
IHSG Lagi Tinggi, Saatnya Serok atau Tunggu? Pahami 5 Hal Biar Enggak Salah
- IHSG terbang tinggi berkat sentimen positif dari The Fed & BI. Sebelum ikut euforia, pelajari 5 hal penting ini agar investasimu cuan dan tidak terjebak FOMO.
Tren Pasar
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan senyum lebar di sesi I perdagangan hari ini. Bursa saham domestik berhasil 'ngebut', ditutup menanjak signifikan sebesar 83,32 poin atau 1,16% dan parkir dengan gagah di level 7.275,3 pada Kamis, 17 Juli 2025.
Penguatan tajam ini didorong oleh kombinasi sentimen positif yang datang serentak, baik dari panggung global maupun dari dalam negeri. Ibarat mesin, pasar modal kita mendapatkan suntikan 'bensin' dari berbagai sumber yang membuatnya melaju kencang dan penuh tenaga.
Lalu, sentimen apa saja yang menjadi pendorong utama di balik pesta pora di bursa hari ini? Mengacu pada riset Pilarmas Investindo Sekuritas, ada lima faktor kunci yang perlu diketahui oleh para investor.
- Drakor S Line, Ketika Garis Merah Membongkar Semua Aib Tersembunyi
- Tarif Impor Turun, APINDO: Industri Padat Karya Dapat Angin Segar
- Dua Wajah Gen Z: Dari Jeruji ke Aksi
1. Drama The Fed Mereda, Pasar Global Tenang
'Bensin' utama dari luar negeri datang dari Amerika Serikat. Pasar global yang sebelumnya sempat cemas, kini bisa bernapas lega setelah Presiden AS Donald Trump secara tegas membantah rumor akan memecat Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menjaga independensi bank sentral.
Kabar ini langsung disambut positif karena meredakan kekhawatiran investor global. Stabilitas di bank sentral paling berpengaruh di dunia ini menjadi fondasi penting yang menopang kenaikan bursa saham di berbagai negara, termasuk di Asia dan tentunya di Indonesia.
2. Efek Manis dari Turunnya Suku Bunga BI
Dari dalam negeri, IHSG masih merasakan 'efek manis' dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan. Menurut Pilarmas, kebijakan ini dinilai sangat tepat waktu dan menjadi sinyal positif yang kuat bagi para pelaku pasar.
Langkah BI ini dipandang sebagai kebijakan yang sangat pro-pertumbuhan. “Pasar memandang keputusan tersebut merupakan kebijakan yang akomodatif di saat inflasi terkendali dan stabilitas nilai rupiah yang terjaga dan juga sebagai upaya BI untuk memperkuat fungsi intermediasi,” papar Pilarmas dalam risetnya pada Kamis, 17 Juli 2025.
3. Update Terbaru dari Panggung Dagang Global
Meskipun drama The Fed mereda, investor tetap waspada terhadap perkembangan perang dagang. “Di sisi lain pasar tampaknya terus melakukan pantau perkembangan tarif dagang global yang sedang berlangsung,” tulis Pilarmas dalam risetnya, menyoroti dinamika yang masih berjalan.
Terbaru, Trump berencana mengirim tarif seragam ke 150 negara kecil. Namun, sikapnya pada China melunak untuk mengamankan kesepakatan dagang, mengalihkan fokus dari retorika keras ke perjanjian pembelian cepat yang disambut cukup positif oleh pasar saham.
4. Cerita di Balik Saham-Saham yang 'Ngebut'
Jika dibedah, cerita di balik para 'juara' sesi I ini cukup beragam. Saham PTPS menjadi pusat perhatian dengan kenaikan 21,28% yang diiringi volume transaksi super tinggi, menunjukkan minat beli yang sangat agresif dari para pelaku pasar.
Lain cerita dengan saham MERI yang berhasil menyentuh Auto Reject Atas (ARA) dengan kenaikan 25%. Ditutup di harga tertinggi dengan volume aktif, saham ini menunjukkan euforia pasar yang kuat, namun investor perlu waspada apakah tren ini akan berlanjut.
Sementara itu, kenaikan 8,64% pada saham RELI terlihat kurang meyakinkan karena volume perdagangannya sangat rendah. Adanya tekanan jual menjelang penutupan sesi mengindikasikan antusiasme pasar yang tidak sebesar dua saham lainnya, sehingga perlu dicermati lebih lanjut.
5. Lalu, Investor Ritel Harus Bagaimana?
Bagi investor ritel, kondisi pasar yang sedang 'pesta pora' ini tentu menggembirakan. Namun, penting untuk tetap tenang dan tidak terbawa euforia berlebihan. Ingatlah bahwa penguatan ini sangat dipengaruhi oleh sentimen sesaat yang bisa berubah dengan cepat.
Manfaatkan momentum positif ini untuk fokus pada saham-saham berkualitas dengan fundamental yang kokoh. Hindari mengejar saham-saham yang naik liar tanpa alasan jelas. Saham dari sektor yang diuntungkan kebijakan BI, seperti keuangan dan konsumer, bisa menjadi pilihan menarik.
Sebelum melakukan pembelian, buatlah rencana trading yang disiplin. Tentukan di harga berapa Anda akan mengambil keuntungan (take profit) dan di level mana Anda akan membatasi kerugian (stop-loss). Disiplin pada rencana adalah kunci untuk mengamankan profit di pasar fluktuatif.