
Hiii Ngeri, Tengkorak Orang Terkasih Dipamerkan di Bolivia
- Orang Bolivia di kota dataran tinggi La Paz merayakan Day of Skulls atau Hari Tengkorak selama akhir pekan, memamerkan tulang belulang orang terkasih yang dihiasi dengan bunga, rambut palsu, dan kacamata – dan hampir semuanya memiliki rokok menyala dari hidung.
Dunia
LA PAZ – Orang Bolivia di kota dataran tinggi La Paz merayakan Day of Skulls atau Hari Tengkorak selama akhir pekan, memamerkan tulang belulang orang terkasih yang dihiasi dengan bunga, rambut palsu, dan kacamata – dan hampir semuanya memiliki rokok menyala dari hidung.
Tradisi dengan tengkorak berwarna-warni, yang dikenal sebagai “natitas”, berasal dari kepercayaan adat kuno yang dimaksudkan untuk membawa keberuntungan dan perlindungan dengan menghormati mereka yang telah mati.
Tengkorak-tengkorak didekorasi dan diarak ke kuburan seminggu setelah All Saints Day / Hari Raya Semua Orang Kudus. Perayaan ini dipercaya berakar pada tradisi Uru Chipaya yang memotong jasad orang yang dicintai pada peringatan satu tahun kematian mereka.
- RI-UEA Teken MoU, Siap-Siap Ekspor Perhiasan Emas ke Dubai Tembus Rp2,5 Triliun
- Mulai Desember 2021 Bank DBS Indonesia Bebankan Biaya Transfer Rp2.500
- Tokoh Ulama Dukung Permendikbudristek PPKS Penting Cegah Kekerasan Seksual
“Mereka sangat ajaib. Mereka adalah jiwa-jiwa tersayang. Mereka memenuhi keajaiban, semua yang Anda minta pada mereka,” kata Melvi Mariscal, seorang penganut ritual itu, di sebuah pemakaman di kota Andean.
“Mereka membantu Anda belajar, mereka membantu dalam pekerjaan, dalam kesehatan. Mereka selalu melindungi dan memberi sedikit bantuan.”
Tengkorak-tengkorak itu dikelilingi lilin dan daun koka, yang dikunyah oleh penduduk negara itu untuk energi, dihias dengan bunga warna-warni, rambut palsu, kacamata, topi Andean, dan bahkan ada sebuah tengkorak yang didandani menyerupai Grim Reaper, personifikasi dari kematian.
Orang-orang di pemakaman mengenang orang orang tercinta dan meminta perlindungan dan pertolongan untuk tahun depan. Beberapa membawa tengkorak dalam kotak yang diberi dekorasi.
“Saya berbicara dengannya ketika kami sakit, orang-orang di keluarga, saya memintanya untuk menyembuhkan kami dan ia mengabulkannya,” terang Sofia Irusta, sambil memegang tengkorak dengan dua batang rokok, rambut palsu berwarna cokelat, dan mahkota dari bunga. “Segala yang saya minta pasti terkabulkan. Itulah yang saya suka dari tengkorak saya.”