum, obligasi pemerintah menawarkan imbal hasil kompetitif dengan risiko minimal dan pajak rendah, sehingga cocok untuk membentuk portofolio passive income yang stabil.
Panduan Cara Membeli Obligasi Secara Online di Indonesia
Di Indonesia, pembelian obligasi dapat dilakukan secara online melalui beberapa kanal, baik melalui aplikasi bank, sekuritas, maupun platform fintech. Umumnya, prosesnya mencakup pembuatan Single Investor Identification (SID) dan rekening efek (jika diperlukan). Berikut panduan per platform beserta brand terpopuler:
1. Aplikasi Perbankan
digibank by DBS
Jenis Obligasi: SBN (ORI, SBR, SR), Obligasi korporasi, dan Obligasi valas di pasar sekunder.
Cara Beli (SBN):
1. Buka rekening digibank by DBS jika belum memiliki.
2. Buat Single Investor Identification (SID) melalui menu “Obligasi” di aplikasi.
3. Registrasi e-SBN setelah menerima konfirmasi email SID.
4. Pilih seri SBN yang diinginkan, masukkan nominal (minimum Rp 1 juta) dan lakukan pembayaran.
5. Setelah settlement, portofolio obligasi akan muncul, dan kupon akan dikreditkan sesuai jadwal.
Keunggulan: Proses registrasi SID dan pembelian di satu aplikasi; lebih dari 70 produk obligasi tersedia di pasar sekunder; kupon bulanan hingga 5,95%.
Livin’ by Mandiri
Jenis Obligasi: SBN (ORI, SBR, SR, ST) perdana dan pasar sekunder.
Cara Beli (SBN):
1. Download dan buka aplikasi Livin’ by Mandiri.
2. Pastikan sudah memiliki SID atau registrasi melalui aplikasi.
3. Pilih menu “SBN”, cek seri yang sedang ditawarkan, dan lengkapi profil risiko.
4. Pesan obligasi sesuai nominal (minimum Rp 1 juta), lakukan transfer ke rekening Mandiri yang tertera.
5. Cek portofolio untuk melihat konfirmasi settlement dan jadwal kupon.
Keunggulan: Proses 100% online 24/7, gratis biaya pembelian dan penjualan, tersedia fitur Early Redemption untuk SBR dan ST tanpa penalti.
SC Mobile (Standard Chartered)
Jenis Obligasi: SBN Ritel (ORI, SBR, SR) perdana.
Cara Beli (SBN):
1. Login ke aplikasi SC Mobile.
2. Pilih menu “SBN Ritel Online”.
3. Pilih seri SBN yang tersedia, isi formulir pemesanan, dan selesaikan pembayaran melalui OTP.
4. Tunggu notifikasi konfirmasi pemesanan dan settlement.
Keunggulan: Bebas dokumen kertas, notifikasi otomatis, proses cepat dan aman.
2. Aplikasi Sekuritas (Online Trading Platforms)
BIONS (BNI Sekuritas)
Jenis Obligasi: SBN Ritel (ORI, SBR, SR) pasar perdana, Obligasi korporasi (pasar sekunder).
Cara Beli (SBN Perdana):
1. Buka rekening efek di BNI Sekuritas dan unduh aplikasi BIONS.
2. Setelah SID aktif, cek seri SBN yang sedang dibuka (contoh ORI024, ORI025, ORI027).
3. Pilih seri, masukkan nominal pembelian (Rp 1 juta kelipatan), dan lakukan pembayaran.
4. Tunggu konfirmasi settlement.
Cara Beli (Pasar Sekunder):
1. Login ke BIONS, pilih menu Obligasi Pasar Sekunder.
2. Filter obligasi berdasarkan seri, jenis (Obligasi Pemerintah, Korporasi), dan nominal minimal Rp 1 juta.
3. Lakukan order buy sesuai harga pasar (current yield akan ditampilkan otomatis).
4. Order settlement dilakukan T+2 hari bursa.
Keunggulan: Gratis biaya broker untuk pembelian SBN ritel, cashback dan promo saat masa penawaran, dukungan fact sheet lengkap.
Mirae Asset Sekuritas & M-STOCK (DBS)
Jenis Obligasi: SBN ritel perdana dan sekunder (ORI, SBR, SR, ST), Obligasi korporasi.
Cara Beli:
1. Unduh aplikasi M-STOCK Online Retail Bond (kerja sama Mirae Asset dan DBS).
2. Registrasi akun dan buat SID (jika belum).
3. Pilih produk SBN yang tersedia dengan nominal mulai Rp 1 juta.
4. Lakukan pembayaran sesuai instruksi. setelah settlement, kupon akan langsung tercatat di aplikasi.
Keunggulan: Antarmuka real-time, seamless, minimal pembelian Rp 1 juta, kupon dibayar bulanan, available SBN valas (dalam USD).
Danareksa Sekuritas (BondOnline)
Jenis Obligasi: Obligasi Pemerintah dan Korporasi pasar sekunder, SBN ritel pasar perdana (melalui e-SBN).
Cara Beli:
1. Buka rekening efek di Danareksa Sekuritas dan unduh aplikasi atau akses web BondOnline.
2. Registrasi SID (jika belum) dan lengkapi data.
3. Untuk SBN perdana, pilih seri dan nominal, lalu bayar sesuai instruksi.
4. Untuk obligasi pasar sekunder, filter seri, lakukan order buy dengan harga pasar.
Keunggulan: Tidak ada minimal pembelian untuk obligasi korporasi dan pemerintah dalam rupiah (Rp1 juta), tersedia analisis pasar dan rekomendasi obligasi.
Mandiri Sekuritas
Jenis Obligasi: SBN (ORI/SBR/SR), Obligasi Korporasi pasar sekunder.
Cara Beli:
1. Buka rekening efek Mandiri Sekuritas (Secured by e-SID dan SID).
2. Login ke aplikasi Mandiri Online Sekuritas (MOST) atau web MTrade Order.
3. Pilih seri SBN perdana di menu SBN Retail, isi nominal pembelian dan lakukan pembayaran.
4. Atau pilih obligasi pasar sekunder pada menu “Obligasi”, filter berdasar seri, dan submit order.
Keunggulan: Koneksi langsung ke e-SBN, notifikasi real-time, analisis kupon dan price chart setiap seri.
BCA Sekuritas
Jenis Obligasi: SBN ritel (pasar perdana), Obligasi valas (INDOIS series), dan Obligasi korporasi (pasar sekunder).
Cara Beli:
1. Buka rekening efek di BCA Sekuritas, unduh aplikasi BCA Sekuritas Mobile atau akses web.
2. Pastikan SID sudah aktif (apabila membeli SBN).
3. Pilih menu “Obligasi”, lalu pilih “Obligasi Pasar Perdana” untuk SBN atau “Obligasi Pasar Sekunder” untuk obligasi lain.
4. Masukkan nominal pembelian (mulai Rp1 juta) dan harga order, konfirmasi pembayaran.
Keunggulan: Akses ke obligasi valas (e.g. INDOIS25, INDOIS26) dengan minimal US$1.000, grafik harga obligasi dan yield yang update harian.
3. Aplikasi Fintech (Marketplace dan Robo-Advisory)
TanamDuit
Jenis Obligasi: SBN ritel (ORI, SBR, SR, ST) perdana melalui mitra distribusi.
Cara Beli (SBN):
1. Unduh dan install aplikasi TanamDuit.
2. Buka akun dengan verifikasi KTP, NPWP, dan data pendukung lain.
3. Buka rekening efek (rekeningsuratberharga) yang terintegrasi dalam aplikasi.
4. Pilih menu “SBN”, lihat daftar seri yang sedang mass offer, klik “Pesan”, masukkan nominal pembelian minimal Rp 1 juta, dan transfer dana.
5. Tunggu notifikasi pembukaan rekening efek dan settlement.
Keunggulan: Antarmuka sederhana, tutorial step-by-step untuk investor pemula, nominal pembelian terjangkau, proses verifikasi kurang dari 1×24 jam.
Bareksa
Jenis Obligasi: SBN (ORI/SBR/SR/ST) perdana dan obligasi korporasi (pasar sekunder) melalui reksa dana pendapatan tetap yang berinvestasi di obligasi. Juga menjual SBN langsung melalui mitra distribusi (platform Bibit bekerja sama dengan Stockbit Sekuritas untuk SBN).
Cara Beli (SBN):
1. Daftar akun di Bareksa dengan verifikasi e-KTP.
2. Buka produk “SBN Ritel” pada tab Marketplace, pilih seri yang tersedia, klik “Beli” (kerja sama dengan Stockbit Sekuritas).
3. Isi nominal pembelian (Rp 1 juta kelipatan), kemudian transfer sesuai instruksi.
4. Notifikasi BPN (Bukti Penerimaan Negara) akan dikirimkan setelah settlement.
Keunggulan: Bisa investasi SBN tanpa membuka rekening efek mandiri; minimal pembelian terjangkau; notifikasi langsung via email/HP.
Bibit.id
Jenis Obligasi: SBN ritel (ORI, SBR, SR, ST) perdana.
Cara Beli:
1. Download aplikasi Bibit, lakukan registrasi, dan verifikasi KYC.
2. Pada halaman utama, klik icon “SBN” untuk melihat seri yang ditawarkan.
3. Pilih ORI/SBR/SR/ST, masukkan nominal (mulai Rp 1 juta), dan selesaikan pembayaran.
4. Bukti Penerimaan Negara (BPN) beserta Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) diterbitkan oleh Stockbit Sekuritas selaku mitra distribusi.
5. Pantau portofolio setiap tanggal 15.
Keunggulan: Proses cepat, integrasi penuh dengan Stockbit Sekuritas; minimal pembelian rendah; notifikasi settlement dan kupon otomatis.
Ajaib
Jenis Obligasi: Beberapa pilihan obligasi korporasi pasar sekunder, serta akses ke SBN ritel via mitra distribusi (misalnya Bibit/Stockbit).
Cara Beli:
1. Daftar dan verifikasi akun Ajaib (KYC e-KTP).
2. Akses menu “Obligasi” → “Marketplace”.
3. Pilih obligasi korporasi yang tersedia, klik “Beli”, masukkan jumlah dan harga, lakukan transfer.
Keunggulan: Tampilan UI/UX intuitif untuk pemula, riset ringkas obligasi korporasi, integrated dengan rekening bank untuk transfer.
- Daftar 9 Drakor Terbaru Tayang Juni 2025, Ada Squid Game 3
- Strategi Dua Mesin BRPT Lambungkan Target Harga Saham ke Level Ini
- Tren Dividen Telkom (TLKM) dalam Satu Dekade, Stabil dan Cenderung Meningkat
Tips Memilih Obligasi dan Platform Online
1. Kenali Profil Risiko dan Tujuan Keuangan
* Jika mencari passive income bulanan dengan risiko minimal, SBN ritel (ORI, SBR, SR) adalah pilihan tepat.
* Untuk yield lebih tinggi, obligasi korporasi bisa dipertimbangkan, namun pahami peringkat kredit (rating) penerbitnya.
2. Perhatikan Tenor dan Jadwal Kupon
* Pilih tenor yang sesuai horizon investasi. Jika membutuhkan arus kas dalam jangka pendek (< 3 tahun), SBR/SR dengan tenor 2–4 tahun bisa dipilih. Untuk hold jangka panjang, ORI 6 tahun atau obligasi korporasi jangka panjang.
* Pastikan Anda mengerti tanggal pembayaran kupon agar bisa merencanakan arus kas.
3. Cek Rating Kredit Penerbit (Untuk Obligasi Korporasi)
* Peringkat kredit (Misalnya AAA, AA, A, BBB) menunjukkan risiko gagal bayar. Semakin rendah rating, imbal hasil biasanya semakin tinggi, namun risiko default juga meningkat.
4. Bandingkan Biaya dan Layanan Platform
* Beberapa bank atau sekuritas membebankan biaya broker untuk transaksi pasar sekunder maupun biaya pendaftaran SID. Pilih platform dengan biaya kompetitif (misalnya BIONS vs Mandiri Sekuritas vs Danareksa).
* Fintech seperti TanamDuit atau Bibit seringkali menarik fee nol untuk pembelian SBN perdana, tetapi kemungkinan terbatas pada periode penawaran.
5. Perhatikan Kemudahan Registrasi dan Verifikasi
Jika Anda belum memiliki SID atau rekening efek, pilih platform yang memudahkan proses pembuatan SID (e-SID otomatis, KYC digital, dan notifikasi cepat).
Beberapa aplikasi memungkinkan investor baru membuka SID tanpa perlu datang ke kantor cabang, misalnya digibank by DBS, TanamDuit, dan Bibit.
6. Pantau Kondisi Pasar dan Produk Baru
Jadwal penawaran SBN ritel (“e-SBN”) biasanya diumumkan tiap tahun oleh Kementerian Keuangan. Contohnya, ORI027 mulai pada 27 Januari 2025 dengan kupon 6,65%–6,75%. Lokasi mitra distribusi mencakup 26 bank dan sekuritas, termasuk Bareksa, Bibit, dan TanamDuit.