
Info Saham Hari Ini: IHSG Dibayangi Koreksi, Cermati Peluang BBNI, BFIN dan ASII
- Prediksi IHSG hari ini, 3 Juli 2025: Indeks rawan melanjutkan koreksi imbas sentimen domestik dan data NFP AS. Namun, masih ada peluang dengan mencermati saham BBNI, BFIN dan ASII.
Tren Pasar
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan kembali tertekan pada perdagangan hari ini, Kamis, 3 Juli 2025. Proyeksi ini menyusul penutupan kemarin yang terkoreksi 0,49% ke level 6.881, di tengah sinyal teknikal yang mengindikasikan tekanan jual belum berakhir.
Sejumlah sentimen menjadi pemberat laju indeks, mulai dari faktor domestik hingga kewaspadaan pasar terhadap rilis data ekonomi Amerika Serikat. Baik MNC Sekuritas maupun Phintraco Sekuritas pun kompak menyoroti potensi koreksi lanjutan yang perlu diwaspadai oleh para investor.
MNC Sekuritas melihat IHSG dalam fase korektif yang membuka peluang penguatan terbatas ke 6.992-7.050. Analisis Elliott Wave mereka menyimpulkan posisi IHSG saat ini sedang "berada pada bagian dari wave (b) dari wave [b]," tulis riset tersebut pada Kamis, 3 Juli 2025.
Baca Juga: Info Saham Hari Ini: IHSG di Fase Korektif, Cermati Peluang MBMA hingga SMDR
Tim analis juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi koreksi yang lebih dalam jika support gagal bertahan. Investor diimbau untuk "waspadai akan label merah dimana IHSG akan menguji 6,582-6.721," tegas riset MNC Sekuritas.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas juga memprediksi IHSG akan melanjutkan koreksi untuk menguji support di 6.800-6.850. Proyeksi ini didukung oleh sinyal teknikal, dimana riset mereka menyebutkan "indikator Stochastic RSI dan MACD mengindikasikan potensi pelemahan lanjutan," jelasnya.
Pelemahan ini juga didorong faktor fundamental domestik. Menurut Phintraco, sentimen tersebut antara lain realisasi APBN di bawah target, asumsi perlambatan ekonomi, serta maraknya penawaran saham perdana (IPO) yang menyerap likuiditas dari pasar sekunder.
Baca Juga: Info Saham Hari Ini: IHSG Rawan Profit Taking, Cermati BBNI dan PANI
Dari sisi eksternal, sentimen utama datang dari sikap antisipasi pasar terhadap rilis data ekonomi AS. Data seperti Non-Farm Payrolls (NFP) akan menjadi petunjuk penting mengenai kondisi pasar tenaga kerja yang dapat memengaruhi kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
Rekomendasi Saham
Di tengah proyeksi pasar yang volatil, MNC Sekuritas merilis empat rekomendasi saham dengan strategi trading jangka pendek.
Pertama, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mendapat rekomendasi Buy on Weakness. Investor dapat mempertimbangkan area beli di kisaran Rp3.810-Rp3.980, dengan target harga dipatok pada level Rp4.210 dan Rp4.390, serta stoploss di bawah Rp3.770.
Selanjutnya, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) direkomendasikan Buy on Weakness pada rentang harga Rp770-Rp785. Target harga untuk saham ini berada pada level Rp825 dan Rp860, dengan penerapan manajemen risiko dan stoploss ketat di bawah level Rp750.
Emiten energi, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), juga masuk dalam daftar. Rekomendasi Buy on Weakness diberikan pada rentang beli Rp302-Rp322, dengan target harga yang dipatok pada level Rp360 dan Rp394. Stoploss disarankan di bawah level Rp288.
Terakhir, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) direkomendasikan Speculative Buy di area Rp1.300-Rp1.350. Target harga ditetapkan pada level Rp1.460 dan Rp1.505, dengan penerapan stoploss ketat sebagai manajemen risiko di bawah level Rp1.265.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham-saham lain yang diprediksi berpotensi bersinar. Saham-saham yang menjadi pilihan tersebut adalah MAPI, ASII, HMSP, AMRT, dan BSDE, yang dapat menjadi alternatif bagi investor di tengah koreksi indeks.