<p>Emiten pertambangan batu bara milik konglomerat Sudwikatmono PT Indika Energy Tbk (INDY) saat RUPST 2018 / Foto: Dok. Indika Energy</p>
Korporasi

Indika Milik Konglomerat Sudwikatmono Akuisisi Tambang Emas Australia, Saham INDY Malah Jeblok

  • Indika membayar sekira 58,81 juta dolar Australia untuk transaksi tersebut. Jika dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs Rp10.954 per dolar Australia, maka Indika merogoh kocek Rp644,25 miliar.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Emiten pertambangan milik konglomerat Sudwikatmono PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan penandatanganan suatu Scheme Implementation Deed untuk mengambil alih perusahaan tambang emas yang tercatat di bursa saham Australia, Nusantara Resources Limited (NUS) melalui mekanisme Scheme of Arrangement pada Minggu, 27 Juni 2021.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Indika Energy akan membayar 0,35 dolar Australia per lembar untuk 168.041.107 saham yang belum dimiliki oleh perseroan, termasuk saham-saham yang akan diterbitkan pada saat pelaksanaan hak.

Artinya, Indika membayar sekira 58,81 juta dolar Australia untuk transaksi tersebut. Jika dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs Rp10.954 per dolar Australia, maka Indika merogoh kocek Rp644,25 miliar.

“Transaksi ini merupakan langkah strategis perseroan untuk menambah kepemilikan di NUS sebagai salah satu strategi diversifikasi perseroan,” tulis manajemen, dikutip Selasa, 29 Juni 2021.

Rencana Transaksi ini tunduk pada pemenuhan persyaratan, antara lain persetujuan pemegang saham NUS pada rapat umum pemegang saham yang direncanakan untuk diselenggarakan pada bulan September tahun 2021.

Kemudian, persetujuan pengadilan di Australia dan pemenuhan kondisi-kondisi lainnya dalam dokumen-dokumen sehubungan dengan rencana transaksi. Sehubungan dengan rencana transaksi tersebut, NUS juga telah melakukan keterbukaan informasi di Australia Securities Exchange.

Setelah adanya pengumuman tersebut, para pelaku pasar justru menanggapinya dengan negatif. Harga Saham INDY terkoreksi hingga 2,25% ke level harga Rp1.305 per lembar pada akhir perdagangan Senin, 28 Juni 2021. (SKO)