
Indonesia Jadi Kekuatan Media Sosial Dunia, Peringkat 5 Global
- Indonesia menempati posisi kelima pengguna media sosial terbanyak di dunia menurut laporan We Are Social. Simak tren, platform dominan, hingga tantangan digital ke depan.
Tren Global
JAKARTA, TRENASIA.ID - Laporan data agensi kreatif global asal Inggris yang berbasis pada media sosial dan pemasaran, We Are Social, Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama dalam lanskap media sosial global. Dengan jumlah pengguna aktif mencapai 143 juta jiwa, atau sekitar 50,2% dari total populasi, Indonesia kini menempati peringkat kelima dunia, tepat di bawah China, India, Amerika Serikat, dan Brasil.
Angka ini menempatkan Indonesia hanya satu tingkat di bawah Brasil dan menunjukkan betapa signifikan peran negara ini dalam membentuk arus informasi dan budaya digital di kawasan Asia Tenggara.
We Are Social juga mencatat pertumbuhan pengguna media sosial Indonesia sebesar 2,9% sejak 2024 mencerminkan dinamika digital yang sangat aktif, meski sedikit di bawah rata-rata global sebesar 4,1%.
Pertumbuhan pengguna media sosial Indonesia yang stabil juga memperlihatkan bahwa pasar digital masih terus berkembang dan belum mencapai titik jenuh.
Baca juga : YouTube Perketat Aturan, Konten Jiplak Tak Dapat Cuan
Dominasi Platform Media Sosial
Dominasi media sosial di Indonesia tercermin dalam pemilihan platform yang paling banyak digunakan. Menurut laporan We Are Social, WhatsApp menduduki posisi teratas dengan tingkat penggunaan mencapai 91,7% di kalangan pengguna internet dewasa, menegaskan perannya sebagai tulang punggung komunikasi digital.
Instagram mengikuti dengan 84,6%, menjadi saluran utama berbagi konten visual dan belanja daring. Sementara itu, Facebook masih bertahan dengan 83% meski mengalami penurunan engagement.
Di sisi lain, TikTok terus mencuri perhatian dengan tingkat penetrasi 77,4%, terutama di kalangan generasi muda. Telegram juga menempati posisi signifikan sebagai alternatif aplikasi pesan instan dengan tingkat penggunaan 61,6%. Meski tidak termasuk dalam survei utama, data lain menunjukkan YouTube memiliki basis pengguna setara 142 juta, memperkuat posisi konten video dalam ekosistem digital Indonesia.
Intensitas Penggunaan
We Are Social melaporkan, bahwa masyarakat Indonesia tercatat sebagai pengguna internet paling aktif di Asia Tenggara, dengan rata-rata waktu penggunaan harian mencapai 7 jam 22 menit. Angka ini jauh di atas rata-rata global sebesar 2,5 jam.
TikTok menjadi aplikasi dengan durasi penggunaan tertinggi, di mana pengguna Indonesia menghabiskan waktu hingga 34 jam 15 menit per bulan, menjadikannya platform dengan tingkat keterlibatan paling intensif di tanah air.
Baca juga : Anak Terpapar Konten Aneh, Alarm Bahaya Buat Orang Tua Muda
Perilaku Pengguna & Motivasi
Terdapat beragam motivasi yang mendorong masyarakat Indonesia untuk menggunakan media sosial. Alasan utama meliputi menjaga hubungan sosial dengan keluarga dan teman (60,5%), mengisi waktu luang (57,5%), serta mencari inspirasi belanja dan produk (51%).
Selain itu, 50% pengguna menyatakan menggunakan media sosial untuk melihat tren viral, dan 41,8% menggunakannya untuk membaca berita. Pola ini menandakan bahwa media sosial telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai sumber hiburan, edukasi, maupun ekonomi.
Tren Khusus 2025
Laporan Digital 2025 juga menggarisbawahi beberapa tren utama yang akan mendominasi lanskap digital Indonesia ke depan. Pertama adalah social commerce, di mana sebanyak 38,1% pengguna menemukan produk melalui media sosial, didorong oleh fitur seperti TikTok Shop dan Instagram Shopping.
Kedua, terjadi pergeseran pola pencarian, terutama di kalangan pengguna muda berusia 16–24 tahun, yang lebih memilih mencari produk di TikTok atau Instagram daripada menggunakan mesin pencari seperti Google.
Ketiga, ada dinamika dalam jangkauan iklan digital, di mana jangkauan iklan TikTok mengalami penurunan 30% di Indonesia, sementara jangkauan iklan Instagram justru meningkat sebesar 5%, mencerminkan pergeseran strategi pemasaran digital di antara brand.
Baca juga : YouTube Perketat Aturan, Konten Jiplak Tak Dapat Cuan
Infrastruktur Digital Pendukung
Pertumbuhan konsumsi media sosial di Indonesia turut didukung oleh infrastruktur digital yang terus berkembang. Saat ini, terdapat 212 juta pengguna internet atau 74,6% dari total populasi, meningkat 8,7% sejak tahun sebelumnya.
Kecepatan internet juga mencatat perbaikan, dengan kecepatan rata-rata seluler mencapai 29,06 Mbps dan 32,05 Mbps untuk jaringan tetap (fixed broadband). Selain itu, Indonesia memiliki 356 juta koneksi seluler aktif, setara dengan 125% populasi, didorong oleh penggunaan eSIM dan kebutuhan konektivitas ganda di era digital saat ini.
Meski angka penetrasi digital terus meningkat, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan serius. Sekitar 72,2 juta orang, atau 25,4% dari populasi, masih belum terhubung ke internet, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil.
Selain itu, muncul kekhawatiran terkait kesehatan mental, terutama di kalangan anak muda usia 16–34 tahun, yang mengaku mengalami dampak negatif akibat konsumsi media sosial yang pasif dan berlebihan.
Baca juga : Anak Terpapar Konten Aneh, Alarm Bahaya Buat Orang Tua Muda
Di sisi lain, brand dan pelaku industri digital juga menghadapi tantangan berupa penurunan engagement di platform lama seperti Facebook dan Instagram, yang mendorong pergeseran ke model konten interaktif seperti live shopping dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Indonesia kini berdiri sebagai salah satu pasar media sosial paling menjanjikan di dunia, dengan karakteristik yang khas dan dinamis. Dominasi platform video dan pesan instan, tingginya intensitas penggunaan, serta berkembangnya tren social commerce menjadikan Indonesia sebagai target utama bagi para pelaku industri digital global.
Namun, besarnya potensi ini juga harus diimbangi dengan kebijakan yang melindungi masyarakat, mempersempit kesenjangan digital, dan mendorong penggunaan media sosial yang sehat dan produktif.