<p>Harmoko (kiri) bersama Wakil Presiden Try Sutrisno dan Presiden Soeharto / Reuters</p>
Nasional

Harmoko Wafat, Mantan Menteri Penerangan yang Minta Soeharto Lengser

  • Mantan Menteri Penerangan era Presiden Soeharto, Harmoko, meninggal dunia pada usia 82 tahun.

Nasional

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Mantan Menteri Penerangan era Presiden Soeharto, Harmoko, meninggal dunia pada usia 82 tahun.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan duka mendalam atas wafatnya mantan menteri penerangan era Soeharto, Harmoko bin Asmoprawiro. Harmoko meninggal di RSPAD pukul 20.22 WIB pada Minggu, 4 Juli 2021 setelah menjalani perawatan di intensif.

“Saya atas nama Ketua Umum Partai Golkar dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan duka mendalam dan rasa kehilangan atas wafatnya kader terbaik Golkar dan Indonesia, Bapak Harmoko bin Asmoprawiro, pada hari ini di RSPAD Gatot Soebroto,” tutur Airlangga dalam keterangan resmi, Minggu, 4 Juli 2021.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menyampaikan mewakili pihak keluarga besar Partai Golkar memohon doa dan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.

“Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan diberi tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin,” tegasnya.

Profil Harmoko

Harmoko adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru. Harmoko juga pernah menjadi Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie.

Harmoko pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.

Pada permulaan tahun 1960-an, setelah lulus dari SMA, ia bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka.

Pada tahun 1964 ia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965.

Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, ia menerbitkan harian Pos Kota.

Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.

Harmoko pun dinilai berhasil memengaruhi hasil pemilihan umum (Pemilu) melalui apa yang disebut sebagai “Safari Ramadhan”.

Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah “Temu Kader”. Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-7.

Namun dua bulan kemudian Harmoko pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan. (SKO)