hulu-migas-by-fahrudin-efendi.jpg
Tren Global

Indonesia Borong Produk AS Rp544 Triliun, Berikut Rinciannya

  • Pemerintah Indonesia dilaporkan sepakat untuk memborong berbagai produk strategis dari Amerika Serikat dengan nilai mencapai Rp544 triliun.

Tren Global

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Pemerintah Indonesia dilaporkan sepakat untuk memborong berbagai produk strategis dari Amerika Serikat dengan nilai mencapai Rp544 triliun. Pembelian besar-besaran tersebut menjadi langkah lanjutan setelah kesepakatan perdagangan timbal balik (Agreement on Reciprocal Trade) antara kedua negara, yang diumumkan melalui laman resmi Gedung Putih. 

Kesepakatan tersebut menandai babak baru dalam hubungan perdagangan Indonesia-AS dengan fokus pada penghapusan hambatan tarif, peningkatan investasi, dan penguatan rantai pasok global.

Belanja Jumbo Pesawat, Kilang Minyak, dan Energi

Komponen utama pembelian berasal dari sektor penerbangan, di mana Indonesia telah memesan 50 unit pesawat Boeing dengan nilai US$14,4 miliar atau sekitar Rp234,7 triliun (kurs Rp16.300 per US$). 

Selain itu, Danantara akan menggandeng perusahaan energi asal AS, KBR Inc, untuk proyek pembangunan 17 kilang minyak modular di Indonesia dengan nilai kontrak mencapai US$8 miliar, atau setara Rp130,4 triliun.

Tak hanya itu, sektor energi juga mendapat gelontoran dana tak kalah besar. Pemerintah Indonesia menandatangani kontrak pembelian LPG, minyak mentah, dan bensin dengan total nilai US$8,5 miliar (sekitar Rp138,85 triliun). 

Baca juga:

Dari sektor pangan dan pertanian, Indonesia mengamankan pasokan kedelai, gandum, dan kapas dengan kontrak senilai US$4,5 miliar (Rp73,35 triliun). 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pembelian ini merupakan strategi untuk memanfaatkan keuntungan dari penurunan tarif AS terhadap barang Indonesia dari 32% menjadi 19% sesuai Perintah Eksekutif  nomor 14257/2025. 

Menurutnya, penurunan tarif akan mendorong relokasi industri regional ke Indonesia, meningkatkan daya saing ekspor, dan berpotensi menambah 0,5% pertumbuhan PDB nasional dalam jangka menengah.

Apple dan General Electric Untung Besar

Apple dan General Electric (GE) menjadi dua perusahaan Amerika Serikat yang diperkirakan akan mendapat keuntungan signifikan dari kesepakatan perdagangan timbal balik antara Indonesia dan AS. 

Salah satu poin penting dalam kesepakatan tersebut adalah pelonggaran aturan konten lokal Indonesia untuk produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta perangkat medis. 

Aturan ini sebelumnya menjadi hambatan utama bagi masuknya produk-produk unggulan dari AS ke pasar Indonesia, karena mewajibkan sebagian besar komponen atau proses produksi dilakukan di dalam negeri. 

Dengan relaksasi aturan ini, Apple dan GE kini bisa mengekspor produk mereka ke Indonesia tanpa harus membangun pabrik lokal atau melakukan proses perakitan di dalam negeri.

Selain pelonggaran aturan konten lokal, tarif masuk sebesar 0% untuk produk-produk asal AS juga memberi dorongan besar bagi daya saing Apple dan GE. 

Baca juga:

Sebelumnya, tingginya tarif impor membuat produk AS sulit bersaing dengan barang serupa dari negara lain yang lebih murah. Dengan tarif 0%, perangkat elektronik Apple seperti iPhone, MacBook, hingga perangkat wearable akan lebih terjangkau di pasar Indonesia. 

GE pun mendapat angin segar untuk mengekspor perangkat berteknologi tinggi dan sistem energi pintar tanpa terkendala bea masuk yang memberatkan. 

Kebijakan ini menjadi titik balik penting, mengingat pada tahun sebelumnya Apple sempat mengalami hambatan serius ketika iPhone 16 dilarang dijual di Indonesia akibat tak memenuhi syarat konten lokal. Larangan itu baru dicabut setelah Apple mengumumkan rencana investasi senilai lebih dari US$300 juta di Indonesia.